Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Pemerintah Akan Impor Beras, Anggota DPR Beri Sindiran : Sekarang Surplus, Kenapa Malah Pilih Impor?

Anggota Komisi IV DPR RI, Luluk Nur Hamidah menilai kebijakan tersebut dinilai salah langkah.

Penulis: Rahmat Jiwandono | Editor: Asep Abdullah Rowi
KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG
ILUSTRASI : Buruh memasukkan beras ke mobil di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Rabu (26/7/2017). Penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk komoditas beras memberikan pengaruh yang besar kepada para petani dan pedagang sehingga menyebabkan pasokan beras ke pasar induk anjlok. 

Tak hanya itu, Syahrul pun menyebutkam Kementerian Pertanian (Kementan) juga menggulirkan penanaman jeruk.

Tentunya ini menjadi peluang komoditi hortikultura untuk melakukan pendekatan sehingga kebiasaan masyarakat yang sebelumnya hanya 1 komoditi untuk menghidupinya sekarang ada itik, jeruk dan lainnya dengan percontohan.

"Sandaran lain yang kita harapkan dilakukan kabupaten seluruh Indonesia terutama Boyolali ini adalah penyerapan kredit usaha rakyat (KUR) yang memang Presiden Joko Widodo sudah siapkan untuk petani kita," katanya.

"Harapan kita adalah Kabupaten harus jadi lokomotif hadirnya akselerasi yang berlapis untuk bisa menghadirkan upaya upaya pertanian besok," tambah Syahrul.

Pemkab Boyolali Apresiasi

Dalam kesempatan tersebut Wakil Bupati Boyolali, Wahyu Irawan mengapresiasi pendampingan Mentan Syahrul untuk pertanian Kabupaten Boyolali.

Tidak hanya itu, bantuan-bantuan juga digulirkan Kementan kepada petani Boyolali yang menambah semangat petani.

"Sekitar 30 persen dari masyarakat Boyolali merupakan petani dengan komoditas unggulan diantaranya padi,jagung,pepaya, bawang merah,cabai, kencur dan jahe dan tentu saja susu sapi," ucapnya.

Wahyu memaparkan total luas panen padi 2021 ditargetkan 49 ribu hektare dengan produksi 280 ribu ton gabah kering atau setara dengan 161 ribu ton beras dengan jumlah penduduk Boyolali sebanyak 1 juta orang.

Baca juga: Pertanian di Solo Raya Tergerus,Pakar : Calon Kepala Daerah Jangan Punya Program Ratakan Tanah Subur

Apabila indeks konsumsi beras rata-rata 117.500 ton maka Boyolali akan menyumbang stok beras nasional sebesar kurang lebih 44 ribu ton.

Diketahui, Kabupaten Boyolali saat ini sedang memasuki musim tanam II dengan perkiraan luas tanam 10 ribu hektare dan saat ini luas tanam yang sudah ada sekitar 15 ribu hektare.

"Pada Januari-Februari sebelumnya ada serangan hama berupa WBC dan lainnya namun dengan hadirnya Pak Menteri sebagai komando gerakan pengendalian organisme pengganggu tanaman akan membangkitkan semangat petani Boyolali," beber Wahyu.

Sementara itu, Dirjen Tanaman Pangan Kementan Suwandi mengatakan, Kementan akan terus mendorong upaya-upaya dalam mengakselerasi petani dengan mengembangkan korporasi petani di Kabupaten Boyolali.

Tahun 2021, Kementan menggulirkan bantuan dengan total Rp 9,35 miliar diantaranya benih padi, alat pra dan pasca panen, bantuan pengembangan kawasan alpukat, jeru, aneka cabai, ternak itik, pakan serta bantuan padat karya.

"Untuk petani Boyolali jangan kasih kendor, kita bangun pertanian lagi menjadi Boyolali salah satu sentra pangan di Pulau Jawa," tandas Suwandi. (*)

 
 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved