Solo KLB Corona
Nestapa Ayah & Anak yang Sama-sama Dokter di Solo Positif Corona, Tapi Sang Ayah Akhirnya Meninggal
Seorang tenaga kesehatan harus merelakan salah seorang orangtuanya meninggal lantaran terinfeksi Covid-19.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
Orang-orang yang pernah kontak dekat dengan Sandi di-tracing, tak terkecuali keluarganya.
"Ternyata anak saya terkonfirmasi positif Covid-19, istri saya setelah menjalani uji swab sebanyak 2 kali, hasilnya negatif," tuturnya.
Pada waktu itu, hasil baru kekuar kurang lebih keluar 5 sampai 7 hari setelah menjalani uji swab PCR.
Meski terkonfirmasi positif Covid-19, Sandi dan anaknya tidak menunjukkan gejala apapun.
Mereka kemudian memutuskan isolasi mandiri di RSUD Dr Moewardi hingga hasil swab evaluasinya keluar.
• Pemkab Klaten Bolehkan Warganya Gelar Malam Tirakatan HUT ke-75 RI di Tengah Pandemi, Ini Syaratnya
• Apa Kabar Klaten Sejak Corona Menyerang? Sedih, Ribuan Karyawan Ternyata Masih Dirumahkan
Itu dipilih untuk memberikan rasa nyaman kepada orang di sekitarnya terlebih lagi saat ini masyarakat masih ada rasa ketakutan.
"Buat apa saya di sini, kalau menimbulkan ketakutan, mending saya ke tempat yang memang seharusnya saya isolasi," ucap Sandi.
"Pertimbangannya, kalau ada apa-apa sudah di pusat kesehatan," urainya.
Selama isolasi, Sandi menuturkan tidak merasakan gejala apapun dan yang dirasakannya hanya ketakutan.
"Ketakutan tidak bisa keluar dari rumah sakit, ketakutan kalau seperti ayah saya, saya sangat khawatir dengan istri dan anak saya," tuturnya.
Sandi dan anaknya menjalani isolasi mandiri selama kurang lebih 14 hari sebelum akhirnya diperbolehkan pulang.
"Saya keluar isolasi kira-kira pertengahan Mei 2020, anak saya dengan saya beda seminggu pulangnya," ucap dia.
"Saya pulang duluan, anak saya pulang menyusul," tambahnya.
Sekembalinya ke rumah, Sandi tidak menampik adanya 'phobia' yang menjangkitinya.
Itu menyebabkan dirinya menjadi lebih menekankan penerapan protokoler kesehatan di rumahnya.