Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pilkada Wonogiri 2020

Sah! Jekek - Setyo Ditetapkan Jadi Bupati - Wakil Bupati Wonogiri Terpilih untuk Lima Tahun ke Depan

Ketua KPU Wonogiri Toto Sih Setyo mengatakan, meski Pilkada Wonogiri dilakukan di tengah pandemi Covid-19, namun dapat berjalan dengan damai.

Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Agil Tri
Suasana rapat pleno terbuka penetapan paslon terpilih Pilkada Wonogiri 2020, Jumat (23/1/2021). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Joko Sutopo (Jekek) – Setyo Sukarno atau bisa dikenal dengan singkatan Joss resmi ditetapkan sebagai Bupati - Wakil Bupati Wonogiri periode 2021-2024.

Penetapan dilakukan saat rapat pleno paslon terpilih Pilkada Wonogiri 2020 di Rumah Makan Saraswati, Jumat (22/1/2021).

Rapat pleno penetapan dilaksanakan setelah surat dari Panitera Mahkamah Konstitusi (MK) perihal Keterangan Perkara PHP-Gub/Kab/Kota Tahun 2021 yang diregistrasi di MK keluar dan diterima pada Rabu (20/1/2021) kemarin.

Ketua KPU Wonogiri Toto Sih Setyo mengatakan, meski Pilkada Wonogiri dilakukan di tengah pandemi Covid-19, namun dapat berjalan dengan damai, aman, dan lancar.

Baca juga: Ditetapkan Jadi Bupati Wonogiri Terpilih, Tapi Jekek Tak Hadiri Rapat Pleno, Begini Penjelasan KPU

Baca juga: Gubernur Ganjar Larang Hajatan, Bupati Wonogiri Jekek : Penyumbang Kasus Paling Banyak 

"Terdapat tiga indikator yang suksesnya Pilkada ini, yaitu meningkatnya kualitas pemilihan yang ditunjukkan meningkatnya partisipasi masyarakat," jelasnya.

"Serta lahirnya gagasan solutif dari masing-masing paslon, dan adanya keyakinan serta jaminan keselamatan saat Pilkada," kata dia.

Dalam rapat pleno rekapitulasi dan penetapan hasil perolehan suara Pilkada Wonogiri Josss menang telak atas pesaingnya.

Josss meraih hasil suara sebanyak 484.262 suara atau sebesar 83,32 persen.

Sedangkan Hartanto – Joko Purnomo memperoleh suara sebanyak 96.964 suara atau sebesar 16,68 persen.

Toto mengatakan, sesuai dengan PKPU 19, agenda setelah ini yakni menyerahkan berkas rekomendasi ke Ketua DPRD Wonogiri untuk pelantikan.

"DPRD nanti yang akan melanjutkan ke gubernur, Kemendagri. Apakah Kemendagri sendiri yang melantik atau dilimpahkan ke gubernur," kata dia.

Berdasaran Akhir Masa Jabatan (AMJ) Buapti dan Wakil Bupati Wonogiri saat ini, akan habis pada 17 februari 2021.

"Nanti formatnya seperti apa kita tunggu," imbuhnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Wonogiri Sriyono mengatakan pihaknya menunggu surat rekomendasi dari KPU Wonogiri.

Setelah surat tersebut diterima, DPRD Wonogiri akan melakukan rapat paripurna.

"Rapat Paripurna kemungkinan akan kita lakukan hari Selasa (26/1/2021)," katanya.

"Hasil dari rapat paripurna itu, akan kita kirim ke Gubernur untuk penjadwalan pelantikan Bupati dan Wakil Bupati," tandasnya.

Jekek Tak Hadir

Joko Sutopo tak hadir dalam rapat pleno penetapan pasangan calon terpilih dalam Pilkada Wonogiri 2020, Jumat (22/1/2021).

Padahal, KPU Wonogiri telah menyampaikan undangan kepada pria yang akrab di sapa Jekek itu.

Dalam rapat pleno tersebut, paslon nomor urut 02 Joko Sutopo (Jekek) – Setyo Sukarno (Josss), hanya dihadiri Setyo Sukarno saja.

Setyo Sukarno mengatakan, Jekek tak bisa menghadiri rapat pleno tersebut karena bertepatan dengan agenda dinas.

"Saat ini pak Joko sedang berada di luar kota, jadi belum bisa hadir," kata dia.

"Kondisinya alhamdulillah sehat," imbuhnya.

Penyerahan berita acara saat rapat pleno terbuka penetapan paslon terpilih Pilkada Wonogiri, Jumat (23/1/2021)
Penyerahan berita acara saat rapat pleno terbuka penetapan paslon terpilih Pilkada Wonogiri, Jumat (23/1/2021) (TribunSolo.com/Agil Tri)

Baca juga: Gubernur Ganjar Larang Hajatan, Bupati Wonogiri Jekek : Penyumbang Kasus Paling Banyak 

Baca juga: Angka Kasus Capai 1.929, Wonogiri Kini Berstatus Zona Merah Covid-19, Bupati Jekek : Karena Tracing

Ya, rapat pleno penetapan paslon terpilih ini sedianya digelar KPU Wonogiri, Sabtu (23/1/2021).

Namun, oleh KPU Wonogiri acara tersebut dimajukan satu hari.

"Awalnya kan besok acaranya, lalu dimajukan, dan beliau (Jekek) posisinya masaih di luar kota," imbuhnya.

Ketua KPU Wonogiri Toto Sih Setyo mengatakan, ada permintaan dari KPU Provinsi agar rapat pleno penetapan paslon terpilih di kabupaten/kota digelar segera.

Dia memaklumi, jika ada tamu undangan yang tak bisa hadir karena adanya perubahan jadwal.

"Jika ada suatu kegiatan sehingga tidak bisa hadir tidak masalah, yang penting ada wakilnya," ucapnya.

Menang Telak

KPU Wonogiri selesai melakukan rapat pleno rekapitulasi dan penetapan hasil perolehan suara tingkat Kabupaten, Selasa (16/12/2020).

Hasilnya, Pasangan calon (paslon) Bupati - Wakil Bupati Sukoharjo nomor urut 02 Joko Sutopo (Jekek) – Setyo Sukarno (Josss) dipastikan menang. 

Perolehan suara Jekek, mengungguli pesainganya Paslon nomor 01 Hartanto – Joko Purnomo (Harjo). 

Baca juga: Update Kondisi Gunung Merapi : Kawah Tertutup Kabut, Guguran dan Hembusan Terjadi 13 Kali

Baca juga: Sah! Istri Bupati Sukoharjo Etik Suryani Menangi Pilkada 2020, Raih 53,34 Persen Suara

Josss meraih hasil suara sebanyak 484.262 suara atau sebesar 83,32 persen. 

Sedangkan Harjo memperoleh suara sebanyak 96.964 suara atau sebesar 16,68 persen. 

Rapat pleno tersebut diselenggaran di Aula KPU Wonogiri dari pagi hari hingga malam hari. 

Menurut ketua KPU Wonogiri Toto Sih Setyo pada pukul 19.30 WIB, KPU Wonogiri melaksanakan penetapan rekapitulasi hasil penghitungan suara tingkat Kabupaten.

"Selanjutnya penetapan Paslon terpilih akan dilaksanakan paling lambat lima hari setelah Mahkamah Konstitusi menerbitkan Buku Register Perkara Konstitusi," katanya. 

"Kemungkinan Februari 2021 mendatang," imbuhnya.

Saat rapat pleno digelar, server Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) sempat down. Namun, pihaknya bakal melanjutkan mengisi data Sirekap agar 100 persen clear.

"Sirekap nantinya mengikuti hasil pleno final. Hasil rekapitulasi yang manual dan Excel kita tulis di D Hasil," tandasnya. 

Hasil Quick Count PDIP Pilkada Wonogiri : Jekek 84,84 Persen, Tekuk Harjo Hanya Dapat 15,16 Persen

Jago dari PDIP nomor urut 02 Joko Sutopo-Setyo Sukarno (JOSSS) unggul telak dalam hitung cepat atau quick count di Pilkada Wonogiri 2020 

Dari hasil rekapitulasi hitung cepat sementara versi internal JOSSS, paslon pertahanan ini berhasil meraih 420.543 suara atau 84,84 persen dengan jumlah TPS mencapai mencapai 76 persen.

Sementara pesaingnya, paslon nomor urut 01 Hartanto-Joko Purnomo (Harjo), meraih 75.120 suara atau 15,16 persen. 

Baca juga: Biodata Teguh Prakosa Calon Wakil Wali Kota Solo : Mantan Guru Olahraga SMA Si Kader Loyal PDIP Solo

Baca juga: Gibran Anak Jokowi Amankan Status Solo Jadi Kandang Banteng, Akui Tak Ada Selebrasi Berlebihan

Joko Sutopo atau Jekek, tidak pernah memprediksi perolehan suaranya di Pilkada Wonogiri 2020 sebesar itu.

"Kami tidak ada prediksi hasil quick count, target kami hanya Pilkada sukses yang di dalamnya ada kesadaran, harmonisasi, dan kondusifitas," katanya kepada TribunSolo.com, Rabu (9/12/2020).

"Berapapun hasilnya itu konsekuensi logis dari demokrasi," ucapnya. 

Terkait hasil penghitungan cepat ini, Bupati petahana itu masih akan menunggu penghitungan dari KPU. 

"Karena ini quick count, kami menghormari proses demokrasi, nanti kepastiannya di real count," ucapnya. 

Jekek mengucapkan terimakasih kepada masyarakat Wonogiri yang telah menggunakan hak pilihnya dalam Pilkada Wonogiri 2020.

Meski unggul dalam perolehan suara cepat, dia meminta pendukungnya untuk tidak melakukan eurofia yang berlebihan seperti konvoi. 

"Kita maknai ini sebagai keindahan demokrasi dengan profesional, seperti menjaga sikap dan tanggung jawab," kata Jekek. 

"Karena ini pandemi Covid-19, kedisiplinan budaya hidup harus ditaati," tandasnya.

Hasil Sementara Pilkada Solo Raya

Hasil sementara Pilkada serentak 2020, menunjukkan pasangan calon yang diusung PDIP mengusai 'medan perang' di Solo Raya.

Ya, dari hasil yang dihimpun TribunSolo.com, partai besutan Megawati Soekarnoputri itu merajai mulai di Kota Solo, Kabupaten Sukoharjo, Boyolali, Wonogiri, Klaten dan Sragen.

Lantas bagaimana hasil di kandang banteng saat Pilkada Solo, Rabu (9/12/2020)?

Gibran-Teguh Unggul di Solo

Versi Charta Politika saat data masuk 93 persen :

1. Gibran-Teguh : 87,23 persen

2. Bagyo-FX Supardjo : 12,77 persen

Gibran Rakabuming Raka bersama Putut Gunawan melihat hasil hitung cepat suara sah Pilkada Solo 2020 di kantor DPC PDIP, Kampung Brengosan, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Laweyan, Rabu (9/12/2020).
Gibran Rakabuming Raka bersama Putut Gunawan melihat hasil hitung cepat suara sah Pilkada Solo 2020 di kantor DPC PDIP, Kampung Brengosan, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Laweyan, Rabu (9/12/2020). (TribunSolo.com/Adi Surya)

Versi Voxpol Centre saat data masuk 95 persen :

1. Gibran-Teguh : 86,57 persen 

2. Bagyo-FX Supardjo : 13,42 persen 

Bersi versi PDIP di kantor Brengosan Solo :

1. Gibran-Teguh :  83,47 persen

2. Bagyo-FX Supardjo : 16,53 persen

Data itu diambil kader dari 936 TPS dengan jumlah total 1.231 TPS di Pilkada Solo

Calon Bupati Sukoharjo nomor urut 01, Etty Suryani menunjukkan surat suara di TPS Gayam, Rabu (9/12/2020).
Calon Bupati Sukoharjo nomor urut 01, Etty Suryani menunjukkan surat suara di TPS Gayam, Rabu (9/12/2020). (TRIBUNSOLO.COM/AGIL TRI)

Etik-Agus Unggul di Sukoharjo

Versi Tim EA DPC PDIP Sukoharjo : 

1. Etik Suryani - Agus Santosa (EA) : 266.589 suara atau 53,35 persen 

2. Joko Santosa - Wiwaha Aji Santosa (Joswi) : 233.106 suara atau 46,65 persen

Versi Joswi saat rekapitulasi 1.353 TPS atau 76,24 persen masuk :

1. Etik Suryani - Agus Santosa (EA) : 195.494 suara atau 51,09 persen

2. Joko Santosa - Wiwaha Aji Santosa (Joswi) : 187.176 suara atau 48,92 persen

Said-Wahyu Unggul Telak di Boyolali

Versi DPC PDIP Boyolali :

1. Said Hidayat-Wahyu Irawan : Dapat 662.068 atau 95,59 persen

2. Kotak Kosong : Dapat 30.888 atau 4,31 persen

Jekek-Setyo Unggul di Wonogiri

Versi DPC PDIP Wonogiri

1. Joko Sutopo-Setyo Sukarno : Dapat 484.447 suara atau 83.36 pesen

2. Hartano-Joko Purnomo : Dapat 96.725 suara atau 16.64 persen

Sri Mulyani-Yoga Unggul di Klaten

Versi hitung cepat Pilkada Pemkab Klaten pukul 17.40 WIB : 

1. Sri Mulyani-Yoga Hardaya : Dapat 253.340 atau 49.41persen

2. One Krisnata-Muhammad : Dapat 168.300 suara atau 32,83 persen

3. Arif Budiyono-Harjanta : Dapat 91.045 suara atau 17,76 suara

Yuni-Suroto Unggul di Sragen 

Versi Diskominfo Sragen : 

1. Kusnindar Untung Yuni Sukowati -Suroto : Dapat 431.802 suara atau 78,25 persen

2. Kotak Kosong : Dapat 106.600 suara atau 19.32 suara

Kader PDI-P membawa bendera super besar saat kampanye akbar yang dihadiri capres nomor urut 01 Jokowi di Stadion Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Solo, Selasa (9/4/2019).
Kader PDI-P membawa bendera super besar saat kampanye akbar yang dihadiri capres nomor urut 01 Jokowi di Stadion Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Solo, Selasa (9/4/2019). (TRIBUNSOLO.COM/ASEP ABDULLAH ROWI)

Ikon Kandang Banteng

Ikon 'kandang banteng' selama ini melekat pada wilayah Solo Raya karena PDIP selalu menang dalam kontestasi pemilu.

Namun kini detik-detik predikat itu menjadi akan dipertahankan kembali atau tidak dalam Pilkada serentak 2020?

Mengingat Pilkada serentak kali ini ada 6 daerah di Solo Raya yang menggelar hajatan pesta demokrasi lima tahunan sekali.

Di antaranya Kota Solo, Kabupaten Sukoharjo, Boyolali, Wonogiri, Klaten dan Sragen yang tercatat total memiliki sebanyak 10 pasangan calon (paslon).

Baca juga: Hanya Musuh Kotak Kosong, Said Hidayat Patok Target Berapa?

Baca juga: Dikecewakan PDIP karena Posisinya Diambil Gibran Anak Jokowi, Achmad Purnomo Ternyata Tetap Nyoblos

Adapun di semua wilayah itu, PDIP mempunyai Calon Wali Kota dan Calon Bupati.

Lantas bagaimanah prediksinya status kandang banteng di Solo Raya?

Pengamat Politik dan Tata Negara UNS Solo, Agus Riwanto menerangkan, diprediksi partai besutan Megawati Soekarnoputri di Solo Raya akan bisa mempertahankan ikon kandang bateng.

Indikasinya menurut dia, karena di enam wilayah Solo Raya itu, semua incumbent.

"Banyak incumbent, Sragen, Boyolali, Klaten dan Wonogiri," jelasnya kepada TribunSolo.com, Rabu (9/12/2020).

"Sukoharjo juga istri incumbent, Solo walaupun bukan, anak RI 1 (Presiden Jokowi)," aku dia menekankan. 

Dia menilai, dilihat dari aspek incumbent, tampaknya kandang banteng yang selama ini jadi ikonik di Solo Raya bisa dipertahankan.

Meskipun lanjut dia, beberapa daerah ada perlawanan, sehingga calon PDIP harus bekerja sedikit keras tetapu tidak mempengaruhi kemenangan.

"Misal sukoharjo agak ketat, di Wonogiri lumayan tapi seakan tak menggoyah, begitu di Klaten ada perlawanan dengan dua tiga paslon," terang dia.

Baca juga: Terlambat ke TPS, Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo Beberkan Alasannya

Baca juga: Nyoblos di TPS 01 Desa Mulur Sukoharjo, Wiwaha Harap Semua Paslon dan Pendukung Saling Memaafkan 

Lebih lanjut dia menjelaskan, jika incumbent relawan lebih mampu berkomunikasi dan kesempatan banyak.

Apalagi di masa Covid-19 ini kampanye terbatas, harus jaga jarak hingga pertemuan dibatasi 50 orang sehingga pendatang baru tidak bisa berkomunikasi secara leluasa. 

"Sudah ada modal sosial kuat, ekonomi hingga politik," aku dia.

Namun jika nantinya ada wilayah di kandang rontok, dia menilai tidak signifikan mempengaruhi kontestasi di peta perpolitikan nasional.

"Kalau kontek nasional dinamis, tidak selalu mutlak, karena dalam pilkada partai tidak cukup kuat, tergantung calon itu sendiri," jelas dia. 

Lengkap Daftar Calon PDIP di Solo Raya

PDIP menjadi satu-satunya partai politik (parpol) yang menempatkan jagonya pada posisi nomor satu yakni Calon Wali Kota dan Calon Bupati di Solo Raya.

Dari 10 pasangan calon (paslon) di Kota Solo, Kabupaten Sukoharjo, Boyolali, Wonogiri, Klaten dan Sragen itu, ada 6 paslon yang dijagokan PDIP.

Di antaranya Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa di Solo, Etik Suryani dan Agus Santosa di Sukoharjo, Muhammad Said Hidayat - Wahyu Irawan di Boyolali, Joko Sutopo - Setyo Sukarno di Wonogiri dan

Sementara di Klaten, kader PDIP Sri Mulyani dipasangkan dengan tokoh Golkar Yoga Hardaya dan Kusdinar Untung Yuni Sukowati di Sragen dipasangkan dengan kader PKB.

Tak hanya daftar lengkap nama dan partai pendukung yang akan disajikan TribunSolo.com, tetapi juga daftar kekayaan seperti yang sudah dilaporkan melalui Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).

Kalahkan Kekayaan Gibran, Inilah Peserta Pilkada di Solo Raya yang Paling Kaya, Tembus Rp 42 Miliar

Pengamat Kesehatan UNS Solo Beri Saran, Pilkada Boleh Jalan Tapi Cara Diubah Agar Tak Timbul Klaster

Berikut ini daftar nama, partai pendukung hingga kekayaan yang dimiliki calon kepala daerah di Solo Raya :

PILKADA SOLO 2020

1. Gibran Rakabuming Raka - Teguh Prakosa

  • Partai Pendukung 40 Kursi di DPRD : PDIP, Golkar, Gerindra, PSI dan PAN
  • Dukungan Partai Non Parleman : PPP, PKB, Nasdem, PKPI dan Perindo

Harta Kekayaan :

  • Gibran Rakabuming Raka : Rp 21,1 miliar atau tepatnya Rp 21.152.810.130
  • Teguh Prakosa                    : Rp 1,23 miliar atau tepatnya Rp 1.231.150.999 

2. Bagyo Wahyono - FX Suparjo (Bajo dari Independen)

Dukungan : 38.831 KTP warga Solo

Harta Kekayaan :

  • Bagyo Wahyono : Rp 1,9 miliar atau tepatnya Rp 1.987.550.304
  • FX Suparjo           : Rp 1,09 miliar atau tepatnya Rp 1.090.475.781

PILKADA SUKOHARJO 2020

1. Etik Suryani - Agus Santosa

Partai Pendukung 27 Kursi di DPRD : PDIP, Golkar, Nasdem dan Partai Demokrat

Harta Kekayaan :

  • Etik Suryani    : Rp 5,86 milar atau tepatnya Rp 5.867.976.346
  • Agus Santosa : Rp 2,77 miliar atau tepatnya Rp2.778.117.721

2. Joko Santosa - Wiwaha Aji Santosa

  • Partai Pendukung 15 Kursi di DPRD : Gerindra, PKS, PAN dan PKB
  • Dukungan Partai Non Parleman       : Partai Berkarya, PPP, PBB, Perindo, Garuda dan Gelora

Harta Kekayaan :

  • Joko Santosa             : Belum ada di LHKPN
  • Wiwaha Aji Santosa : Rp 46 juta atau tepatnya Rp 46.000.000

PILKADA BOYOLALI 2020

1. Muhammad Said Hidayat - Wahyu Irawan

  • Partai Pendukung 42 Kursi di DPRD : PDIP, Partai Golkar, PKB,  dan Partai Gerindra
  • Dukungan Partai Non Parlemen       : PPP dan Partai Nasdem

Harta Kekayaan :

  • Muhammad Said Hidayat : Rp 3,98 miliar atau tepatnya Rp 3.989.601.681 
  • Wahyu Irawan                     :

Pilkada Boyolali hanya satu pasangan, sehingga melawan kotak kosong

PILKADA WONOGIRI 2020

1. Joko Sutopo - Setyo Sukarno

  • Partai Pendukung 39 Kursi di DPRD : PDIP, Golkar dan PAN
  • Dukungan Partai Non parlemen : PPP dan PSI

Harta Kekayaan :

  • Joko Sutopo      : Rp 6 miliar lebih atau tepatnya Rp 6.002.817.363
  • Setyo Sukarno  : Rp 1 miliar lebih atau tepatnya Rp 1.002.000.000

2. Hartanto dan Joko Purnomo

Partai Pendukung 11 Kursi di DPRD : PKS, PKB, dan Gerindra

Harta Kekayaan :

  • Hartono              : Rp 1,75 miliar atau tepatnya Rp 1.755.000.000.
  • Joko Purnomo   : Rp 486 juta atau tepatnya Rp 486.479.560.

Reaksi Gibran Putra Presiden Dapati Kenyataan Kalah Tajir dari Cabup Klaten ABY dan Bobby Nasution

Sri Mulyani Cuti Masa Kampanye, Roda Pemerintahan Klaten Diemban Kepala Dinas ESDM Jawa Tengah

PILKADA KLATEN 2020

1. Sri Mulyani - Yoga Hardaya (Mulyo)

Partai Pendukung 26 Kursi di DPRD : PDIP dan Golkar

Harta Kekayaan :

  • Sri Mulyani      : Rp 8,8 miliar atau tepatnya Rp 8.800.349.040
  • Yoga Hardaya : Rp 4,21 miliar atau tepatnya 4.219.750.000

2. One Krisnata - Muhammad Fajri (ORI)

Partai Pendukung 13 Kursi di DPRD : Demokrat, PKS dan Gerindra

Harta Kekayaan :

  • One Krisnata        : Rp 19,7 miliar atau tepatnya Rp19.712.099.474
  • Muhammad Fajri : Rp 4,84 miliar atau tepatnay Rp 4.849.900.000

3. Arif Budiyono - Harjanta (ABY-HJT)

  • Partai Pendukung 11 Kursi di DPRD : PKB, PAN, PPP, dan Partai Nasdem
  • Dukungan Partai Non Parlemen : Partai Hanura, PSI, Garuda, Partai Berkarya dan Perindo.

Harta Kekayaan :

  • Arif Budiyono : Rp 42 miliar atau Rp 42.000.000.000
  • Harjanta          : Rp 7,2 miliar atau tepatnya Rp7.283.809.428.

PILKADA SRAGEN 2020

1. Kusdinar Untung Yuni Sukowati - Suroto

Partai Pendukung 34 Kursi di DPRD : PDIP, Golkar, PKB, PAN, Demokrat, dan Nasdem

Harta Kekayaan :

  • Kusdinar Untung Yuni : Rp 5,75 miliar atau tepatnya Rp 5.759.812.815
  • Suroto                            : Rp 3,42 miliar atau tepatnya Rp 3.426.000.000

Sama seperti di Boyolali, di Sragen juga hanya satu pasangan, sehingga lawan kotak kosong.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved