Pilpres 2019
Ustaz Yusuf Mansur Unggah Pesan: Jika Mereka Tak Menang Pilpres Tetap Bahagia, Sedangkan Kita?
Ustaz Yusuf Mansur mengunggah tulisan di akun Instagram terverifikasi miliknya, tentang fenomena antarsejumlah pendukung jelang Pilpres 2019.
Penulis: Hanang Yuwono | Editor: Hanang Yuwono
Melanjutkan hobby berkuda dan bertani dgn orang2 sekitar rumahnya.
Mas Sandi juga tetap dengan kehidupannya yg bahagia.
Bersama istri cantiknya, anak2nya, meneruskan bisnisnya dan dia ttp menjadi pengusaha muslim yg membawa manfaat banyak utk negeri ini.
Lha aku, kamu, mereka?
Kadang sahabatmu dari kecilmu pun sdh kamu blocked, kamu ajak berantem hy krn pilihannya berbeda.
Jangan2 kamu sdh malu datang ke reuni karena seriap reuni sebelumnya kamu rajin mendalilkan ayat2mu hy utk mendukung satu paslon dukunganmu dan sdh kamu kafirkan temenmu.
Jangan2 kamu tak berani lagi menyapa sahabatmu karena sdh terbiasa memanggilnya cebong, kampret, iq sekolam, dll
Jangan2 saat kamu butuh pekerjaan, butuh bantuan, temanmu tak lg ingat padamu karena saling olok pasukan nasbung, dsb.
Jangan2 perseteruan kalian tak pernah usai hingga salah satu dari kalian meninggal karena perbedaan pilihan 5 th lalu menjadi dendam 5 tahun ke depan dan ke depannya terus.
Jangan2 hidupmu yg penuh dendam karena bukan kefanatikan pilihan yang entah dalilnya kamu ambil dr ayat mana sesukamu hy untuk memenuhi nafsumu sendiri.
Jangan2 mulutmu, tanganmu sdh terbiasa menghujat dan mencela hingga memanggil manusia lain dungu pun kamu anggap ibadahmu.
Jangan2 kamu akan membesarkan anak2mu menjadi generasi hoax generasi pencela, generasi pengumpat karena dr kecil sering mendengarmu berapi2 menyebut orang lain kampret, cebong, dungu, penipu, bodoh, dll.
Pak Jokowi, Mbah Amin, Pak Prabowo dan Mas Sandi melanjutkan hidupnya dengan bakti mereka, hidup bahagia.
Aku, kamu, mereka????
Hidup merugi setelah sekian lama hy sering mencari kekurangan para bapak yg hebat2 itu, menghinakan mereka, pdhl mengenal mereka pun tidak. Semua berdasarkan asumsimu, katanya2 yang dipercayai sebagai kitab suci.