Kisah Komandan Prajurit Keraton Solo

Cerita Rajono, Komandan Utama Prajurit Keraton Solo yang Sudah Mengabdi Setengah Abad Sejak PB XII

Rajono, menjadi sosok yang dipercaya oleh raja untuk memimpin prajurit-prajurit Keraton Solo sejak awal dekade 2000-an.

TribunSolo.com/Andreas Chris
KOMANDAN PRAJURIT KERATON - KRAT Rajono Yudonagoro, saat memimpin Kirab Jumenengan SISKS Pakubuwono (PB) XIV Hamangkunagoro di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (15/11/2025). Rajono merupakan Komandan Utama Prajurit Keraton Solo, yang dipercaya oleh raja untuk memimpin prajurit-prajurit Keraton Solo sejak awal dekade 2000-an. 

Dengan latar belakang pendidikan karawitan, Rajono muda—yang kala itu masih siswa ASG—memberanikan diri mendaftar.

Baca juga: Raja Keraton Solo yang Baru Harus Utus Ulama untuk Ambil Bunga Wijayakusuma di Nusakambangan

“Saya kan sekolah karawitan dan kebetulan berdekatan dengan keraton. Nah berhubung di musik saya bisa, jadi prajurit saya juga bisa. Terus saya langsung terjun ke prajurit,” lanjutnya.

Ia memulai dari bawah, bergabung di Kesatuan Bregodo, kelompok prajurit yang piawai memainkan alat musik perkusi.

Puluhan tahun kemudian, setelah mengabdi tanpa henti, ia naik menjadi pemimpin tertinggi barisan prajurit keraton.

"Kita tetap jadi anak buah dulu. Sejak dulu saya di bawah beberapa komandan utama yang berganti beberapa kali karena meninggal dunia. Ada Gusti Nendyo, Kanjeng Wiranto, terus Gusti Mul baru saya sekarang (jadi komandan)," ujarnya mengenang perjalanan panjang kepemimpinan yang ia lalui.

Setengah Abad Mengabdi

Berprofesi sebagai penabuh gamelan, Rajono pun mengaku sangat menikmati pengabdiannya sebagai prajurit Keraton Solo.

Bahkan di pergantian raja yang ke-14 tahun ini, Rajono telah mengabdi hampir setengah abad atau 47 tahun.

Ia pun juga baru diangkat sebagai komandan utama prajurit Keraton setelah mengabdi selama 26 tahun.

“Lama, saya jadi komandan baru tahun 2004 sampai sekarang,” jelasnya.

Baca juga: Empat Hari Setelah Naik Tahta, Pakubuwono XIV Keraton Solo Umumkan Bebadan Baru, Ini Daftarnya

Dalam berbagai upacara adat, termasuk kirab Jumenengan PB XIV pekan lalu, Rajono berdiri paling depan.

Dengan terompet di tangan, seragam lengkap, dan langkah mantap, ia memimpin puluhan prajurit menjadi cucuk lampah, penunjuk jalan dalam prosesi sakral.

Sudah setengah abad Rajono mengabdikan hidupnya pada Keraton Solo. Dan hingga kini, ia tetap berdiri di garis depan, menjaga marwah tradisi Mataram Islam yang tak lekang oleh zaman.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved