Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Terungkap Jejak Kaki Satwa di Jalur Evakuasi Gunung Merapi, Jejak Anjing Bukan Macan Tutul

Penemuan jejak kaki satwa liar di jalur evakuasi Gunung Merapi Suruh-Singlar, Dusun NGancar, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman sempat menghebohkan warga

Editor: Reza Dwi Wijayanti
KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA
Jejak kaki satwa liar yang membekas di permukaan cor beton jalur evakuasi Gunung Merapi di Suruh -Singlar Dusun Ngancar, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman 

TRIBUNSOLO.COM - Penemuan jejak kaki satwa liar di jalur evakuasi Gunung Merapi Suruh-Singlar, Dusun NGancar, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman sempat menghebohkan warga.

Pasalnya jejak kaki tersebut membekas di permukaan cor beton jalur evakuasi.

Berdasarkan pengamatan dari Kompas.com, terdapat jejak satwa yang dewasa serta anakan.

Sementara di kanan kiri jalur evakuasi masih cukup rimbun karena dipenuhi pepohonan dan rumut gajah.

Koptu Eko Widodo Babinsa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman mengatakan jejak tersebut pertama kali diketahui pada Jumat (20/11/2020).

"Kebetulan rumah saya di bawah, ada masyarakat yang mengarah ke sini. Saya timbul kecurigaan dan saya kejar ternyata mereka melihat jejak satwa ini, yang sementara diduga (jejak) macan tutul," ungkapnya.

Diperkirakan satwa yang melintas lebih dari satu ekor. Hal ini dilihat dari ukuran bekas jejak kaki yang berbeda.

Baca juga: Kabar Baik, Jumlah Pasien Covid-19  Sembuh di Klaten Bertambah, Ada 58 Kasus Baru

Baca juga: Pelipatan Surat Suara Pilkada Sragen 2020 Selesai, KPU Temukan 380 Surat Suara Rusak

"Ini kalau saya perkirakan ada sekitar dua atau tiga (ekor). Jejak yang dewasa satu paling dominan besar, ada juga yang kecil, tapi di sela-sela itu ada jejak yang (usia) di antara remaja," tuturnya.

Ia menegaskan jika satwa ini tidak turun karena meningkatnya aktivitas Gunung Merapi saat ini.

Tetapi habitatnya memang di sekitar lokasi tersebut.

"Yang saya tekankan, ini memang perlintasan satwa itu, jadi bukan karena aktivitas (Gunung Merapi) naik, terus hewan yang di Merapi turun, itu tidak benar. Memang habitatnya dari dulu di sekitaran sini," katanya.

Ia menjelaskan warga sudah mengetahui keberadaan binatang yang diduga macan tutul karena ada beberapa warga yang mengaku pernah melihatnya.

"Aktivitas warga juga tidak merasa terganggu, satwa juga tidak terganggu. Sampai saat ini tidak ada konflik, tidak ada laporan hewan ternak yang dimangsa, tidak ada," urainya.

Jejak anjing, bukan macan tutul

Sementara itu Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), Pujiati mengatakan jika pihaknya sudah melakukan pengecekan ke lokasi pada Selasa (24/11/2020). 

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved