Hari Ibu, Ada Kisah Pilu di Balik Perayaannya, Para Perempuan Berkabung yang Ditinggal Perang Dunia
Ada kisah kelabu di balik perayaan Hari Ibu. Hari Ibu awalnya merupakan ungkapan berkabung bagi para perempuan yang ditinggal oleh suami semasa perang
Penyalahgunaan momen Hari Ibu
Bagaimana tidak? Gagasan Anna Jarvis tentang Hari Ibu dengan cepat menjadi tambang emas komersil yang berpusat pada pembelian dan pemberian bunga, permen, dan kartu ucapan.
Bagi Jarvis, hal ini sangat mengganggu.
Dia mulai mendedikasikan dirinya dan warisan besarnya untuk mengembalikan makna terhormat dari adanya perayaan Hari Ibu ini.
Anna Jarvis bergabung dengan the Mother's Day International Association dan berusaha mengembalikan makna asli Hari Ibu.
Dia melakukan gerakan boikot, mengancam tuntutan hukum, dan bahkan memprotes Ibu Negara Eleanor Roosevelt karena menggunakan Hari Ibu untuk mengumpulkan dana amal.
"Pada tahun 1923 dia memprotes konvensi penjual manisan di Philadelphia" kata Antolini.
Tahun 1925 Anna Jarvis pernah juga memprotes organisasi The American War Mothers yang menggunakan Hari Ibu untuk penggalangan dana, dan menjual anyelir setiap tahun.
"Anna membenci itu, jadi dia memprotes konvensi 1925 di Philadelphia dan benar-benar ditangkap karena dianggap mengganggu konvensi," ucap Antolini.
• Ini Bedanya Hari Ibu di Indonesia dan Negara Lain
Usaha keras Jarvis untuk mereformasi Hari Ibu berlanjut sampai setidaknya awal 1940an.
Pada tahun 1948 dia meninggal di usia 84 Tahun di Philadelphia's Marshall Square Sanitarium.
"Perempuan ini, yang meninggal tanpa uang sepeser pun di sebuah sanatorium dalam keadaan demensia, adalah seorang wanita yang bisa mendapatkan keuntungan dari Hari Ibu jika dia mau," kata Antolini.
"Tapi dia mencerca orang-orang yang melakukannya, dan dia membayar mahal atas semua usahanya, baik secara fisik maupun finansial," tambahnya.
Salah paham
Tidak ada salahnya memang memberi hadiah untuk ibu, orang yang melahirkan kita.