Fakta Menarik Tentang Solo
Menilik Perbedaan Keris Solo dan Keris Yogyakarta, Meski Serupa Tapi Ternyata Tak Sama
Meski telah berjalan di jalannya masing-masing, kedua kerajaan itu tetap mempertahankan nilai-nilai luhur dan adat Jawa
Penulis: Tribun Network | Editor: Rifatun Nadhiroh
TRIBUNSOLO.COM - Meskipun hanya dipisahkan oleh jarak yang tak seberapa, Yogyakarta dan Surakarta (Solo) memiliki napas kebudayaan yang serupa.
Keduanya tumbuh dari batang sejarah yang sama Kerajaan Mataram Islam yang menjadi sumber berbagai tradisi Jawa hingga kini.
Sejarah mencatat, setelah terjadinya Perjanjian Giyanti pada tahun 1755, Mataram Islam resmi terbagi dua: Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta.
Meski telah berjalan di jalannya masing-masing, kedua kerajaan itu tetap mempertahankan nilai-nilai luhur dan adat Jawa dalam kehidupan masyarakatnya.
Baca juga: Di Balik Museum Keris Brojobuwono Karanganyar : Ada Kisah Basuki Teguh Yuwono Menjaga Pusaka Bangsa
Kesamaan keduanya tampak jelas pada ragam kesenian tradisional: mulai dari keris, wayang, gamelan, hingga busana adat.
Namun, di balik kemiripan itu tersimpan detail perbedaan yang memperkaya identitas masing-masing wilayah.
Berikut ini adalah salah satu contoh menarik dari perbedaan tersebut:
Keris: Simbol Kehormatan yang Berbeda Wujud
Bagi kebanyakan orang, keris mungkin tampak seragam bilahnya ramping, panjangnya seukuran lengan, dengan sarung khas Jawa.
Namun bagi masyarakat Jawa sendiri, keris memiliki makna yang lebih dalam.
Ia bukan sekadar senjata, melainkan lambang kehormatan, status sosial, sekaligus pelengkap busana adat.
Di wilayah Solo, keris dikategorikan sebagai Tosan Aji, pusaka berharga yang terdiri atas 28 bagian anatomi.
Baca juga: Padepokan dan Museum Keris Brojobuwono di Karanganyar: Simpan Lebih dari 700 Keris, Masuknya Gratis!
Adapun di Yogyakarta, keris tetap memiliki makna spiritual dan simbolis yang kuat, tetapi wujud fisiknya berbeda dalam beberapa detail.
Perbedaan paling mencolok terletak pada ukiran Jalen di bagian Gadik serta Warangka (wadah keris).
Warangka keris Yogyakarta cenderung memiliki pangkal yang lebih tumpul, sementara milik Solo tampak lebih ramping dan lancip.
(*)
Sejarah Masjid Ar Riyadh Pasar Kliwon Solo, Titik Pertemuan Tradisi Islam dan Budaya Arab |
![]() |
---|
Asal-usul Kawasan Ngarsopuro yang Ikonik di Kota Solo, Ternyata Namanya Bermakna Jalan Menuju Pura |
![]() |
---|
Sejarah Pesarean Nayu/Astana Oetara di Solo, Peristirahatan Terakhir Adipati Pura Mangkunegaran |
![]() |
---|
Sejarah Ponten Mangkunegaran di Kestalan : Jejak Awal Budaya Hidup Bersih di Solo |
![]() |
---|
Kenapa Solo Tidak Berstatus Daerah Istimewa Surakarta Seperti Yogyakarta? Begini Sejarahnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.