Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Sukoharjo KLB Corona

7 Fakta Penetapan KLB Corona Sukoharjo, Satu Orang Positif Covid-19 hingga Gerakan 'Stay at Home'

Berikut ini 7 fakta penetapan KLB Corona di Kabupaten Sukoharjo yang diumumkan Bupati Wardoyo Wijaya karena satu warganya positif Covid-19.

Editor: Asep Abdullah Rowi
tribunnews.com
Ilustrasi : Petugas mengenakan masker dan hazmat suit sebelum melakukan evakuasi WNI yang tiba dari Wuhan di lokasi observasi Hangar Lanud Raden Sajad, Natuna, Kepri, Minggu (2/2/2020). WNI yang sebelumnya transit terlebih dahulu di Batam tersebut dievakuasi dari Wuhan, China, akibat merebaknya wabah Virus Corona. 

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Kabupaten Sukoharjo menjadi daerah ke dua di Solo Raya, Jawa Tengah (Jateng) setelah Kota Solo yang berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat wabah Virus Corona.

Penetapan KLB Corona yang diumumkan Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya langsung pada Senin (23/3/2020) siang, setelah 10 hari Kota Solo berstatus KLB Corona pada 13 Maret 2020.

Ada sejumlah fakta menarik penetapan status KLB Corona di Kabupaten Sukoharjo yang hanya berjarak 13-14 kilometer dari Kota Solo yang pertama kali muncul kasus positif Covid-19 tersebut.

BREAKING NEWS : 1 Orang Positif, Bupati Wardoyo Wijaya Umumkan Kabupaten Sukoharjo KLB Corona

Mulai dari data satu warganya dinyatakan positif Corona, jumlah ODP dan PDP, sempat ikut outbond di Semarang, siapkan anggaran darurat Rp 5 miliar, kaji libur sekolah, gerakan 'Stay at Home' gandeng RT RW, serta tempat wisata dan hiburan diminta tutup.

Berikut ini 7 fakta penetapan KLB Corona di Sukoharjo : 

1. Satu Warga Sukoharjo Positif Covid-19

Di balik penetapan status KLB Corona, Senin (23/3/2020) sekitar pukul 12.00 WIB, Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya mengungkapkan ada satu warganya positif Covid-19.

Pengumuman KLB Virus Corona saat ini menyusul langkah Kota Solo yang telah menetapkan status tersebut karena satu warga positif Covid-19 pada 13 Maret 2020.

Sukoharjo KLB Corona, Libur Sekolah dan Shift Kerja ASN akan Dikaji Ulang

Itu artinya di wilayah Solo Raya baru dua kabupaten/kota yang mengumumkan KLB Corona karena mengangap penting permasalahan virus yang mematikan tersebut.

Adapun menurut orang nomor satu di Kota Makmur itu, ada satu warganya sudah dinyatakan positif terjangkit virus yang berasal dari Wuhan, China tersebut.

Saat ini menurut dia, pasien tersebut dirawat intensif di ruang isolasi RSUD Dr Moewardi Solo.

"KLB hari ini (Senin 23 Maret 2020) sampai seterusnya," ungkapnya saat jumpa pers bersama sejumlah pejabat di Gedung Terpadu Menara Wijaya Pemkab Sukoharjo, Jalan Jenderal Sudirman.

"Yang penting masyarakat tidak keluar rumah dlu, intinya itu," jelas dia menekankan. 

Tetapkan Sukoharjo KLB Corona, Bupati Wardoyo Ultimatum Agar Tempat Hiburan & Wisata Ditutup Dahulu

2. Ada 51 OPD dan PDP di Sukoharjo

Tidak hanya satu warga yang dinyatakan positif Covid-19, tetapi ada data yang diungkap Pemkab Sukoharjo.

Data tersebut yakni jumlah persebaran Orang Dalam Pemantauan (OPD) hingga Pasien Dalam Pemantauan (PDP) sudah mencapai 51 Orang.

Data ini terungkap usai Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya memimpin pengumuman KLB Corona dalam jumpa pers bersama sejumlah pejabat di Gedung Terpadu Menara Wijaya Pemkab Sukoharjo, Jalan Jenderal Sudirman, Senin (22/3/2020) siang.

Selain Wardoyo yang mengumumkan KLB Corona bagi Kabupaten Sukoharjo, Sekda Agus Santosa juga membeberkan data yang dihimpun dari Gugus Tugas Covid-19 Sukoharjo.

12 Kebijakan Pemkab Sukoharjo terkait KLB Corona: Tak Boleh Gelar Hajatan hingga Imbauan soal Ibadah

Menurut Agus yang juga Ketua Gugus Tugas Covid-19 Sukoharjo itu, jika data yang tersaji per Senin (22/3/2020) sekitar pukul 12.00 WIB di Sukoharjo ada 45 ODP dan 6 PDP.

Disamping itu ada satu orang positif Covid-19.

Adapun warga yang positif Covid-19 saat ini masih dalam keadaan hidup dan dirawat dengan intensif di ruang isolasi RSUD Dr Moewardi Solo.

"Standar dari Kementerian Kesehatan yang baru, daerah KLB apabila ditemukan positif Corona," aku dia.

"Kalau kemarin satu orang juga meninggal suspect," terangnya.

Dia menekankan, paska penetapan status KLB ini, hal-hal protokoler kesehatan disemua sektor harus berjalan.

"Yang kita tekankan adalah kegiatan stay at home, itu multiplayernya sangat tinggi," harap dia.

"Karena tidak tertular dan tidak menulari, itu kuncinya," tandasnya. 

3. Sempat Ikut Outbond di Semarang

Satu pasien warga Kabupaten Sukoharjo yang dinyatakan positif virus Corona ternyata sempat mengikuti outbond di Semarang, Ibu Kota Provinsi Jateng. 

Menurut Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Sukoharjo, Gani Suharto, satu pasien positif Corona tersebut diketahui berjenis kelamin laki-laki.

Galakkan Stay at Home, Gugus Tugas Covid-19 Sukoharjo akan Gandeng Ketua RT/RW

Menurut Gani, pasien tersebut sempat mengikuti acara outbound bersama teman seprofesinya.

Acara outbound tersebut diketahui dilaksanakan disuatu tempat di Semarang, Jawa Tengah.

"Saya dengar kemarin dia sempat ikut outbound dengan satu kantornya," katanya usai rapat Gugus Tugas Covid-19 di Menara Wijaya Setda Sukoharjo, Senin (23/3/2020).

Gani memastikan, pasien tersebut saat masih menjalani perawatan intensifndi RS Moewardi Solo.

"Masih dirawat di RS Moewardi," imbuhnya.

Dia menjelaskan, kasus ini juga menyambung dengan beberapa wilayah lain, mengingat peserta outbound datang dari berbagai wilayah.

Dari informasi yang dihimpun TribunSolo.com, dia sudah dirawat di rumah sakit sejak pekan lalu.

Namun hasil pemeriksaan laboratorium baru keluar kemarin dan terkonfirmasi positif Corona.

Untuk mencegah penyebaran Covid-19 ini, Dinkes Sukoharjo telah melaksanakan penyelidikan epidemiologi terhadap semua PDP dan terkonfirmasi positif.

“Semua orang yang pernah melakukan kontak dengan PDP maupun positif Corona akan dilakukan pemantauan kesehatan dan diisolasi mandiri,” terangnya.

4. Pemkab Siapkan Dana Covid-19 Rp 5 Miliar

Pemkab Sukoharjo menyiapkan anggaran Rp 5 miliar dalam massa darurat Corona ini.

Menurut Ketua Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Sukoharjo, Agus Santosa, anggaran Rp 5 miliar tersebut diambilkan dari dana darurat APBD Sukoharjo.

"Kita siapkan anggaran tak terduga Rp 5 miliar," katanya usai pengumuman Sukoharjo KLB Corona di Gedung Menara Wijaya Setda Sukoharjo, Jalan Jenderal Sudirman, Senin (23/3/2020).

Update Corona Sukoharjo: 1 Pasien Dinyatakan Positif Corona, Sempat Ikut Outbound di Semarang

Agus menjelaskan, prioritas anggaran tersebut untuk pengadaan alat kesehatan seperti Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis yang berjuang di garda terdepan penanganan virus mematikan Covid-19 tersebut.

"Saat ini, tenaga medis itu ibaratnya tentara garda terdepan jika dalam pertempuran," aku dia.

"Dan mereka adalah orang seperti kita, jadi kemungkinan tertular tinggi," jelasnya menekankan.

Dia menambahkan, pasien virus Corona tetap akan ditangani sesuai SOP yang berlaku, karena merupakan bagian dari amanat undang-undang untuk melindingi setiap warga negara.

"Jika kurang, nanti ditambah lagi," imbuhnya.

Selain itu, anggaran tersebut juga akan digunakan untuk pencegahan penyebaran Covid-19.

Kepala Dinas kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, Yunia Wahdiyati mengatakan jika stok APD di sejumlah rumah sakit di Sukoharjo semakin berkurang.

"Ketersedian APD dibeberapa Faskes menipis, karena dari sisi produsen memang kekurangan stok," katanya.

Maka masker medis atau APD lainnya diprioritaskan untuk petugas medis.

Daerah Luar Solo dan Sukoharjo Tak Buru-buru Ditetapkan KLB Corona, Begini Penjelasan Pengamat

Dia memperkirakan APD di faskes Sukoharjo saat ini mampu bertahan untuk satu bulan ke depan.

"Saat ini kami sudah bergerak untuk mengupayakan pengadaan APD," paparnya.

"Termasuk menjalin kerjasama dengan pihak swasta untuk pengadaan APD," jelas dia.

Yunia menjelaskan, satu paket APD lengkap untuk satu orang senilai Rp 1 juta.

"Itu hanya bisa digunakan sekali pakai, atau satu kasus saja," ungkap dia. 

5. Ultimatum Tempat Hibur dan dan Wisata

Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya mengeluarkan ultimatim kepada tempat hiburan dan objek wisata agar sementara waktu tutup terlebih dahulu.

Ultimatim tersebut disampaikan saat pengumuman status Kejadian Luar Biasa (KLB) virus Corona dalam jumpa pers bersama sejumlah pejabat di Gedung Terpadu Menara Wijaya Pemkab Sukoharjo, Jalan Jenderal Sudirman, Senin (22/3/2020).

Update Pasien Virus Corona 23 Maret 2020: Total 335.997 Kasus, 98.330 Sembuh,14.641 Orang Meninggal

Cara Mencegah Virus Corona, Jaga Jarak hingga Cuci Tangan

Gejala Virus Corona yang Dialami Andrea Dian: Sempat Demam, Lalu Ada Flek di Paru-paru

Orang nomor satu di Sukoharjo itu meminta dengan adanya KLB Corona, maka konsekuensinya di antaranya tempat hiburan dan objek wisata tidak beroperasi dahulu karena mengundang keramaian. 

"Tempat hiburan yang ada di Sukoharno ditutup sementara dulu," kata Bupati Wardoyo dengan tegas.

Penutupan tersebut diharapkan oleh Wardoyo, agar masyarakat tetap berada di dalam rumah selama masa KLB Corona berlangsung di Kota Makmur.

Daerah Luar Solo dan Sukoharjo Tak Buru-buru Ditetapkan KLB Corona, Begini Penjelasan Pengamat

"Untuk kegiatan yang sifatnya mengumpulkan orang banyak tidak diperbolehkan dahulu," imbuhnya.

Ketua Gugus Tugas Covid-19 Sukoharjo, Agus Santosa menambahkan, berbagai kegiatan yang ada di Alun-alun Setya Negara Kabupaten Sukoharjo juga untuk diliburkan terlebih dahulu.

"CFD sudah kami liburkan sampai batas waktu yang belum ditentukan," katanya.

Bahkan pedagang yang berjualan di Alun-alun Setya Negara juga akan diliburkan sementara waktu.

"Saat ini, kita akan berikan sosialisasi dan pemahaman terlebih dahulu," terangnya.

Agus yang juga Sekda Sukoharjo menekankan, untuk mencegah adanya kegiatan mengumpulkan massa atau mengundang orang banyak, pihaknya akan melakukan patroli terpadu.

Hal ini guna mencegah penyebaran virus mematikan yang berasal dari Wuhan China tersebut.

"Akan ada patroli dan imbauan keras," terang dia. 

6. Kaji Ulang Libur Diperpanjang

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo akan mengkaji kembali kebijakan meliburkan sementara siswa sekolah dari PAUD hingga SMP yang akan berakhir pada 29 Maret 2020 mendatang.

Hal ini menyusul ditetapkannya status Kejadian Luar Biasa (KLB) di Kabupaten Sukoharjo per hari ini, Senin (23/3/2020).

Sekda Sukoharjo, Agus Santosa mengatakan, Pemkab Sukoharjo tengah mengoptimalkan kegiatan stay at home selama KLB ini berlangsung.

"Soal libur, kita akan tetapkan setelah 30 Maret, mungkin bisa kita perpanjang," katanya.

Agus menjelaskan, pihaknya akan melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan daerah lain.

Jika ada kendala dalam koordinasi tersebut, pihaknya siap untuk berkonsultasi dengan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo.

"Ini harus ditangani bersamaan, tidak boleh daerah mengambil kebijakan sendiri-sendiri, karena jadi percuma," imbuhnya.

Selain itu, pihaknya juga akan mengkaji lagi kebijakan shift masuk yang diterapkan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Sukoharjo.

"Saat ini yang masuk 50 persen."

Daerah Luar Solo dan Sukoharjo Tak Buru-buru Ditetapkan KLB Corona, Begini Penjelasan Pengamat

"Kalau situasinya semakin ketat, mungkin akan kita berlakukan 30 persen yang masuk," terangnya.

Dia menjelaskan, hal tersebut dilakukan untuk mengurangi intensitas bertemu dengan orang lain.

Agus menambahkan, setelah penetapan status KLB ini, hal-hal protokoler kesehatan di semua sektor harus berjalan.

"Yang kita tekankan adalah kegiatan stay at home, itu multiplayer-nya sangat tinggi."

"Karena tidak tertular dan tidak menulari, itu kuncinya," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya akhirnya mengumumkan wilayahnya berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) Virus Corona, Senin (23/3/2020) sekitar pukul 12.00 WIB.

Pengumuman KLB Virus Corona saat ini menyusul langkah Kota Solo yang telah menetapkan status tersebut karena satu warga positif Covid-19 pada 13 Maret 2020.

Itu artinya di wilayah Solo Raya baru dua kabupaten/kota yang mengumumkan KLB Corona karena mengangap penting permasalahan virus yang mematikan tersebut.

Adapun menurut orang nomor satu di Kota Makmur itu, ada satu warganya sudah dinyatakan positif terjangkit virus yang berasal dari Wuhan, China tersebut.

Saat ini pasien tersebut dirawat intensif di RSUD Dr Moewardi Solo.

BREAKING NEWS : Dinas Kesehatan Solo Sebut Jumlah ODP Corona Telah Tembus 2.795 Orang

"KLB hari ini (Senin 23 Maret 2020) sampai seterusnya," ungkapnya saat jumpa pers bersama sejumlah pejabat di Gedung Terpadu Menara Wijaya Pemkab Sukoharjo, Jalan Jenderal Sudirman.

"Yang penting masyarakat tidak keluar rumah dulu, intinya itu," jelas dia menekankan. 

7. Gerakan Stay at Home Gandeng RT/RW

Agar masyarakat tetap menjalankan program stay at home selama masa KLB, Gugus Tugas Covid-19 Sukoharjo akan menggandeng Ketua RT dan RW.

Hal ini dilakukan untuk membantu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo dalam melakukan pengawasan terhadap masyarakat.

Menurut Ketua Gusus Tugas Covid-19 Kabupaten Sukoharjo, Agus Santosa, program ini membutuhkan kerja sama semua pihak.

“Kami sudah instruksikan kepada camat, karena corona ini sudah menjadi isu kesehatan dunia, dan butuh kerja sama semua pihak,” katanya seusai rapat Gugus Tugas di Menara Wijaya Setda Sukoharjo, Senin (23/3/2020).

Dari instruksi melalui camat tersebut, akan diteruskan dengan masing-masing camat melakukan koordinasi dengan Lurah/Kades, dan hingga ke tingkat RT dan RW.

“Sehingga dengan koordinasi ini akan ada kontrol di sana untuk mengawasi warganya masing-masing,” imbuhnya.

Agus mengatakan, setiap RT agar dibentuk gugus pengawasan Covid-19 yang bertugas membantu pelaksanaan isolasi mandiri ODP dan PDP paska perawatan.

Rumah Sakit di Solo Kekurangan APD, Dinkes Bakal Invetarisasi Kebutuhan Tiap Rumah Sakit

Selain itu juga menggerakkan warganya untuk memberikan bantuan logistik, sehingga yang bersangkutan tidak perlu keluar rumah selama dalam pengawasan.

“Nanti akan dihimpun setiap kebutuhan, termasuk d isetiap rumah sakit, karena dana kita cukup.”

“Kalau kurang nanti kita tambahi,” jelasnya.

Agus menambahkan, setelah penetapan status KLB ini, hal-hal protokoler kesehatan di semua sektor harus berjalan.

“Yang kita tekankan adalah kegiatan stay at home, itu multiplayer-nya sangat tinggi.”

“Karena tidak tertular dan tidak menulari, itu kuncinya,” tandasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved