Begini Identifikasi Korban Kecelakaan Pesawat, Sampai Tempat Nongkrongnya Pun Bisa Jadi Sumber Data
Berminggu-minggu ini operasi pencarian korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di Kepulauan Seribu dilakukan.
Penulis: Rahmat Jiwandono | Editor: Asep Abdullah Rowi
Saat itu mereka berangkat dari Jakarta ke Pontianak, Kalimantan Barat lantaran ada proyek pemasangan rolling door.
"Pekerjaan mereka adalah pemborong," imbuh Paidi.
Impian Renovasi Rumah
Ada keinginan yang belum bisa diwujudkan Riyanto, salah seorang korban insiden kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182.
Keinginan itu yakni memperbaiki rumahnya yang berada di Grasak RT 16, Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen.
Hal itu diungkapkan istri Riyanto, Ernawati.
"Ingin membangun rumah. Tapi belum bisa. Bapak ingin membuat rumah ini jadi lebih bagus," ungkap Ernawati, Minggu (10/1/2021).
Belum terwujudnya keinginan itu lantaran masih seretnya pendapatan Riyanto akibat Pandemi Covid-19.
Baca juga: Berawal dari Berita Viral Facebook, Ernawati Dapati Suami Jadi Korban Insiden Sriwijaya Air SJ-182
Baca juga: Barang Korban Sriwijaya Air Ditemukan, Hoodie Anak-anak Gambar Minnie Mouse Jadi Sorotan
Riyanto saat ini bekerja sebagia pemasang rolling door bersama kakaknya Suyanto.
Mereka hendak mengerjakan proyek pemasangan rolling door di kawasan Pontianak.
Ernawati sempat melarang Riyanto pergi. Namun, apa daya Ernawati akhirnya luluh.
"Pada tahun baru lalu dia sudah berniat pergi, namun saya larang. Lalu dia minta izin sehari pergi ke Pontianak," ungkap dia.
"Kamis malam dia berangkat, minggunya sudah balik lagi. Karena cuma sehari, saya mengizinkan," tambahnya.
Sempat Liburan ke Tawangmangu
Liburan ke Tawangmangu menjadi momen terakhir penumpang Sriwijaya Air SJ182 asal Sragen bersama keluaraganya.
Ya, dia adalah Riyanto warga Grasak RT 16, Desa Katelan, Kecamatan Tangen.
Istrinya, Ernawati mengenang jika suaminya mengajak dirinya dan dan putri yang masih berusia 1 tahun liburan tahun baru sebelum insiden kecelakaan Sriwijaya Air SJ - 182 terjadi.
Momen liburan tersebut sempat diabadikan dalam beberapa foto dan tersimpan di gawai Ernawati.
Baca juga: Kisah Pilu Penantian Keluarga Penumpang dan Awak Sriwijaya Air SJ 182: Pesan Doakan Ya
Baca juga: Sebelum ke Pontianak, Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Ternyata Layani Rute ke Pangkalpinang
Dalam foto tersebut, Ernawati dan anaknya kompak memakai busana dengan warna senada kuning.
Sementara, Riyanto mengenakan jaket berwarna gelap yang dipadukan dengan celana jins.
"Itu foto saat di Taman Balekambang Tawangmangu. Foto terakhir bersama bapak," kata Ernawati kepada TribunSololo.com, Minggu (10/1/2021).
Ernawati mengungkapkan saat tahun baru, Riyanto sepat mengutarakan keinginannya untuk mengambil pekerjaan ke luar kota.
"Pada tahun baru lalu dia sudah berniat pergi, namun saya larang. Lalu dia minta izin sehari pergi ke Pontianak," ungkap dia.
Permintaan izin itu disampaikan Riyanto lantaran mendapat pekerjaan proyek pemasangan rolling door di Pontianak.
Itu dilakukannya bersama kakaknya, Suyanto.
Mereka sama-sama menumpangi pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
"Kamis malam dia berangkat, minggunya sudah balik lagi. Karena cuma sehari, saya mengizinkan," ucap dia.
Firasat sang Anak
Tangis Ernawati, Istri Riyanto yang menjadi salah satu korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 pecah.
Dia tidak membendung air matanya saat mengenang sang suami.
Riyanto berangkat bersama kakaknya, Suyanto ke Jakarta menggunakan bus dari Terminal Pilangsari, Sragen.
Sebelum berangkat, anak Riyanto yang masih berusia 1 tahun tidak memperbolehkannya pergi.
"Tidak boleh berangkat. Dipegangi benar. Tidak boleh berangkat. Anaknya nangis terus," ungkap Ernawati, Minggu (10/1/2021).
Baca juga: Ketua RT Ungkap Sikap Tak Biasa Pilot Sriwijaya Air SJ 182 Sebelum Take Off, Begini Penjelasannya
Baca juga: Paska Kecelakaan Pesawat, Pembatalan Tiket Sriwijaya Air di Solo Didominasi Masalah Test Covid-19
Riyanto kemudian menghibur sang anak lalu menidurkannya sebelum akhirnya berangkat bersama Suyanto.
"Setelah tertidur, bapak baru berangkat," kata Ernawati.
Bahkan, Riyanto menitipkan sebuah pesan kepada Ernawati.
"Bila (anaknya) kangen. Lihat baju bapaknya saja," ucapnya.
Sesampainya di Jakarta, Riyanto dan Suyanto langsung menjalani uji swab PCR di sebuah rumah sakit kawasan Jakarta.
Itu dilakukan sebagai salah satu syarat pelaku perjalanan menggunakan pesawat terbang.
Hasil swab PCR keduanya negatif Covid-19. Alhasil, mereka diperbolehkan untuk terbang ke Pontianak menggunakan Sriwijaya Air SJ-182.
Sebelum berangkat, anak Riyanto sempat ingin berkomunikasi melalui video call. Itu dilakukan sekira pukul 13.00 WIB.
"Kemudian si anak juga minta lagi untuk video call sekira pukul 15.00 WIB," kata Riyanto.
Dua Warga Sragen
Dua warga Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen menjadi korban insiden kecelakaan pesawat terbang Sriwiijaya Air bernomor penerbangan SJ-182.
Kedua warga tersebut bernama Suyanto dan Riyanto. Masing-masing bertempat tinggal di Giri Mulyo RT 18 dan Grasak RT 16, Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen.
Baca juga: Pilu, Detik-detik Sri Tahu Suaminya Korban Pesawat Sriwijaya Air SJ182, Baru Sadar Lihat Foto WA
Baca juga: Viral Foto WhatsApp Terakhir Captain Afwan Pilot Sriwijaya Air SJ-182, Ingatkan Salat dan Akhirat
Kepala Desa Katelan, Paidi mengatakan kabar tersebut sudah dikroscek pihak keluarga seusai mendapat kabar dari siaran televisi.
Itu dilakukan dengan melihat story Whatsapp (WA) Riyanto. Korban sempat mengunggah foto tiket penerbangan Jakarta - Potianak.
Foto tersebut dilengkapi dengan tulisan 'Tiwas subuh mngkte' (terlanjur subuh berangkat). Tulisan tersebut dilengkapi dengan emoticon kesal.
"Korban ternyata membuat story WA. Kemudian ada info yang muncul di media televisi," kata Paidi kepada TribunSolo.com, Minggu (10/1/2021).
"Setelah dicek, namanya kakak - beradik tersebut ada dalam data nama yang tertera di televisi," tambahnya.
Mendapati kabar nahas tersebut, istri korban syok dan tak kuasa membendung tangisnya.
Paidi menuturkan saat ini, perwakilan keluarga telah berada di Bandara Soekarno - Hatta, Banten.
Mereka bertolak ke sana, Sabtu (9/1/2021) sekira pukul 22.00 WIB menggunakan mobil.
"Yang berangkat itu bapak, ibu, dan dua adik korban. Sama ada satu orang sopir," tuturnya. (*)