Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Fakta Menarik Tentang Solo

Menilik Perbedaan Keris Solo dan Keris Yogyakarta, Meski Serupa Tapi Ternyata Tak Sama

Meski telah berjalan di jalannya masing-masing, kedua kerajaan itu tetap mempertahankan nilai-nilai luhur dan adat Jawa

Penulis: Tribun Network | Editor: Rifatun Nadhiroh
TRIBUNSOLO.COM/Ma
MUSEUM DI KARANGANYAR - Koleksi keris di Padepokan dan Museum Keris Brojobuwono di RT 001 RW 003, Dusun/Desa Wonosari, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. 

TRIBUNSOLO.COM - Meskipun hanya dipisahkan oleh jarak yang tak seberapa, Yogyakarta dan Surakarta (Solo) memiliki napas kebudayaan yang serupa.

Keduanya tumbuh dari batang sejarah yang sama Kerajaan Mataram Islam yang menjadi sumber berbagai tradisi Jawa hingga kini.

Sejarah mencatat, setelah terjadinya Perjanjian Giyanti pada tahun 1755, Mataram Islam resmi terbagi dua: Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta.

Meski telah berjalan di jalannya masing-masing, kedua kerajaan itu tetap mempertahankan nilai-nilai luhur dan adat Jawa dalam kehidupan masyarakatnya.

Baca juga: Di Balik Museum Keris Brojobuwono Karanganyar : Ada Kisah Basuki Teguh Yuwono Menjaga Pusaka Bangsa

Kesamaan keduanya tampak jelas pada ragam kesenian tradisional: mulai dari keris, wayang, gamelan, hingga busana adat.

Namun, di balik kemiripan itu tersimpan detail perbedaan yang memperkaya identitas masing-masing wilayah.

Berikut ini adalah salah satu contoh menarik dari perbedaan tersebut:

Keris: Simbol Kehormatan yang Berbeda Wujud

Bagi kebanyakan orang, keris mungkin tampak seragam bilahnya ramping, panjangnya seukuran lengan, dengan sarung khas Jawa.

Namun bagi masyarakat Jawa sendiri, keris memiliki makna yang lebih dalam.

Ia bukan sekadar senjata, melainkan lambang kehormatan, status sosial, sekaligus pelengkap busana adat.

Di wilayah Solo, keris dikategorikan sebagai Tosan Aji, pusaka berharga yang terdiri atas 28 bagian anatomi.

Baca juga: Padepokan dan Museum Keris Brojobuwono di Karanganyar: Simpan Lebih dari 700 Keris, Masuknya Gratis!

Adapun di Yogyakarta, keris tetap memiliki makna spiritual dan simbolis yang kuat, tetapi wujud fisiknya berbeda dalam beberapa detail.

Perbedaan paling mencolok terletak pada ukiran Jalen di bagian Gadik serta Warangka (wadah keris).

Warangka keris Yogyakarta cenderung memiliki pangkal yang lebih tumpul, sementara milik Solo tampak lebih ramping dan lancip.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved