Kementerian PPN RI/Bappenas Akan Upayakan Mekanisme Subsidi untuk PLTSa Putri Cempo Solo
Pengolahan sampah menggunakan teknologi konversi thermal melalui proses gasifikasi ini sebagai solusi menangani masalah sampah di kota
Penulis: Garudea Prabawati | Editor: Putradi Pamungkas
Laporan Wartawan Tribunsolo.com, Garudea Prabawati
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Republik Indonesia (RI) ataupun Badan Perencanaan Pembangunan Nasional menyebut akan upayakan mekanisme subsidi untuk pengembangan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Putri Cempo Solo.
"Akan kami letakkan rangka pembangkit tenaga sampah sebagai pembangunan ramah lingkungan," terang Menteri PPN atau Kepala Bappenas Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro kepada awak media saat ditemui di sela kegiatan kunjungan di PLTSa Putri Cempo Solo, Kamis (14/2/2019).
Adanya hal tersebut begitu sampah lebih bersih dan menghasilkan listrik yang terbarukan.
Pihaknya pun sangat mengapresiasi dengan model sistem mengatakan yang dilakukan Kota Solo ini merupakan suatu jenis bisnis model dengan menerapkan gasifikasi.
• Destinasi Traveling Favorit untuk Rayakan Valentine di Indonesia, di Mana?
Pengolahan sampah menggunakan teknologi konversi thermal melalui proses gasifikasi ini sebagai solusi menangani masalah sampah di kota, yakni dengan memanfaatkan sampah tersebut.
Sehingga mampu menyerap seluruh sampah yang ada di Kota Solo,
"Selama ini banyak teknologi penghasil listrik yang katanya ramah lingkungan tetapi masih mengandung emisi lantas dengan gasifikasi maka emisi bisa dihilangkan," ujarnya.
Sementara Direktur Utama PT Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP) Erlan Suherlan berujar dengan proses gasifikasi untuk pengolahan sampah ini telah terbukti selama bertahun-tahun untuk mengubah batubara atau biomassa menjadi gas sintetik (syngas).
Gas sintetis ini kemudian dapat dikonversi menjadi bentuk energi lain seperti biofuel, etanol, dan pastinya listrik.
• Mahasiswa KKN Undip Tim 1 2019 Desa Pesaren Batang Sosialisasikan Bahaya Catcalling
"Keuntungan utama menggunakan teknologi ini adalah ramah lingkungan tidak menghasilkan limbah beracun tidak menghasilkan polutan," katanya.
Dan memiliki efisiensi yang sangat tinggi produk samping dari proses ini adalah abu dan garam.
Lantas berikut adalah proses pengolahan sampah menjadi listrik melalui metode gasifikasi yakni melalui proses pirolisis
"Pada tahap pertama ini kami akan mengembangkan PLTSa dengan produksi listrik sebesar 5 mega watt (MW)," katanya.
• PT Jasa Marga Beberkan Tarif dari Tahun ke Tahun Sejak Tol, Mulai Dibangun Era 1980 hingga Sekarang
Sementara untuk target jangka panjang, Ia mengatakan totalnya dibutuhkan sekitar 450 ton sampah untuk bisa menghasilkan listrik sebesar 10 MW.
"Kalau volume sampah di TPA Putri Cempo, sekitar 1,6 juta ton, sehingga dapat dikatakan produksi sampah akan cukup untuk proses tersebut," tutupnya. (*)