Sejarah di Kota Solo
Serupa tapi Tak Sama, Ini Lho Perbedaan Batik Solo dan Batik Jogja, Bisa Terlihat dari Motifnya
Keduanya sama-sama memiliki sejarah panjang, filosofi mendalam, serta corak khas yang mencerminkan karakter budaya masing-masing.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, SOLO – Batik merupakan salah satu warisan budaya Nusantara yang mendunia.
Dua daerah yang dikenal sebagai pusat batik terbesar di Indonesia adalah Solo (Surakarta) dan Yogyakarta.
Keduanya sama-sama memiliki sejarah panjang, filosofi mendalam, serta corak khas yang mencerminkan karakter budaya masing-masing.
Baca juga: Menilik Perbedaan Keris Solo dan Keris Yogyakarta, Meski Serupa Tapi Ternyata Tak Sama
Namun, meskipun sekilas terlihat mirip, batik Solo dan batik Jogja ternyata memiliki perbedaan yang cukup menonjol.
Sejarah yang Berakar dari Satu Kerajaan
Asal-usul batik Solo dan Jogja tidak dapat dipisahkan dari sejarah Kerajaan Mataram Islam.
Setelah terjadinya Perjanjian Giyanti pada tahun 1755, kerajaan tersebut terbagi menjadi dua: Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
Dari sinilah kemudian berkembang dua gaya batik yang memiliki ruh dan ciri tersendiri.
Meski sama-sama lahir dari satu akar budaya, perbedaan nilai dan pandangan hidup masyarakat di kedua wilayah membuat motif, warna, hingga ornamen batik Solo dan Jogja mengalami perkembangan berbeda.
Baca juga: Kenapa Solo Dijuluki Kota Liwet? Ini Sejarahnya Kuliner Tradisional Bisa jadi Ikon yang Terkenal
1. Warna Dasar Kain
Perbedaan paling mencolok terlihat dari warna dasar kain batik.
- Batik Jogja biasanya menggunakan warna dasar putih terang, melambangkan kesucian, ketenangan hati, dan sifat memaafkan.
- Batik Solo, sebaliknya, memiliki warna dasar lebih gelap seperti cokelat sogan atau kecokelatan tua. Warna ini mencerminkan kesederhanaan, kerendahan hati, serta sikap tidak menyombongkan diri.
Batik Solo dikenal hangat dengan nuansa bumi, sedangkan batik Jogja tampil tegas dan bersih.
Baca juga: Ada Jaladara dan Bathara Kresna, Kenapa Nama Kereta di Solo Diambil dari Pewayangan? Ini Sejarahnya
2. Motif dan Arah Pola
Motif batik Jogja dan Solo sama-sama mengandung nilai filosofi, namun memiliki gaya berbeda:
- Batik Jogja cenderung memiliki motif besar, geometris, dan tegas, seperti pola ceplok, kawung, parang, atau bintang. Arah motifnya biasanya dari kanan atas ke kiri bawah, melambangkan ketegasan dan keberanian.
- Batik Solo justru memiliki motif kecil dan halus, seperti Sidomukti atau Sidoasih, dengan arah pola dari kiri atas ke kanan bawah. Detailnya lembut, mencerminkan keindahan dan keluwesan.
Motif batik Jogja tampak maskulin dan tegas, sementara batik Solo menonjolkan kelembutan serta keindahan detailnya.
3. Ornamen dan Hiasan
Keduanya sama-sama kaya ornamen, tetapi penerapannya berbeda.
- Batik Jogja memiliki ornamen yang lebih sederhana dan rapi.
- Batik Solo menampilkan ornamen lebih beragam dan mewah, bahkan sering dihiasi prodo (hiasan warna emas) untuk menambah kesan agung.
Prodo pada batik Solo biasanya hanya dibubuhkan di garis luar motif, sedangkan pada batik Jogja bisa terdapat hampir di seluruh bagian corak.
Baca juga: Kenapa RSUD Ir Soekarno Sukoharjo Familiar Disebut DKR? Begini Sejarahnya, Bermula Tahun 1960
4. Corak Garis dan Kesan Visual
Jika diamati lebih dekat, corak garis pada batik Jogja dan Solo juga berbeda:
- Batik Jogja memiliki garis corak tebal dan kuat, menggambarkan keberanian dan ketegasan karakter masyarakat Yogyakarta.
- Batik Solo menggunakan garis lebih tipis dan lembut, menonjolkan kesantunan serta keindahan yang halus.
Kesan visual inilah yang membuat batik Solo tampak elegan dan lembut, sementara batik Jogja terasa gagah dan berwibawa.
5. Ragam Hias dan Filosofi
Di samping itu, batik Solo cenderung menggabungkan ragam hias geometris-non geometris-geometris dengan ukuran kecil.
Sedangkan batik Jogja lebih banyak menggunakan ragam hias geometris besar dengan pola yang tegas.
Contohnya pada motif Sidomukti, di mana versi Jogja lebih menyerupai motif semen (semi alami), sementara versi Solo berbentuk wajikan atau kotak-kotak kecil.
6. Filosofi dan Kesan Umum
Batik Jogja menonjolkan nilai-nilai kemuliaan, ketegasan, dan kekuatan moral, tercermin dari warna cerah dan corak besar.
Sedangkan batik Solo menghadirkan kesan kedamaian, kelembutan, dan keindahan sederhana, tercermin dari warna sogan dan detail halusnya.
Keduanya sama-sama memuat pesan kehidupan dan sifat manusia dalam filosofi Jawa: tata krama, keselarasan, dan keseimbangan antara lahir dan batin.
(*)
| Asal-usul Banjarsari, Kecamatan yang jadi Pusat Aktivitas Ekonomi dan Wisata di Kota Solo |
|
|---|
| Dari Benteng hingga Kauman, Kenapa Solo dan Jogja Punya Banyak Kemiripan? Inilah Asal-usulnya |
|
|---|
| Kenapa Solo Dijuluki 'Kota Liwet'? Ini Sejarahnya Kuliner Tradisional Bisa jadi Ikon yang Terkenal |
|
|---|
| Ada Jaladara dan Bathara Kresna, Kenapa Nama Kereta di Solo Diambil dari Pewayangan? Ini Sejarahnya |
|
|---|
| Asal-usul Kampung Kauman di Solo, Kawasan Ikonik yang Punya Banyak Warisan Religi |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.