Update Gunung Merapi
Dianggap Malam Keramat, Malam Jumat Kliwon Warga Tegalmulyo Klaten Banyak yang Kembali Pengungsian
Ratusan warga di Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Klaten melakukan tirakatan di pengungsian pada Kamis (28/1/2021) malam. Hal itu dilakukan karena
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Agil Trisetiawan
Dalam minggu ini, kegempaan Gunung Merapi tercatat 71 kali Awan panas guguran (AP), 6 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 105 kali gempa Fase Banyak (MP), 1.148 kali gempa Guguran (RF), 122 kali gempa Hembusan (DG), dan 1 kali gempa Tektonik (TT).
"Secara umum kegempaan internal pada minggu ini lebih rendah dibandingkan minggu lalu, sedangkan gempa di permukaan seperti gempa guguran dan awan panas meningkat," tutur Hanik.
Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan electronic distance measurement (EDM) pada minggu ini menunjukkan adanya laju pemendekan jarak sebesar 0,4 cm/hari, menurun dari minggu sebelumnya.
Pada minggu ini, terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi sebesar 240 mm/jam selama 135 menit di Pos Kaliurang pada 27 Januari 2021.
Pada 25 Januari 2021 pukul 16.30 WIB dilaporkan terjadi penambahan aliran di Kali Boyong, Gendol, dan Woro.
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental tersebut, Hanik menyimpulkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif.
Status aktivitas masih ditetapkan dalam tingkat siaga.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, meliputi sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km.
Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Kubah Lava Menurun
BPPTKG Yogyakarta juga mencatat, volume kubah lava Gunung Merapi mencapai 158.000 m3 pada 25 Januari 2021.
Berikutnya, pada 28 Januari 2021 volume kubah lava menurun menjadi sebesar 62.000 m3.
Hal itu dikarenakan terjadi awan panas guguran yang cukup intens, yakni sebanyak 52 kali pada 27 Januari 2021.
"Karena lava yang keluar langsung menjadi guguran dan tidak sempat lagi membentuk kubah," ujar Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, dalam Siaran Informasi BPPTKG, Jumat (29/1/2021).
Dengan peristiwa itu, Hanik melanjutkan, potensi bahaya Gunung Merapi ke depan secara umum berkurang.