Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pilkada Sragen 2020

Jika Kalah Lawan Kotak Kosong, Calon Wabup Sragen : Hambat Pembangunan, Jangan Buang-buang Rp 30 M

“Tidak adanya bupati yang terpilih secara langsung berarti menghambat pembangunan di Sragen,” paparnya kepada TribunSolo.com, Selasa (17/11/2020).

Penulis: Rahmat Jiwandono | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/@YuniSuroto Official
Pasangan Yuni - Suroto yang sudah resmi mendaftarkan diri di Pilkada Sragen 2020. 

Laporan Wartawan Tribunsolo.com, Rahmat Jiwandono

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Pembangunan di Kabupaten Sragen akan terhambat apabila yang menang dalam Pilkada 2020 adalah kotak kosong.

Calon Wakil Bupati Sragen, Suroto memaparkan, program pembangunan yang mereka siapkan tidak akan terwujud jika masyarakat memilih kotak kosong.

“Tidak adanya bupati yang terpilih secara langsung berarti menghambat pembangunan di Sragen,” paparnya kepada TribunSolo.com, Selasa (17/11/2020).

Baca juga: Lawan Kotak Kosong, Yuni-Suroto Tebar Pesona Bakal Kembangkan Potensi Seni dan Budaya di Sragen

Baca juga: Sidak di Toko Grosir, Petugas di Solo Temukan Makanan Kedaluarsa Ditaruh di Rak Barang yang Dijual

Menurut Suroto, pelaksanaan Pilkada dibiayai dengan uang rakyat maka harus dimanfaatkan dengan baik.

"Di sini artinya ada uang rakyat Rp 30 miliar untuk menggelar Pilkada,” katanya.

Ia menyatakan, jika mereka tidak menang melawan kotak kosong maka sama saja rakyat membuang-buang uang.

“Oleh karena itu mari sukseskan Pilkada tahun ini,” kata dia.

Gelorakan Kotak Kosong

Beberapa minggu menjelang pencoblosan Pilkada Sragen 2020, sekelompok orang berani muncul dan menantang satu-satunya Calon Bupati dan Wakil Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati - Suroto.

Ya, dia adalah relawan yang mengatasnamakan Gerakan Coblos Kotak Kosong atau Koko.

Bahkan mereka blusukan dari lokasi satu ke lokasi lain untuk menyuarakan gerakan tersebut, di antaranya ke para pedagang dan PKL.

Relawan Koko Sragen, Jamaludin Hidayat mengatakan, ajakan untuk mencoblos kotak kosong mendapat berbagai tanggapan yang berbeda dari masyarakat. 

Baca juga: Modus Berteduh saat Hujan, Pemuda Asal Sragen Gasak Motor Honda Beat yang Ditinggal Pemiliknya

Baca juga: Sebulan Jelang Pilkada Sragen Yuni vs Kotak Kosong, Polisi Pastikan 20 Kecamatan Aman dari Gesekan

Menurutnya, ada masyarakat yang mendukung dan mempertanyakannya. 

"Yang mendukung gerakan ini biasanya melek soal politik di Sragen," ujarnya kepada TribunSolo.com.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved