Berita Sragen Terbaru
Kisah Bocah Perbatasan Sragen yang Rela Jualan Es Lilin dan Nasi Kucing Bantu Perekonomian Keluarga
Seorang Bocah berusia 10 tahun di wilayah perbatasan Sragen tepatnya di Desa Banyurip, Kecamatan Jenar, Sragen patut diacungi jempol.
Penulis: Ryantono Puji Santoso | Editor: Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ryantono Puji Santoso
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Seorang Bocah berusia 10 tahun di wilayah perbatasan Sragen tepatnya di Desa Banyurip, Kecamatan Jenar, Sragen, Jawa Tengah, patut diacungi jempol.
Walau usianya masih tergolong bocah namun semangatnya untuk hidup tidak bisa disepelekan.
Teguh Nikolas Saputra (10) siswa di SDN Banyurip 3 memilih untuk berjualan ketimbang harus meminta - minta.
TribunSolo.com mendatangi Teguh Nikolas Saputra di sekolahnya.
Nikolas panggilan akrabnya mengaku sudah berjualan sejak kelas 3 Sekolah Dasar (SD) untuk membantu perekonomian keluarga.
Saat ini dia duduk di bangku kelas 4 Sekolah Dasar (SD) Banyurip 3.
• Mahfud MD Peringatkan Masyarakat Soal Alat Pelacak Hoax dan Ujaran Kebencian
"Saya tidak malu berjualan," papar Nikolas pada TribunSolo.com, Selasa (8/10/2019).
Setiap bersekolah dia bukan hanya membawa tas berisi buku namun juga termos es berwarna biru yang dia bawa dari rumahnya ke sekolah.
Satu es lilin atau es kucir yang dia jual seharga Rp 500 dan nasi kucing Rp 1000.
• Awas, Tidur Kurang dari 6 Jam Bisa Berdampak pada Kesehatan hingga Kematian Dini
Setiap hari Nikolas bisa membawa Rp 15 ribu dari hasil jualannya untuk membantu perekonomian keluarga mereka.
Apalagi Ayah Nikolas Ferry saat ini merantau di Jakarta berjualan bakso sementara ibunya, Giyem di rumah bekerja serabutan.
Saat ini Nikolas juga memiliki seorang adik yang masih kecil di rumah.
• Bupati Karanganyar Usul Provinsi Surakarta Dibentuk, Ini Tanggapan Keraton Surakarta Hadiningrat
"Bapak di Jakarta, bantu ibuk juga jualan ini," papar Nikolas pada TribunSolo.com.
Jualan Nikolas diserbu teman-temannya pada pagi hari dan istirahat sekolah untuk sarapan dan istirahat jelang siang.
Nikolas mengaku tidak malu lantaran dia bekerja berjualan untuk membantu perekonomian keluarga.
Berapapun hasil yang dia dapat selalu disyukuri. (*)