5 Fakta Satpam Pukuli Tukang Becak karena Dikira Maling, Videonya Viral hingga Jadi Perhatian Ganjar
Dalam akun Instagram, orang nomor satu di Jateng itu meminta Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo dan Kapolresta Solo Kombes Pol Andy Rifai.
Penulis: Asep Abdullah Rowi | Editor: Reza Dwi Wijayanti
Menantu Ngadino, Toni Handriyanto mengaku pihak keluarga sebetulnya sudah mencoba melapor ke Polsek Laweyan.
"Baru malamnya, saya langsung ke Polsek buat laporan, sama sekali tidak ada tanggapan, saya tunggu sampai Sabtu siang," aku Toni kepada TribunSolo.com, Senin (20/4/2020).
"Polsek harusnya diinterogasi, ini cuma kayak ditulis tangan identitas korban terus disuruh pulang," imbuhnya membeberkan.
Toni kemudian dibantu seorang yang diduga Bhabinkamtibnas Grogol melapor ke Polresta Solo.
"Sabtu sekira pukul 14.00 WIB buat laporan ke Polresta Solo," katanya.
Pihak keluarga sampai saat ini tengah menunggu proses lanjutan kasus dugaan penganiayaan yang menimpa Ngadino.
"Masih nunggu proses dari pihak Polres Solo," ujar Toni.
"Nanti mediasi dulu tidak apa-apa, pihak keluarga nuntut keadilan," tandasnya.
4. Tidak Pernah Minta Berdamai
Keluarga Ngadino Cipto Wiyono mengaku belum ada kata damai atas perlakuan dugaan penganiayaan yang dilakukan 3 oknum satpam di pos satpam Museum Keris Solo.
Menantu Ngadino, Toni Hardiyanto menepis pihak keluarga telah menyatakan damai atas kasus tersebut.
"Belum ada," aku Toni kepada TribunSolo.com, Senin (20/4/2020).
Toni mengaku pihak keluarga sebetulnya sudah mencoba melapor ke Polsek Laweyan.
"Baru malamnya, saya langsung ke Polsek buat laporan, sama sekali tidak ada tanggapan, saya tunggu sampai Sabtu siang," aku Toni kepada TribunSolo.com, Senin (20/4/2020).
"Polsek harusnya diinterogasi, ini cuma kayak ditulis tangan identitas korban terus disuruh pulang," imbuhnya membeberkan.