Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Update Gunung Merapi

Aktivitas Gunung Merapi Menurun, Sejumlah Pengungsi di Desa Tegalmulyo Klaten Banyak yang Pulang

Sejumlah pengungsi di Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Klaten sudah mulai kembali ke rumah mereka masing-masing. Pada Jumat malam tinggal 97 orang

Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Agil Trisetiawan
Tribunsolo.com/Mardon Widiyanto
Warga Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten yang berlokasi cukup dekat dengan Merapi dipastikan aman di pengungsian, Rabu (27/1/2021). 

Kubah Lava Menurun

BPPTKG Yogyakarta juga  mencatat, volume kubah lava Gunung Merapi mencapai 158.000 m3 pada 25 Januari 2021. 

Berikutnya, pada 28 Januari 2021 volume kubah lava menurun menjadi sebesar 62.000 m3.

Hal itu dikarenakan terjadi awan panas guguran yang cukup intens, yakni sebanyak 52 kali pada 27 Januari 2021.

"Karena lava yang keluar langsung menjadi guguran dan tidak sempat lagi membentuk kubah," ujar Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, dalam Siaran Informasi BPPTKG, Jumat (29/1/2021). 

Dengan peristiwa itu, Hanik melanjutkan, potensi bahaya Gunung Merapi ke depan secara umum berkurang.

Namun, yang masih perlu terus diperhatikan adalah adanya suplai magma dari dalam.

"Ini yang kita tidak pernah tahu. Namun, potensi awan panas ke depan bisa dibilang menurun," imbuhnya. 

Selain itu, dilaporkan pula data pemantauan seismik, deformasi, dan gas Gunung Merapi masih mengalami penurunan.

Tidak ada tekanan magma berlebih yang mencerminkan tambahan suplai magma.

Berdasarkan pengamatan visual Gunung Merapi pada Rabu (27/1/2021), terjadi awan panas guguran sebanyak 52 kali, amplitudo maksimal 77 mm, durasi 317,8 detik, estimasi jarak maksimum 3.000 m ke arah barat daya (hulu Kali Krasak dan Kali Boyong), tinggi kolom teramati tersapu angin kencang dari barat ke timur rata puncak. 

Hari berikutnya, ungkap Hanik, BPPTKG mencoba untuk mengambil gambar di lapangan.

Pada Kamis (28/1/2021), BPPTKG mengonfirmasi sejauh mana awan panas guguran yang terjadi pada sehari sebelumnya. 

"Dari sini ternyata dari pengamatan drone kami, awan panas yang terjadi untuk jarak maps 3.200 m dan untuk jarak miring 3.500 m, jadi ini titik terakhir awan panas. Jarak awan panas ini masih cukup jauh dari pemukiman yang berjarak 6,5 km," beber Hanik.

Baca juga: 2 Pesawat Tujuan Semarang Mendarat Darurat di Solo, Begini Nasib 113 Penumpangnya

Baca juga: Heboh Batu Diduga Meteor Jatuh Timpa Rumah Warga, Pemilik Rumah : Waktu Saya Ambil Masih Hangat

Ditanya mengenai dampak spesifik awan panas guguran tersebut, Hanik menjelaskan, pada area yang terlampaui oleh awan panas guguran, maka terbakar hangus dan terjadi kerusakan. 

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved