Update Gunung Merapi
Belum Juga Berhenti, Guguran Lava Pijar Merapi Masih Saja Terjadi, Begini Pantauan Petugas BPPTKG
Seperti pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Arif Cahyo Purnomo.
TRIBUNSOLO.COM - Aktivitas guguran lava pijar yang keluar dari dalam tubuh Gunung Merapi belum juga berhenti.
Sejak erupsi besar beberapa waktu lalu kini Merapi masih mengalami guguran lava pijar hingga Senin (8/2/2021).
Guguran lava pijar bahkan teramati memiliki jarak luncur maksimal 1 km.
Hal itu dilaporkan petugas pengamat Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Arif Cahyo Purnomo.
Ia mengatakan, pada periode amatan Senin (8/2/2021) pukul 00.00-06.00 WIB, guguran lava pijar Merapi teramati sebanyak 6 kali dengan jarak luncur maksimum 1.000 m atau 1 km.
• Tempat Pengungsian Merapi di Klaten Ditinggal Warga Pulang, BNPB Minta Tetap Lakukan Ini
• Viral Pemilk Kafe Minta Ditembak Mati Saja saat Operasi Yustisi, Bingung Beri Gaji 30 Karyawan
"Teramati guguran lava pijar 6 kali dengan jarak luncur maksimum 1.000 meter ke barat daya (hulu Kali Krasak dan Kali Boyong). Gunung kabut 0-I, kabut 0-II, hingga kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati," tuturnya, Senin (8/2/2021).
Secara meteorologi, cuaca Gunung Merapi berawan dan mendung.
Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah barat, barat daya, selatan, dan timur.
Suhu udara 13.5-26 °C, kelembaban udara 66-89 persen, dan tekanan udara 625-708.5 mmHg.
Aktivitas kegempaan pada periode tersebut di antaranya 26 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-18 mm dan durasi 12.3-118.4 detik serta 1 kali gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo 3 mm, S-P 0.3 detik, dan durasi 7.2 detik.
Adapun pada periode 6 jam sebelumnya, yakni Minggu (7/2/2021) pukul 18.00-24.00 WIB, teramati guguran lava pijar sebanyak 6 kali pula dengan jarak luncur maksimum 1.000 meter ke barat daya (hulu Kali Krasak dan Kali Boyong).
Pada periode tersebut, gunung jelas, kabut 0-II, hingga kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati.
Secara meteorologi, cuaca berawan dan mendung.
Angin bertiup lemah, sedang, hingga kencang ke arah timur.
Suhu udara 14-26.6 °C, kelembaban udara 67-94 persen, dan tekanan udara 626.2-708.4 mmHg.
Adapun aktivitas kegempaan yang terjadi di antaranya 19 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-20 mm dan durasi 12.9-76.9 detik, 1 kali gempa hembusan dengan amplitudo 8 mm dan durasi 13.9 detik, serta 1 kali gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo 3 mm, S-P 0.4 detik, dan durasi 8.5 detik.
Sementara itu, Kepala BPPTKG, Hanik Humaida menyatakan, Gunung Merapi saat ini masih berstatus siaga (level III).
Potensi bahaya saat ini, kata Hanik, berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, meliputi sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km.
Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
• Pengungsi Merapi di Desa Tlogolele Boyolali Dipulangkan Hari Ini, Diantar Mobil Pikap Milik Relawan
• Kata-kata Terakhir Haji Fathkan Sebelum Susul Istrinya Wafat, Singgung soal Teman Seperjuangan
Hanik menyampaikan, daerah di luar potensi daerah bahaya saat ini kondusif untuk beraktivitas sehari-hari.
"Diharapkan dapat berlangsung seterusnya. Namun, jika terjadi perkembangan erupsi yang mengarah ke daerah tersebut setidaknya masyarakat sudah memanfaatkan waktu yang ada dengan baik. Hal ini sesuai dengan konsep living harmony dengan Merapi," tandasnya. (uti)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul BPPTKG: Guguran Lava Pijar Gunung Merapi Sejauh 1 Kilometer Masih Sering Terjadi