Fakta Menarik di Solo

Kenapa Keraton Solo Punya 2 Alun-alun? Ternyata Alkid dan Alun-alun Lor Punya Fungsi Berbeda

Keraton Surakarta yang didirikan oleh Pakubuwono II pada 1744 memang memiliki banyak kemiripan dengan Keraton Yogyakarta.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM
WISATA SOLO - Dua ekor kerbau Kiai Slamet di Alun-Alun Kidul Keraton Kasunanan Surakarta, difoto Senin (9/10/2017). Beginilah dua perbedaan alun-alun milik Keraton Solo. 
Ringkasan Berita:
  • Keraton Surakarta memiliki dua alun-alun, Lor (Utara) dan Kidul (Selatan), yang menjadi simbol penting dalam budaya dan kehidupan masyarakat Solo.
  • Alun-alun Lor berfungsi sebagai pusat kegiatan resmi kerajaan, sementara Alun-alun Kidul menjadi area internal untuk ritual dan kini ruang publik warga.
  • Secara filosofi, Lor melambangkan kehidupan dunia, sedangkan Kidul melambangkan akhir kehidupan dalam kosmologi Jawa.

 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau Keraton Solo tidak hanya dikenal karena sejarah dan budayanya yang kental, tetapi juga karena tata ruangnya yang sarat makna.

Ya, Keraton Solo memiliki dua alun-alun yang mengapit keraton.

Yakni Alun-alun Lor (Utara) dan Alun-alun Kidul (Selatan), keduanya saat ini menjadi simbol penting dalam kehidupan masyarakat Solo, baik dari sisi fungsi, filosofi, maupun sosial budaya.

Baca juga: GKR Timoer Tegaskan KGPAA Hamengkunagoro Sebagai Satu-Satunya Pewaris Tahta Keraton Surakarta

Keraton Surakarta yang didirikan oleh Pakubuwono II pada 1744 memang memiliki banyak kemiripan dengan Keraton Yogyakarta.

Keduanya sama-sama memiliki dua alun-alun yang menjadi pusat interaksi antara raja dan rakyat.

Namun, meski serupa secara bentuk dan tata ruang, Alun-alun Lor dan Kidul memiliki fungsi serta makna yang berbeda.

Kawasan Alun-alun Utara Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
IKON SOLO - Kawasan Alun-alun Utara Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. (TribunSolo.com / Andreas Chris)

Fungsi dan Lokasi

Alun-alun Lor berada di sisi utara keraton, menjadi gerbang utama menuju istana melalui Gapura Gladag yang megah.

Kawasan ini menjadi pusat kegiatan resmi dan seremonial kerajaan.

Di sekitarnya berdiri bangunan penting seperti Masjid Agung, Pasar Klewer, dan Beteng Trade Center.

Pada masa lalu, tempat ini juga digunakan untuk latihan prajurit dan penyambutan tamu kerajaan.

Baca juga: Mengenal Sejarah dan Fungsi Samir, Selempang yang Wajib Dikenakan Pengunjung Saat Masuk Keraton Solo

Sementara itu, Alun-alun Kidul terletak di selatan keraton dan ditandai dengan Gapura Gading bergaya art deco yang dibangun pada 1932.

Alkid berfungsi sebagai area internal kerajaan, tempat latihan prajurit, ritual kerajaan, dan juga lokasi perawatan kerbau bule Kyai Slamet yang dikirab setiap Grebeg Suro.

Kini, area ini lebih dikenal sebagai ruang publik warga untuk berolahraga, kuliner, dan pasar malam.

Simbol dan Filosofi

Secara filosofis, kedua alun-alun menggambarkan perjalanan hidup manusia.

Alun-alun Lor melambangkan kehidupan dunia, tempat manusia berinteraksi dan bersosialisasi tanpa sekat, sedangkan Alun-alun Kidul merepresentasikan akhir kehidupan atau kematian, arah selatan yang sakral dalam kosmologi Jawa dan berkaitan dengan mitos Ratu Kidul.

Ruang Publik Modern dengan Nilai Tradisional

Kini, kedua alun-alun tak hanya berfungsi sebagai bagian dari keraton, tetapi juga menjadi ruang publik penting bagi masyarakat Solo.

Alun-alun Lor menawarkan suasana tenang di tengah hiruk-pikuk kota, sedangkan Alun-alun Kidul lebih hidup dengan aktivitas olahraga dan kuliner malam.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved