Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Mahfud MD Beri Tanggapan setelah Dirinya Disebut Diangkat Jadi Ketua MK karena Peran Partai Demokrat

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, menanggapi cuitan seorang warganet yang menyebut ia tidak akan jadi Ketua MK tanpa peran partai Demokrat.

Penulis: Noorchasanah Anastasia Wulandari | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
Tribunnews.com
Mahfud MD 

TRIBUNSOLO.COM - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD, menanggapi soal cuitan seorang warganet yang menyebut dirinya 'banyak cerita', Rabu (13/3/2019).

Warganet tersebut juga mengatakan Mahfud tidak akan menjadi Ketua MK tanpa peran Partai Demokrat.

Bermula saat Mahfud menuliskan cuitan soal kasus Prita Mulyasari yang terjerat UU ITE pada Juni 2012 lalu.

Seorang warganet pengguna akun @Marco_Alfa20 menyebut Mahfud tidak akan diangkat menjadi Ketua MK tanpa peran Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Mahfud MD Ikut Tanggapi Cuitan Said Didu yang Mengaku Pernah Bakar Sekolah saat SMP

"Kalau bukan Pak @SBYudhoyono , anda tak pernah merasakan jadi ketua MK.

"BaCrit".. BanyakCrita aja sampean," tulisnya kepada Mahfud.

Singgung Ambulans Rocky Gerung, Mahfud MD: yang Percaya Statement RG Itulah yang Dianggap Dungu

Warganet tersebut kemudian juga menyebutkan soal Partai Demokrat yang mendominasi kursi di DPR pada era SBY.

"Wakil di DPR saat itu Partai Pak SBY yg kuasai," tulisnya lagi.

Mahfud pun kemudian memberikan bantahannya.

Mahfud mengaku Partai Demokrat tidak menguasai kursi di DPR saat ia diangkat menjadi Ketua MK.

Mahfud MD Bertemu Amien Rais, Begini Ungkapan Bahagianya meski Tidak Sempat Foto Bersama

Ia juga menjelaskan suara untuk Partai Demokrat hanya sebesar 7 persen.

"Keliru juga.

Tahun 2008 saat sy diangkat jd hakim MK itu Partai Demokrat msh partai kecil,

tak menguasai DPR sama sekali, suaranya hanya 7%," jawab Mahfud.

Mahfud MD Tanggapi Siasat Naik Ambulan Said Didu dan Rocky Gerung di Jember: Bukan Tindak Pidana

Pada cuitan terakhirnya, Mahfud juga membeberkan data suara yang diperoleh masing-masing partai pada Pemilu era reformasi.

Pemenang Pemilu2 Era Reformasi:

1999 (PDIP 34%, Golkar 24);

2004 (Golkar 22%, PDIP tergeser, PD 7%);

2009 (PD 25%, Golkar tergeser setingkat);

2014 (PDIP 18,5%, disusul Holkar dan Gerindra, PD tergeser jauh).

Tak Sabar Ingin Lihat Kakek Kampret, Mahfud MD: Sabar, Kepolisian Punya Alat Canggih untuk Melacak

2019? --> Mari tunggu, siapa yg akan dipilih rakyat)

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved