Dampak Kemarau Panjang, Warga Sragen Harus Rogoh Rp 20 Ribu Per Minggu untuk Beli Air Minum
Warga Desa Banyurip, Kecamatan Jenar, Sragen merasakan dampak kemarau panjang ini.
Penulis: Ryantono Puji Santoso | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ryantono Puji Santoso
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Warga Desa Banyurip, Kecamatan Jenar, Sragen merasakan dampak kemarau panjang ini.
Selama berbulan-bulan ini, warga harus membeli air untuk kebutuhan sehari-hari seperti minum.
Sebab, jumlah air tanah sudah tidak mencukupi kebutuhan mereka untuk kebutuhan konsumsi.
• Akibat Kemarau Panjang, Warga Boyolali di Lereng Merapi Habiskan 3 Juta Hanya Untuk Pakan Ternak
• Kekeringan Parah Hantam Desa di Boyolali ini, Miris, Warga Sampai Harus Jual Sapi Demi Beli Air
Warga Desa Banyurip Agus Widodo mengatakan, kondisi ini sebenarnya mereka rasakan setiap tahun.
"Kami memang harus membeli air untuk kebutuhan minum," kata Agus kepada TribunSolo.com, Selasa (8/10/2019).
"Kalau untuk mandi kami gunakan air sumur timba itu juga tidak banyak karena mulai mengering," terang dia menekankan.
• Menteri Pertanian Amran Sulaiman Sidak Gudang Bulog Sukoharjo, Sebut Stok Beras Aman Selama Kemarau
• Jumlah Desa Kekeringan di Sukoharjo Meningkat, 15 Tengki Air Didistribusikan Tiap Harinya
Saat ini dia berharap hujan segera turun agar kebutuhan air bersih mereka dapat terpenuhi.
Pada musim seperti ini warga tertolong dengan adanya droping air dari Pemkab Sragen dan pihak swasta lainnya yang berbaik hati.
Maklum, warga biasanya membeli air untuk minum dan kebutuhan sehari-hari lainnya Rp 5 ribu dengan kuota 20 liter.
Biasanya seminggu mereka menggunakan 80 liter untuk konsumsi.
"Dihitung saja, jadi uang yang harus dikeluarkan Rp 20 ribu," kata dia. (*)