Solo KLB Corona
Hasil Rapid Test Massal di Joyotakan Solo : 6 Warga Reaktif, 241 Negatif & Jalani Karantina Mandiri
Hasil rapid test sebanyak 247 warga Kelurahan Joyotakan, Kecamatan Serengan, Kota Solo sudah keluar.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Hasil rapid test sebanyak 247 warga Kelurahan Joyotakan, Kecamatan Serengan, Kota Solo sudah keluar.
Ratusan warga tersebut diduga memiliki riwayat kontak erat dengan 3 pasien yang terkonfirmasi positif Corona pada 7 Mei dan 17 Mei 2020.
Mereka telah diambil sampel darah untuk uji rapid test Rabu (20/5/2020) oleh tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Solo.
Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Solo, Ahyani menyampaikan sebanyak enam warga dinyatakan reaktif dalam uji rapid test tersebut.
• Pedagang Pasar Wates Ini Menangis Terisak Ketika Rapid Test, Khawatir Kalau Positif
• Gas Elpiji 3 Kg Dicuri, Mbah Topo Ikhlaskan Maling Bawa Anak, Meski Jualan Merosot di Tengah Corona
"Ada enam warga yang dinyatakan reaktif dan akan menjalani uji swab untuk memastikan," terang Ahyani, Kamis (21/5/2020).
"Pengambilan sampel swab akan dilakukan dalam waktu dekat, itu harus segera ditindak lanjuti," imbuhnya menegaskan.
Warga yang hasil rapid testnya menunjukkan non-reaktif tetap diminta untuk menjalankan karantina mandiri selama 14 hari di rumah masing-masing.
"Mereka tetap harus menjalankan karantina mandiri, kami sudah survei rumahnya dan memungkinkan," kata Ahyani.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Solo, Siti Wahyuningsih menegaskan 6 warga yang hasil rapid testnya menunjukkan reaktif tetap harus menjalani uji swab.
"Belum tentu rapid test itu menunjukkan karena Covid-19, mungkin ada infeksi yang lain," kata Siti.
"Jadi, kami tetap menunggu hasil swab PCR-nya," tambahnya.
• BREAKING NEWS : 200 Orang di Joyotakan Solo Jalani Rapid Test Massal Buntut Ada Warga Positif Corona
• Anak-anak Menangis Histeris, Begini Suasana Rapid Test di Joyotakan Solo yang Diikuti 200 Orang
Buntut Ada Warga Tularkan ke Balita
Ada cerita lain di balik dua bayi di bawah lima tahun (balita) positif Corona tertular kakeknya di Kelurahan Joyotakan, Kecamatan Serengan, Kota Solo yang kini disebut membaik.
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo mengungkapkan sudah beberapa hari bayi berumur 1 tahun dan 2 tahun tersebut dirawat intensif di ruang isolasi RSUD Bung Karno di Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon.
Namun kini Rudy sapaan akrabnya menekankan, jika kedua bayi itu membaik.
"Meski ibunya negatif, anaknya membaik, kasian umur 1 dan 2 tahun," paparnya saat memantau jalannya rapid test massal di lingkungan RT 1 Kelurahan Joyotakan, Rabu (20/5/2020).
• The New Normal, Potensi Adanya Uji Rapid Test Massal, Gugus Tugas Sukoharjo Pun Siapkan 5 Ribu Alat
Bahkan dua bayi inilah yang ternyata menggerakkan orang nomor satu di Solo itu untuk secara masif menanggulangi penyebaran Corona di Kelurahan Joyotakan.
Di antaranya menerapkan karantina wilayah 14 hari dan rapid test massal 200 orang akibat kakek yang menulari cucunya tersebut.
"Yang kedua anak masih kecil, kakeknya yang kena, cucunya ikut," terang dia.
Sebelumnya, buntut dari warganya yang positif Corona dan sejumlah reaktif membuat 200 orang lebih menjalani rapid test massal.
Bahkan Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo terjun langsung memantau jalannya rapid test massal pertama kalinya di dua RT 1 dan RW 2 yang dilakukan Pemkot Solo tersebut.
Rudy sapaan akrabnya mengungkapkan, rapid test dilakukan karena setelah seorang kakek menulari dua cucunya.
"Hari ini kita lakukan rapid test pada 200 orang lebih di RT 1 RW 2," ungkapnya kepada TribunSolo.com.
Adapun Rudy menerangkan, 200 orang lebih tersebut berdasarkan hasil tracing Pemkot Solo, diketahui pernah kontak dengan warga yang terkonfirmasi positif Corona.
Rapid test diikuti oleh orang tua hingga anak-anak atau balita.
"Kemarin mereka yang kontak langsung, cucunya kena 2 orang selanjutnya kita karantina wilayah," jelasnya.
Usai rapid test kelar hari ini, Pemkot Solo akan melakukan evaluasi terhadap kegiatan pertama rapid test dalam jumlah massal.
"Setelah dievaluasi hasilnya bagaimana, kalau negatif bersyukur, ada reaktif di tracing lagi," akunya. (*)