Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Geger Keraton Surakarta

Tingalan Dalem Jumenengan, Ritual Adat Keraton Solo yang Sakral, Penting dan Mistis

Ritual tahunan ini diadakan untuk memperingati hari ulang tahun kenaikan tahta raja, sesuai dengan arti istilah Tingalan Dalem Jumenengan itu sendiri.

Penulis: Daryono | Editor: Daryono
Tingalan Dalem Jumenengan 

Hal yang berkaitan erat dan sakral dengan Jumenengan adalah tarian Bedhaya Ketawang.

Tari Jawa klasik ini hanya boleh ditampikan dalam acara jumenengan saja, tidak boleh untuk acara lain.

Tari Bedhaya Ketawang mengandung makna suci dan sakral yang ditarikan 9 gadis remaja yang belum menikah atau masih perawan.

Sejumlah penari Keraton Kasunanan Surakarta membawakan tarian sakral Bedhaya Ketawang.
Sejumlah penari Keraton Kasunanan Surakarta membawakan tarian sakral Bedhaya Ketawang. (JOGLOSEMAR.CO)

Penarinya berasal dari keluarga kerajaan atau masyarakat umum yang memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan.

Nama Tari Bedhaya Ketawang diambil dari kata bedhaya yang berarti penari wanita di istana, dan ketawang yang berarti langit, yang identik sesuatu yang tinggi, kemuliaan dan keluhuran.

Tari Bedhaya Ketawang mengisahkan siklus kehidupan manusia dari kelahiran, perjalanan hidup, kematian hingga alam setelah kehidupan.

Namun, ada juga yang berpendapat tarian ini merupakan tari mistik yang dihubungkan dengan penguasa Luat Selatan, Kanjeng Ratu Kidul.

Tari ini dianggap misterius karena diyakini memuat manifestasi hubungan batin antara Raja Surakarta dengan Kanjeng Ratu Kidul.

Banyak yang meyakini, jumlah penari Bedhaya Ketawang sebenarnya bukan hanya 9 orang, melainkan 10 orang dimana yang seorang lagi dipercaya menari secara gaib.

Adapun gamelan yang mengiringi tarian ini adalah gamelan Kyai Kaduk Manisrenggo.

Penasaran dengan tariannya? Ini cuplikannya:

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved