Raja Keraton Solo Meninggal Dunia
HARAPAN di Balik Wafatnya Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII : Tak Ada Dualisme dan Perebutan Tahta
Keluarga besar Keraton Kasunanan Surakarta memiliki harapan di balik wafatnya Raja Keraton Solo, Sinuhun Pakubuwono XIII.
Penulis: Anang Maruf Bagus Yuniar | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Ringkasan Berita:
- Keluarga besar Keraton Kasunanan Surakarta berharap tak ada dualisme atau perebutan tahta pasca wafatnya Sinuhun Pakubuwono XIII, demi menjaga marwah dan kelestarian keraton.
- Gusti Nino menegaskan penentuan raja penerus akan mengikuti aturan adat (angger-angger), di mana calon raja berasal dari anak permaisuri.
- GKR Timoer Rumbai berharap keluarga tetap rukun dan satu suara dalam menentukan pengganti tahta PB XIII.
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anang Ma'ruf
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO – Keluarga besar Keraton Kasunanan Surakarta memiliki harapan di balik wafatnya Raja Keraton Solo, Sinuhun Pakubuwono XIII.
Harapan utama mereka sederhana: tidak ada lagi dualisme, tidak ada perebutan tahta seperti yang pernah terjadi di masa lalu.
Wafatnya PB XIII memang menimbulkan pertanyaan besar: siapa yang akan meneruskan tahta sebagai Pakubuwono XIV.
Namun di tengah suasana duka, keluarga berharap tidak ada perpecahan.
Adik mendiang PB XIII, KGPH Suryo Wicaksono atau Gusti Nino, menegaskan agar proses penentuan raja penerus bisa dilakukan dengan musyawarah dan menjunjung marwah keraton.
“Mudah-mudahan tidak ada dualisme lagi. Semua bisa dimusyawarahkan dengan baik demi menjaga marwah dan kelestarian Keraton Kasunanan Surakarta,” ujar Gusti Nino, Minggu (2/11/2025).
Putri mendiang PB XIII, GKR Timoer Rumbai, juga menyuarakan pesan serupa.
Ia berharap seluruh keluarga besar dapat rukun dan satu suara dalam menentukan pemimpin baru.
“Semoga rukun seperti yang sudah didawuhkan Sinuhun. Apa yang beliau dawuhkan terlaksana. Karena ada dua putra laki-laki jadi saya berharap semua satu suara dan saling mendukung. Mana yang akan memimpin yang lainnya juga akan memimpin. Itu harapan saya,” kata GKR Timoer.
Di sisi lain, Gusti Nino menambahkan, penentuan raja penerus akan mengikuti angger-angger, atau aturan adat internal keraton, yang berlaku secara turun-temurun.
Baca juga: TATA CARA Masyarakat Beri Penghormatan Terakhir bagi Raja Keraton Solo PB XIII : Berbusana Jawa
Calon raja biasanya berasal dari anak laki-laki hasil perkawinan resmi dengan permaisuri.
“Secara adat turun-temurun, penggantinya itu mengikuti aturan internal kerajaan atau angger-angger-nya. Biasanya berasal dari istri yang sudah diangkat menjadi permaisuri,” jelasnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa PB XIII memiliki empat istri dan semuanya dikaruniai anak laki-laki.
Multiangle
TribunBreakingNews
Breaking News
Solo
Raja Keraton Solo
Pakubuwono XIII
PB XIII
GKR Timoer Rumbai
KGPH Suryo Wicaksono
| Raja Keraton Solo PB XIII Wafat, Tedjowulan Akan Dilibatkan dalam Pembahasan Penerus Takhta |
|
|---|
| Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII Wafat: Jokowi dan Gibran Tak Melayat Bersama |
|
|---|
| TATA CARA Masyarakat Beri Penghormatan Terakhir bagi Raja Keraton Solo PB XIII : Berbusana Jawa |
|
|---|
| Raja Solo PB XIII Wafat, Wapres Gibran Pesan Jaga Suasana Damai dan Sejuk |
|
|---|
| Momen Jokowi Ikut Salat Jenazah Sinuhun PB XIII di Keraton Solo, Ungkap Duka Cita Mendalam |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.