5 Fakta Satpam Pukuli Tukang Becak karena Dikira Maling, Videonya Viral hingga Jadi Perhatian Ganjar
Dalam akun Instagram, orang nomor satu di Jateng itu meminta Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo dan Kapolresta Solo Kombes Pol Andy Rifai.
Penulis: Asep Abdullah Rowi | Editor: Reza Dwi Wijayanti
2. Hanya Numpang Kencing
Menantu Ngadino, Toni Handriyanto menceritakan kejadian dugaan penganiayaan terjadi seusai mertuanya menurunkan penumpang di selatan Museum Keris.
Setelah itu, Ngadino bermaksud menumpang buang air di sebuah toilet yang terletak di Museum Keris Solo.
"Kemudian melompat pagar, maksudnya cuma mau kencing, setelah mau balik diteriaki maling," tutur Toni kepada TribunSolo.com, Senin (20/4/2020).
Menurut Toni, Ngadino sebenarnya sudah biasa mangkal di daerah Museum Keris.
Bahkan, Ngadino sudah mangkal di sana sejak 1982, dan memang sudah biasa numpang buang air di Museum Keris.
"Harusnya satpam sudah hafal, tapi ini satpam memang arogan," ujar Toni kepada TribunSolo.com, Senin (20/4/2020).
Setelah naik pagar, Ngadino diteriaki maling dan dikeroyok satpam Museum Keris.
"Tanpa pemberitahuan dipukuli, bapak sudah coba memberi kejelasan, tapi sama sekali tidak didengar tetap disalahkan terus," imbuhnya membeberkan.
Tiga oknum satpam kemudian diduga melakukan pemukulan dengan tangan kosong dan tongkat kayu mengarah ke wajah Ngadino.
"Memukulnya pakai benda dan tangan kosong, juga tendangan, saya pikir satpam mungkin interogasi dulu ngapain kamu kesini, tapi tidak, malah main hakim sendiri," ujar Toni.
Insiden ini sempat terekam, dan videonya beredar di media sosial.
3. Keluhkan Pelayanan Polsek
Keluarga tukang becak Ngadino Cipto Wiyono kini telah melaporkan dugaan penganiayaan yang dilakukan 3 oknum satpam ke Polresta Solo.
Kejadian itu terjadi di depan pos satpam Museum Keris Solo, Jumat (17/4/2020) sekira pukul 15.30 WIB.