Petani Muda Sukoharjo Sulap Lahan Tandus jadi Hijau, Zilenial Jateng Jembatan Emas Ketahanan Pangan
Janu sendiri tak hanya bertani, tetapi juga beternak, sembari membangun komunitas yang kuat.
Penulis: Hanang Yuwono | Editor: Rifatun Nadhiroh
Gubernur menegaskan bahwa sektor pertanian bukan lagi ruang kerja yang identik dengan cara-cara lama. Anak muda bisa menciptakan banyak hal baru, mulai dari budidaya bibit unggul, pertanian yang tidak bergantung pada pestisida, hingga pemanfaatan teknologi modern seperti smart farming, hidroponik, atau pertanian presisi.
“Anak-anak muda yang bisa menciptakan kreativitas, kemudian produk unggulan. Nanti programnya bisa dari kita,” tambahnya.
Di hadapan para bupati dan wali kota, Gubernur Luthfi menegaskan bahwa pembangunan Jawa Tengah harus memiliki satu nafas kebersamaan. Ia meminta kepala daerah tidak lagi mengajukan proyek yang monoton, terutama soal infrastruktur, yang telah menjadi fokus pada tahun 2025.
Mulai 2026, pembangunan diarahkan pada swasembada pangan, sebuah langkah strategis yang membutuhkan kesinambungan dari pusat hingga daerah.
“Dari infrastruktur meningkat menjadi swasembada pangan. Ini perlu keberlanjutan,” tegasnya.
Luthfi juga meminta pimpinan daerah lebih disiplin dalam menjaga agar jalur hijau atau kawasan pertanian tidak berubah fungsi. Produktivitas pangan disebutnya sangat bergantung pada kestabilan lahan.
“Yang sudah tercetak jalur hijau, jangan diubah. Harus tetap jalur hijau. Minta tolong diawasi, jangan ada perubahan atau pengurangan lahan hijau di Jawa Tengah,” katanya.
Ia bahkan mengaku sudah menitipkan pesan khusus kepada Menteri ATR/BPN agar turut mengawal perlindungan lahan hijau di wilayahnya.
Dorongan Gubernur kepada generasi muda untuk masuk ke sektor pertanian sejalan dengan salah satu program strategisnya: Kartu Zilenial, yang menyasar warga Jawa Tengah berusia 16–30 tahun.
Luthfi mengatakan bahwa generasi milenial dan Z merupakan kekuatan besar yang harus diberdayakan.
“Generasi milenial dan Z di Jateng ini jumlahnya hampir 56 persen. Mereka ini tulang punggung membangun Jateng. Maka itu, ada program Kartu Zilenial,” ungkapnya.
Program tersebut dirancang untuk memberikan akses pendidikan, pelatihan, dan pemberdayaan, termasuk di bidang pertanian dan ekonomi kreatif. Dengan dorongan dan fasilitas yang tepat, generasi muda diharapkan mampu menghasilkan inovasi, mengembangkan produk unggulan, dan menciptakan generasi petani baru yang adaptif terhadap perubahan zaman.
Gagasan besar Gubernur Luthfi bukan hanya mempersiapkan Jateng sebagai lumbung pangan 2026, tetapi juga membangun fondasi jangka panjang: menjadikan pertanian sebagai sektor yang menarik, modern, dan berkelanjutan bagi anak muda.
Kartu Zilenial, Jembatan Emas Menuju Ketahanan Pangan
Untuk informasi, program Kartu Zilenial merupakan program kampanye Ahmad Luthfi-Gus Yasin saat Pilgub 2024 lalu. Program ini menyasar anak muda dengan KTP Jawa Tengah yang berusia maksimal 30 tahun sebagai syarat mendapatkan kartu.
Kartu Zilenial adalah kartu sakti yang menjadi akses bagi anak muda Jawa Tengah untuk mendapat berbagai macam pelatihan hingga modal usaha. Melalui kartu ini, anak muda bisa ikut pelatihan, kursus sertifikasi, dan tak kalah penting mendapatkan subsidi atau akses modal. Ini krusial untuk petani muda yang sedang merintis.
| HUT ke-80 PGRI, Bupati Etik Suryani Puji Perjuangan dan Pengabdian Para Guru di Sukoharjo |
|
|---|
| Update Pembangunan Gedung Perpustakaan Daerah Sukoharjo, Bupati Etik Bagikan Kabar Gembira |
|
|---|
| Pemprov Jateng Mantapkan APBD 2026 : Prioritas Swasembada Pangan dan Peningkatan Layanan Publik |
|
|---|
| Gubernur Ahmad Luthfi Puji Kecanggihan RS Kardiologi Emirates-Indonesia yang Diresmikan Presiden |
|
|---|
| Pemprov Jateng Hadirkan 8.563 Posbankum dan Raih Rekor MURI, Kini Warga Kian Mudah Dapat Akses Hukum |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/solo/foto/bank/originals/Janu-Hari-menunjukkan-alpukat-hasil-produksinya.jpg)