Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita KlatenTerbaru

Dua Pos Dana Kebencanaan Disiapkan Pemkab Klaten, Nilainya Capai Rp 16 Milyar

Pemkab Klaten siapkan Dana Siap Pakai (DSP) dan Belanja Tidak Terduga (BTT) dengan total belasan Miliar Rupiah. Untuk BTT, Pemkab Klaten menyiapkan Rp

Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Agil Trisetiawan
TribunSolo.com/ Mardon Widiyanto
Bupati Klaten, Sri Mulyani saat ditemui di kantornya, Selasa (2/1/2021). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Banyaknya bencana alam yang terjadi di Kabupaten Klaten, membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten menyiapkan sejumlah langkah strategis.

Pemkab Klaten siapkan Dana Siap Pakai (DSP) dan Belanja Tidak Terduga (BTT) dengan total belasan Miliar Rupiah.

Bupati Klaten Sri Mulyani, mengatakan kedua bantuan itu bisa dicairkan sewaktu-waktu, bila terjadi bencana alam.

"Kami berencana memberikan bantuan berupa DST dan BTT untuk penanganan bencana alam di Kabupaten Klaten," kata Mulyani, Minggu (7/2/2021).

Alokasi dana yang dianggarkan untuk kedua pos bantuan itu cukup fantastik.

Untuk BTT, Pemkab Klaten menyiapkan Rp 15 Miliar, sementara untuk DSP sebesar Rp 1 Miliar.

"Jika nantinya dibutuhkan, kami sudah siap," ucapnya.

Cuaca Buruk, 1.300 Hektare Sawah di Klaten Terendam Banjir

UN 2021 Dihapus, Bupati Karanganyar Khawatir dengan Generasi Penerus: Perlu Kebijakan Jangka Panjang

Kedua pos dana kebencanaan ini diharapkan dapat membantu penanganan kebencanaan di Kabupaten Klaten dengan lebih cepat, dan tepat sasaran.

Selain itu, Pemkab Klaten saat itu memberikan bantuan logistik melalui BPBD Klaten.

Bantuan tersebut akan diberikan ke masyarakat Desa Pesu yang terdampak banjir, melalui Kepala Desa Pesu Budi Hartono.

Bantuan berupa kebutuhan pangan, sand bag, Bronjong, dan kebutuhan lainnya untuk memperbaiki tanggul.

Pos dana kebencanaan ini dikeluarkan karena dalam waktu beberapa hari terakhir Kabupaten Klaten sering terjadi bencana alam. 

Diantaranya bencana banjir, dan erupsi Gunung Merapi.

Ribuan Hektare Sawah terendam Banjir

Cuaca buruk yang terjadi pada pekan ini, membuat Kabupaten Klaten di kepung banjir.

Dari data Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten, ada 1.301,1 hektar lahan persawahan di Kabupaten Klaten yang terendam banjir.

"Luas lahan sawah yang tergenang akibat curah hujan yang tinggi dan adanya tanggul jebol sampai hari ini, tercatat sekitar 1.301,1 hektare," Kepala DPKPP Klaten, Widiyanti, Minggu (7/2/2021).

Widiyanti mengatakan dari ribuan hektar sawah yang terendam, tersebar di 10 Kecamatan itu.

Total 10 Kecamatan diantaranya Kecamatan Trucuk, Cawas, Karangdowo, Juwiring, Wedi, Prambanan, Jogonalan, Bayat, Kalikotes, serta Gantiwarno.

Lahan persawahan di Kecamatan Cawas dan Kecamatan Wedi menjadi daerah paling banyak digenangi oleh air.

"Lahan sawah yang tergenang air di Kecamatan Cawas, sekitar 353 hektare dan Kecamatan Wedi sekitar 308 hektare," kata Widiyanti.

Langgar Aturan Hajatan, Penyelenggara Hajatan di Karanganyar Dipanggil Polisi

Beda Dengan Pasar Klitikan dan Depok yang Ramai, Mall di Solo Nampak Sepi Akhir Pekan Ini

Pernah Jebol saat Masa Penjajahan, Tanggul Sungai Birin di Klaten Jebol Lagi, Terjadi Banjir Parah

Selanjutnya, Kecamatan Karangdowo 270 hektare, Juwiring sekitar 159 hektare, dan Gantiwarno 99,5 hektare .

Kemudian, ia menyebutkan ada lima kecamatan lainnya, yakni Kecamatan Kalikotes 49 hektare, Trucuk 37 hektare, Bayat 12,6 hektare, Jogonalan 9 hektare serta Prambanan 4 hektare.

"Besok, kami akan lakukan monitoring untuk menetapkan luas lahan sawah yang terdampak akibat banjir dan tanggul jebol," ujarnya.

Widi menjelaskan jika 1.301,1 hektar sawah yang terendam itu belum tentu semuanya terdampak serta mengalami gagal panen.

Sebab ia beranggapan ada jenis tanaman padi, yang memiliki daya tahan terhadap genangan air.

"Kita tunggu besok saja pastinya jumlah padi yang rusak, hal itu karena ada jenis padi yang ditanam disini yang bisa tahan dengan genangan air, jadi kita lihat besok" jelasnya.

Banjir di Pasu

Sejumlah rumah di Desa Pasu, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten terendam banjir akibat jebolnya tanggul anak sungai Birin, pada Kamis (4/2/2021) lalu.

Peristiwa jebolnya tanggul sungai Birin itu merupakan kejadian kedua, setelah beberapa puluh tahun silam.

Menurut keterangan Kepala Desa (Kades) Pasu, Budi Hartono, kejadian pertama terjadi saat Indonesia masih masa penjajahan.

"Dulu pernah jebol. Menurut cerita orang tua saya kejadiannya sebelum Indonesia merdeka," Minggu (7/2/2021).

Cerita 125 Warga Klaten Terdampak Sungai Birin Jebol, Ada yang Naik Atap Selamatkan Anak

Klaten Bak Kota Mati, Malam Minggu di Alun-alun Sepi saat Gerakan Jateng di Rumah Saja

Update Corona di Klaten saat Gerakan Jateng di Rumah Saja Hari Pertama, Tambah 70 Kasus Baru

Protes Anak Kost di Klaten Soal Gerakan Jateng di Rumah Saja: Bikin Pola Makan Terganggu

Dan setelah sekian puluh tahun berlalu, tanggul tersebut kembali jebol hingga membuat warga panik.

Budi mengatakan, air sungai yang menggenangi pemukiman warga berlangsung bergitu cepat.

Hingga membuat warga panik, dan berlarian menyelamatkan diri.

"Ada warga kami yang naik ke atas genteng untuk menyelamatkan diri," ucapnya.

Ketinggian air saat terjadi banjir kemarin mencapai leher orang dewasa.

"Alhamdulillah, saat ini air sudah mulai surut, kini tinggal 10 sentimeter saja," ujarnya.

Relawan membersihkan gorong-gorong yang tersumbat, Desa Pasu, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Minggu (7/2/2021)
Relawan membersihkan gorong-gorong yang tersumbat, Desa Pasu, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Minggu (7/2/2021) (Tribunsolo.com/Mardon Widiyanto)

Tanggul yang jebol sepanjang 12 meter, yang membuat 125 warga di Dukuh Mawan di 3 RT.

"Yang terdampak 125 warga, di dukuh Mawan RT 6,7,8, kerugian ditaksir Rp 2 miliar dan dampak tanggul jebol ke 7 desa juga terendam," kata Budi.

"Dalam teknik mengungsi, warga telah ditempatkan di beberapa tempat, hal ini agar mencegah persebaran Covid-19," tambahnya

Selain itu, kawasan Desa Pasu itu juga menjadi langganan banjir ketika hujan datang.

Namun, banjir kemarin merupakan banjir terparah, karena menyebabkan warga hingga mengungsi.

"Biasanya, banjirnya cuma disebabkan luapan air sungai saya, bukan karena tanggul jebol," tandasnya. 

Mengungsi di Atap Rumah

Desa Pasu, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten masih tergenang air dampak Sungai Birin jebol pada Kamis (4/2/2021) lalu. 

Setidaknya, ada 125 warga yang terdampak banjir tersebut.

Bupati Klaten, Sri Mulyani mengatakan, ada cerita menarik dari warga yang terdampak yakni mereka sampai naik ke atas atap genting untuk menyelamatkan anaknya.

Video Pengantin Naik Gerobak dan Didorong Warga karena Banjir Viral, Perekam: Manten Kebanjiran

Jombang Terendam Banjir Akibat Tanggul Jebol, Hewan Ternak Banyak yang Mati

"Setidaknya ada 52 rumah dalam kondisi cukup parah," papar Sri, Minggu (7/2/2021). 

"Kondisi sangat memprihatinkan dan Alhamdulillah warga tetap semangat bergotong royong bersama relawan," ucap Sri Mulyani.

Dia mengatakan, berkaitan dengan dampak dari sungai jebol tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar melakukan kerja bakti.

Saat kerjabakti ini, tim relawan menemukan kasur di gorong-gorong wilayah tersebut.

Berdasarkan temuan tersebut, Bupati meminta masyarakat lebih peka dengan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan.

Heboh Banjir Berwarna Merah Darah di Pekalongan, Ternyata Begini Fakta Sebenarnya

"Tim relawan menemukan kasur yang berada di dalam gorong-gorong, sehingga ini memperihatinkan buat mampet," tutur Mulyani.

Sementara, berdasarkan pantauan TribunSolo.com di lokasi banjir, terlihat banyak sampah berbahan plastik di dalam gorong-gorong tersebut.

Selain itu, ada relawan yang masuk membersihkan gorong-gorong. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved