Sejarah Kuliner Legendaris
Sejarah Sosis Solo, Kisah Gulungan Lembut yang Lahir dari Akulturasi Dapur Eropa dan Jawa
Sosis Solo, begitu mendengar namanya, tentu beranggapan makanan ini berbentuk silinder daging giling padat yang dipanggang hingga beraroma gurih.
Penulis: Tribun Network | Editor: Naufal Hanif Putra Aji
“Ditilik dari kacamata ekologi budaya, telur adalah unsur yang tersedia melimpah di tanah Jawa dan cukup diakrabi masyarakat pribumi,” jelas Heri.
Maka diciptakanlah sosis versi Jawa ini, daging berbumbu manis-gurih yang digulung dalam lembaran telur tipis. Membuatnya butuh keahlian khusus jika sedikit saja tergesa, kulitnya akan robek dan gulungannya gagal sempurna.
Berbeda dengan sosis Eropa yang disantap bersama roti, Sosis Solo justru hadir sebagai camilan ringan atau hidangan khas hajatan.
Ia bukan hanya sekadar makanan, tapi simbol manis pertemuan budaya, ketika lidah Jawa mencoba memahami rasa Eropa, lalu menciptakan kelezatannya sendiri.
Kini, setiap gigitan Sosis Solo tak sekadar menyajikan rasa gurih nan lembut, tetapi juga sepotong sejarah tentang bagaimana kreativitas dan adaptasi menjadikan kuliner sebagai bahasa persahabatan lintas budaya.
Sementara itu, laman id.wikipedia.org mencatat bahwa Sosis Solo merupakan hasil adopsi dari sosis ala Belanda pada masa penjajahan, yang kemudian diolah ulang dengan sentuhan bumbu dan gaya lokal khas masyarakat Kota Solo.
Konon, ada kisah menarik di balik kemunculannya. Beberapa sumber menyebut, Paku Buwono X, Raja Kasunanan Surakarta yang terkenal gemar kuliner, kemudian yang pertama kali meracik dan mengubah resep sosis Eropa agar lebih cocok dengan selera Jawa.
Namun, versi lain mengatakan bahwa Sosis Solo lahir dari rasa penasaran masyarakat yang ingin mencicipi makanan favorit para meneer dan noni Belanda, tetapi dengan bahan yang lebih sederhana dan mudah dijangkau.
Meski berasal dari adaptasi kuliner luar negeri, rasa dan tampilan Sosis Solo justru memiliki identitas yang kuat.
Balutan kulit telur yang lembut, isian daging berbumbu rempah, serta aroma gurih yang menggoda menjadikannya berbeda dari sosis di tempat lain, sebuah perpaduan rasa Timur dan Barat yang berpadu manis di satu gigitan.
Di balik sejarahnya yang ada beberapa versi tersebut, hingga kini kuliner ini masih terus bertahan di hati masyarakat Solo dan sekitarnya.
Sosis Solo masih selalu menjadi pilihan untuk hidangan khas hajatan hingga pernikahan, atau hanya untuk camilan sehari-hari.
Rekomendasi Beli Sosis Solo
1.Sosis Bedug

Sosis Bedug ini terletak di Jalan Pengging-Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Sejarah Tempat Makan 'HIK' di Solo Raya, Apa Bedanya dengan Angkringan? |
![]() |
---|
Sejarah Nasi Jemblung : Kuliner Legendaris Favorit Raja Pakubuwono X yang Kini Mulai Langka di Solo |
![]() |
---|
Sejarah Bakmi Jowo Mbah Mangoen, Rekomendasi Kuliner Enak di Solo dengan Nuansa Tempo Dulu |
![]() |
---|
Sejarah Cabuk Rambak, Kuliner Legendaris dari Kreatifitas Warga Solo Manfaatkan Bahan Sederhana |
![]() |
---|
Sejarah Tempe Gembus, Kuliner Legendaris Solo Raya yang Pernah jadi Penyelamat saat Krisis Pangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.