Aksi Solidaritas Ojol
Miris! Sopir Ambulans yang Dihajar Polisi saat Evakuasi Pendemo di Solo Kini Alami Pembengkakan Otak
Saat melakukan proses evakuasi, Indra justru ditarik dan dihajar oleh seorang oknum polisi. Padahal Indra sudah menjelaskan bagian dari relawan medis
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Relawan medis yang dihajar polisi saat kerusuhan di sekitar Perempatan Gladak, Indra Mahardika mengalami pembengkakan otak.
Indra dipukul saat kerusuhan yang dipicu aksi solidaritas pengemudi ojek online yang dilindas kendaraan taktis Brimob, Jumat (29/8/2025).
Meski begitu, Ketua Perkumpulan Driver Ambulance Solo Raya (Pedas) Dwi Ardiyan mengungkapkan saat ini kondisi korban telah membaik.
“Pembengkakan memang ada. Untuk hasil yang kedua pengecekan besok. Enggak (perlu operasi). Cuma obat. Kalau dilihat perkembangan membaik. Cuma ada hasil kedua saat kontrol,” jelas Dwi, saat dihubungi, Selasa (2/9/2025)
Kejadian ini bermula saat Indra mengevakuasi korban di Jalan Slamet Riyadi.
Sejumlah massa aksi memang mengalami sesak hingga pingsan akibat gas air mata yang ditembakkan.
Saat melakukan proses evakuasi, Indra justru ditarik dan dihajar oleh seorang oknum polisi.
Padahal Indra sudah menjelaskan bahwa ia merupakan bagian dari relawan medis.
Sejumlah relawan pengemudi ambulans sempat mendatangi Mapolresta Solo dan melaporkan kejadian ini sesaat setelah peristiwa ini terjadi.
Pihaknya sempat akan menekan pihak kepolisian dengan mendatangkan massa yang lebih besar jika tidak ada progress signifikan.
Baca juga: Kronologi Sopir Ambulans Dihajar Polisi saat Evakuasi Pendemo di Solo, Padahal Sudah Teriak Medis
Namun, ternyata menurutnya Polresta Solo sudah memberi perhatian pada kasus ini.
Saat ini Propam Polresta Surakarta telah melakukan pemanggilan saksi-saksi hingga pendalaman.
“Ini kan teman-teman minta waktu ternyata kepolisian aktif. Melakukan pengembangan propam memanggil saksi-saksi ya sudah kita tunggu,” jelas Dwi.
Selain itu, Wali Kota Solo Respati Ardi dan Wakil Wali Kota Solo Astrid Widayani ikut mengawal aksi ini. Dwi pun mengapresiasi atas respon ini.
“Kalau ternyata kasusnya tidak ada titik terang teman-teman seperti itu. Ini memang diredam Pak Wakapolresta aktif dikawal. Mas Wali, Bu Wawali ikut mengawal. Teman-teman difasilitasi. Jadi diikuti perkembangannya saja,” tutur Dwi.
Baca juga: Mau Evakuasi Korban Gas Air Mata di Slamet Riyadi Solo, Pengemudi Ambulans Malah Dihajar Polisi
Sebelumnya, ribuan pengemudi ojek online (ojol) di Kota Solo menggelar aksi solidaritas atas meninggalnya rekan mereka, Affan Kurniawan, yang tewas setelah dilindas mobil rantis milik Brimob pada Kamis (28/8/2025) di Jakarta.
Aksi dimulai pukul 13.00 WIB, saat para driver ojol berkumpul di Plaza Stadion Manahan Solo.
Affan Kurniawan adalah seorang pengemudi ojek online (ojol) berusia 21 tahun yang meninggal dunia pada Kamis malam, 28 Agustus 2025, setelah dilindas kendaraan taktis (rantis) milik Brimob di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat.
Saat itu, Affan sedang mengantar pesanan makanan dan tidak terlibat dalam aksi demonstrasi yang berlangsung di sekitar Gedung DPR RI.
Ketika kericuhan terjadi dan aparat mulai membubarkan massa, sebuah kendaraan barracuda melaju cepat di tengah kerumunan dan menabrak dua pengemudi ojol—Affan dan Moh Umar Amarudin.
Affan tewas di tempat, sementara Umar mengalami luka serius.
| Pasca Gedung Sekretariat Dibakar saat Ricuh, DPRD Solo Kini Lapor Polisi, Apa Saja yang Dilaporkan? |
|
|---|
| Sempat Gantung Tanpa Kejelasan, Perbaikan Gedung DPRD Solo Bakal Dimodali Kementerian PU |
|
|---|
| WhatsApp Jadi Alat Koordinasi, Terbongkar Peran Admin Grup Anarkis Perusak Fasum Slamet Riyadi Solo |
|
|---|
| Terorganisir Lewat Grup WA, 17 Pelaku Perusak Fasum Slamet Riyadi Solo Punya Peran Masing-Masing |
|
|---|
| Terungkap, Pelaku Perusak Fasum Slamet Riyadi Solo Gabung Grup WhatsApp yang Baru Dibuat Jelang Aksi |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.