Solo KLB Corona
Nestapa Ayah & Anak yang Sama-sama Dokter di Solo Positif Corona, Tapi Sang Ayah Akhirnya Meninggal
Seorang tenaga kesehatan harus merelakan salah seorang orangtuanya meninggal lantaran terinfeksi Covid-19.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Seorang tenaga kesehatan harus merelakan salah seorang orangtuanya meninggal lantaran terinfeksi Covid-19.
Itu dirasakannya ketika ia tengah fokus berjibaku menangani pasien saat fase awal pandemi Corona menyerang Indonesia.
Ditambah lagi, ia juga dinyatakan positif Covid-19 selang beberapa minggu pasca orang tuanya meninggal dunia.
Dialah, dr Sandi Nugraha, seorang tenaga kesehatan yang bertugas di RSUD Dr Moewardi Solo.
Ayahnya, dr Wahyu Hidayat, seorang dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) sempat menunjukkan gejala Covid-19.
• Penyebaran Corona di Klaten Belum Berhenti, 5 Warganya Positif, di Antaranya Tertular karena Bekerja
• Kapolda Jateng Ahmad Luthfi Ultimatum Pelaku Penyerangan di Solo yang Belum Tertangkap Terus Dikejar
Deman, gangguan pernapasan, dan diare menjadi gejala yang dirasakan ayah Sandi itu.
"Ayah saya sakit kira-kira akhir bulan Maret 2020 dan terinfeksi mulai tanggal 1 April 2020," kata Sandi kepada TribunSolo.com, Selasa (11/8/2020).
"Kemudian ayah saya dirawat di rumah sakit rujukan Covid-19," tambahnya.
Wahyu, lanjut Sandi, sempat menggunakan ventilator untuk membantunya bernapas selama dirawat di rumah sakit.
"Akhirnya tidak kuat dengan berbagai macam komplikasinya, sebelum akhirnya meninggal dunia 5 April 2020," tuturnya.
Sandi sempat bertolak ke rumah duka meski dirinya tidak bisa memandikan maupun ikut dalam pemakaman.
"Kemudian saya kembali ke Solo, menjalani skrinning dan belum sempat menerima pasien," jelas Sandi.
Sandi kemudian baru tahu hasil skrinningnya keluar sekira Mei 2020 dan dinyatakan positif Covid-19.
Ia tidak bisa memastikan secara pasti kapan dirinya terinfeksi virus Corona.
• Wali Kota Solo Rudy Minta Insiden Penyerangan di Pasar Kliwon Tak Terulang Lagi,Ini Pesan Lengkapnya
• Ada 30 Ribu Warga Belum Rekam Data e-KTP, Dispendukcapil Klaten Geber Program Pelaut Bala,Apa itu?