Penyerangan di Pedan Klaten
Nasib Malang 17 Tersangka Penyerangan di Pedan, Kini Jadi Pesakitan,Ada yang Dijerat 6 Tahun Penjara
Sebanyak 17 tersangka yang terlibat penyerangan dan perusakan layaknya gangstar di kawasan pertokoan Kecamatan Pedan, dijerat sengan sejumlah pasal.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
Mereka datang kembali tak hanya 4 orang, namun ratusan orang bercelana hitam yang kemudian menggeruduk ke Jalan Ronggowarsito Kampung Sewu, Keden, Pedan, Klaten.
Mereka mendatangi lokasi kejadian dan sempat menghajar seseorang yang mereka temui.
Saat itu, warga di sekitar lokasi kejadian ada yang langsung menutup semua pintu dan mematikan lampu rumah.
Selain itu warga juga tak berani keluar karena takut menjadi sasaran amukan sekelompok orang bercelana hitam.
Setelah beberapa jam, sekira pukul 20.00 WIB rombongan orang tersebut diamankan Polres Klaten.
• Polisi Mengamuk di Kafe, Tak Mau Bayar, Malah Todongkan Pistol ke Kapolsek
• BIN Siagakan Satgas Intelijen Medis untuk Bantu Penanganan Covid-19 di Indonesia
Mencekam saat Penyerangan
Suasana mencekam begitu dirasakan warga yang berada di sekitar kawasan Pasar Pedan, Desa Soboyan, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten, Minggu (4/10/2020) malam.
Pasalnya, sebuah insiden penyerangan oleh sekelompok massa terjadi di kawasan tersebut.
Menurut keterangan warga yang berada di sekitar lokasi kejadian, Atmanto (53), kejadian itu terjadi secara tiba-tiba sekira pukul 19.30 WIB.
Mereka berjalan menuju kawasan Pasar Pedan.
• Begini Kondisi Pasar Pedan Klaten Paska Insiden Penyerangan, Aktivitas Pasar Berjalan Normal
• Warga Sebut Kelompok yang Melakukan Penyerangan di Pedan Klaten, Bawa Berbagai Jenis Senjata
"Mereka teriak-teriak mencari anggota sebuah organisasi massa." ujar Atmanto kepada TribunSolo.com, Senin (5/10/2020).
"Berteriak kencang berkali-kali," imbuhnya.
Melihat itu, warga pun langsung berhamburan berlari masuk ke rumah, mengunci pintu, dan tak berani keluar.
Armanto mengatakan kelompok tersebut berjalan sambil merusak instalasi beberapa toko yang ada di jalan yang mereka lewati.
Anak-anak, lanjut Atmanto, juga menangis ketakutan karena insiden penyerangan itu.