Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Klaten Terbaru

Bupati Klaten Prihatin dengan Kasus Tewasnya Pesilat saat Latihan: Harus Ada Evaluasi

Kasus tewasnya pesilat asal Desa Srebegan, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten berinisial MRS (15), mengundang perhatian Bupati Klaten, Sri Mulyani.

Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Agil Trisetiawan
TribunSolo.com/ Mardon Widiyanto
Bupati Klaten, Sri Mulyani saat ditemui di kantornya, Selasa (2/1/2021). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Kasus tewasnya pesilat asal Desa Srebegan, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten berinisial MRS (15), mengundang perhatian Bupati Klaten, Sri Mulyani.

Sri Mulyani meminta kasus tewasnya pesilat remaja usai latihan untuk dievaluasi kembali, dan dijadikan pelajaran bersama agar tidak terulang kembali.

"Saya ikut prihatin, salah satu murid kami meninggal dunia usai latihan, ini menjadi waspada bersama dan para guru," ucap Mulyani saat ditemui TribunSolo.com, Rabu (7/4/2021).

Dalam kasus ini, harus bisa dijadikan evaluasi bagi para pelatih atau guru pencak silat agar tidak terlalu keras memberikan materi latihan.

Selain itu, dia juga mengimbau untuk tetap memperhatikan kondisi fisik dulu sebelum berlatih.

"Ini menjadi pelajaran dan evaluasi bersama agar kasus ini tidak terulang kembali ke calon generasi penerus bangsa ini," pungkasnya.

Baca juga: Kasus Pesilat Tewas saat Latihan di Klaten Lanjut ke Jalur Hukum, Keluarga Tak Ingin Ada Korban Lain

Baca juga: Rencana Demo Besar Buruh, SPSI Klaten Belum Ambil Sikap: Akan Dirapatkan dengan DPD Jateng Dulu

Baca juga: Kronologi 14 Santri Satu Ponpes di Klaten Positif Covid-19, Ada yang Mengalami Gejala Ringan

Keluarga Bawa ke Ranah Hukum

Kasus pesilat yang tewas saat latihan di Klaten sampai saat ini tetap jalan terus sampai ke ranah hukum.

Hari ini pihak keluarga dipanggil Polres Klaten dan yakin untuk tetap melanjutkan kasus itu.

Kakak Ipar Korban Dona Hendrawan (27) mengatakan, kedatangan mereka ke Mapolres Klaten untuk memenuhi panggilan penyidik. 

Baca juga: Ada Luka Memar di Tubuh MRS, Pesilat Usia 15 Tahun yang Tewas saat Latihan di Klaten

Baca juga: Tangis Keluarga MRS Pesilat yang Tewas saat Latihan Pecah saat Proses Pemakaman

Mereka diminta menjadi saksi atas kasus meninggalnya MRS.

"Tadi saya bersama istri saya dipanggil polisi untuk dimintai keterangan," ucap Dona, kepada TribunSolo.com, Selasa (6/4/2021).

Mereka pada momen itu menyatakan tetap melanjutkan kasus yang menewaskan adiknya tersebut.

"Kami memutuskan untuk kasus lanjut dan menandatangani BAP," ujar Dona.

Baca juga: Sosok MRS, Pesilat Usia 15 Tahun yang Tewas saat Latihan di Lapangan Palar Klaten: Suka Menolong

Mereka menegaskan, dalam hal ini tidak ingin mencari kemenangan semata.

Dia juga ingin ada pembelajaran bagi organisasi silat yang lain. Agar kasus yang menimpa MRS tidak terulang.

"Kami hanya ingin semua organisasi bela diri untuk berubah lebih baik, karena banyak yang jadi korban akibat pola organisasi yang kurang baik," harapnya.

Ada Luka Memar

Hasil forensik pesilat di Klaten berinisial MRS (15) menunjukan ada luka memar di tubuhnya.

Hal tersebut diungkapkan Kasatreskrim Polres Klaten, AKP Andriansyah Rithas Hasibuan.

"Dari hasil keterangan tim forensik memang ada luka memar, namun tidak dijelaskan secara rinci," katanya.

AKP Andriansyah mengatakan, saat latihan korban sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit.

Saat ini polisi sudah mengamankan 6 tersangka dari kasus ini.

Mereka juga mengamankan barang bukti berupa tongkat rotan dari para pelaku ini.

Baca juga: 5 Fakta Pesilat di Klaten Nyawanya Lenyap saat Latihan : Masih Sekolah MTS, Kini Diselidiki Polisi

Baca juga: Jaring Bibit Potensial Atlet Silat, PSHT Gelar PSHT Cup II Sragen, 127 Pesilat Bertanding

AKP Andriansyah Rithas Hasibuan mengatakan, korban MRS ini diketahui pingsan saat melakukan latihan pernapasan.

"Enam pelaku itu laki - laku semua," papar AKP Andriansyah Rithas Hasibuan, Selasa (6/4/2021).

Para tersangka dari kasus tewasnya MRS ini sudah tidak mengikuti latihan lagi lantaran dianggap senior.

Dari total 6 tersangka yang diamankan, tiga orang masih di bawah umur.

Tersangka ini sudah diamankan pada Minggu (4/4/2021) malam.

Baca juga: BREAKING NEWS: Pesilat Usia 15 Tahun Meninggal saat Latihan di Lapangan Palar Klaten

Barang bukti yang disita adalah tongkat rotan, pakaian korban, kendaraan bermotor dan hasil koordinasi dengan tim forensik.

"Dari hasil keterangan tim forensik memang ada luka memar, namun tidak dijelaskan secara rinci," katanya.

AKP Andriansyah mengatakan, saat latihan korban sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit.

Para tersangka dijerat dengan Pasal 80 ayat 2 dan 3 UU 35/2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman selama 15 tahun penjara.

Sementara, untuk tiga tersangka anak di bawah umur tidak ditahan dan diselesaikan secara diversi.

"Kami akan agendakan tahapan rekontruksi bersama-sama tim jaksa penuntut umum (JPU)," pungkasnya.

Keluarga Terpukul

Mobil pembawa jenazah MRS (15), pesilat yang tewas saat latihan tiba di Makam Kulon Klege, Desa Srebegan, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, Minggu (4/4/2021) sekira pukul 18.00 WIB.

Kedatangan mobil tersebut disambut keluarga dan kerabat mendiang.

Tangis mereka pecah saat peti jenazah MRS dikeluarkan dari mobil. 

Peti jenazah langsung dibawa ke liang lahat.

Dari pantuan Tribunsolo.com, isak tangis keluarga tidak bisa terbendung saat jenazah MRS mulai dikebumikan.

Baca juga: Polisi Turun Tangan, Selidiki Kasus Pesilat Umur 15 Tahun Meninggal saat Latihan di Klaten

Baca juga: Analisis Kejadian Pesilat Klaten Meninggal saat Latihan, Bisa Faktor Fisik atau Metode Latihan

Tak terkecuali, kakak almarhum, Ika Nesti.

Rasa kehilangan yang mendalam tidak bisa ditutupi Ika.

"Adikku, ingin lihat Adiku," suara Ika terdengar saat berjalan mendekat ke pemakaman Adiknya.

Saat pemakaman Adiknya selesai, Ika dan keluarga terlihat berdoa di samping makam.

Tak lupa Ika juga mendatangi, kuburan kerabatnya. 

Polisi Turun Tangan

Sebelumnya, Polres Klaten langsung bergerak menindaklanjuti kasus pesilat MRS (15) meninggal dunia. 

Seperti diketahui MRS warga Srebegan, Ceper, Klaten meninggal di lapangan palar, Balai Desa Palar, Trucuk, Klaten.

Korban meninggal pada Minggu (4/3/2021) dini hari.

Baca juga: BREAKING NEWS: Pesilat Usia 15 Tahun Meninggal saat Latihan di Lapangan Palar Klaten

Baca juga: Tiga Pesilat Pelaku Pengeroyokan di Jebres Solo Ditangkap, Ditemukan Pedang Panjang

Menurut Kasat Reskrim Polres Klaten, AKP Andriansyah Rithas Hasibuan, pihaknya sudah menindaklanjuti kasus tersebut. 

Sampai saat ini pemeriksaan masih berlangsung.

"Masih dilakukan pemeriksaan para saksi," ungkapnya saat di konfirmasi TribunSolo.com pada Minggu, (4/4/2021) Siang.

Sampai saat ini belum diketahui pula jumlah saksi yang dipanggil dan diperiksa pihak kepolisian.

Baca juga: Detik-detik PN Karanganyar Ricuh, Gas Air Mata Bikin Ratusan Pesilat PSHT Lari Tunggang Langgang

Sebelumnya telah dilakukan Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di lapangan palar oleh Polsek Trucuk, Klaten.

Jenazah MRS baru dilakukan otopsi di RS Bayangkara Polda DIY sekitar pukul 12.00 WIB.

Hal itu untuk mengetahui sebab kematian dari MRS.

Kakak Histeris

Ika Nesti, seorang remaja putri di Srebegan, Ceper, Klaten, menangis histeris, Minggu (4/4/2021) pagi.

Ia tak menyangka, akan melihat adik kesayangan, MRS (15) sudah dalam kondisi tak bernyawa.

Adiknya pulang latihan silat sudah tinggal jenazah.

Baca juga: Sosok MRS, Pesilat Usia 15 Tahun yang Tewas saat Latihan di Lapangan Palar Klaten: Suka Menolong

Baca juga: BREAKING NEWS: Pesilat Usia 15 Tahun Meninggal saat Latihan di Lapangan Palar Klaten

Yang memilukan, Ika tinggal sendirian di rumah itu bersama adiknya.

Ayah mereka bekerja di Kalimantan.

Sementara sang ibu telah tiada.

Ika pun terpukul, tak bisa menerima kenyataan bila adik kesayangannya itu melepas nyawa di arena latihan perguruan silat.

Keluarga dan tetangga juga menyesalkan kelompok perguruan silat yang diikuti oleh MRS. 

Orang dari perguruan silat tidak ada yang memberikan kronologi meninggalnya MRS.

Tiba-tiba, MRS diantar ke rumah oleh pihak  rumah sakit sudah dalam kondisi tak bernyawa.

Saat ini keluarga juga sedang melakukan autopsi di Rumah Sakit Bhayangkara, Polda DIY, Minggu (4/4/2021).

Tetangga korban, Arif mengatakan, keluarganya mendapatkan kabar saat jenazah tiba di rumah duka.

Dia mengatakan, MRS sendiri masih duduk di bangku kelas 3 MTs Negeri Srebengan, Ceper, Klaten.

Baca juga: Haru Biru Pemakaman Riyanto, Pesilat Korban Sriwijaya Air SJ182, Keluarga Besar Pagar Nusa Berduka

Selama ini, korban dikenal sebagai anak yang pendiam dan rajin membantu keluarga dan tetangga.

"Dia itu baik banget tidak neko-neko, kalau dimintai tolong langsung mau," ungkap Arif, Minggu (4/4/2021). 

Momen terakhir Arif bertemu MRS yakni pada Sabtu (3/4/2021) sore.

Biasanya MRS berangkat latihan pukul 20.00 WIB dan pulang saat hampir subuh.

MRS ikut latihan silat di lapangan Palar, Desa Palar, Kecamatan Trucuk, Klaten, pada Sabtu (3/4/2021).

Keluarga Korban, Ayu Cahyadi mengatakan, keluarga sebelumnya tidak diberikan kabar meninggalnya MRS ini.

Baca juga: Kasus Oknum Pesilat Perkosa Anak di Bawah Umur di Sragen, Polisi Belum Lakukan Penetapan Tersangka

Baca juga: Kronologi Pesilat Bawa Pedang Keroyok Remaja di Jebres, Pelaku Bawa 20 Temannya

Pukul 07.00 WIB jenazah tiba-tiba datang dari rumah sakit.

"Tiba-tiba dikabari meninggal," ungkap Ayu saat dikonfirmasi TribunSolo.com pada Minggu (4/3/2021) siang.

Saat ini jenazah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Jogja.

Itu atas permintaan kakak korban.

Sebelumnya, keluarga sudah melarang agar MRS tidak ikut latihan silat tersebut.

Baca juga: Detik-detik PN Karanganyar Ricuh, Gas Air Mata Bikin Ratusan Pesilat PSHT Lari Tunggang Langgang

"Dulu awal latihan MRS sempat dicegah ayahnya agar tak ikut latihan," kata dia.

Namun, MRS bersikeras untuk ikut latihan tersebut, akhirnya sang ayah mengizinkan.

"MRS sudah satu tahun ikut anggota perguruan silat," paparnnya.

Kasus Pesilat Meninggal Pernah Terjadi di Sukoharjo

Kepala Desa (Kades) Trangsan, Kecamatan Gatak Mujiman buka suara soal tertangkapnya 9 pelaku yang terlibat dalam kasus tewasnya pesilat cilik di desanya tersebut. 

Mujiman mengatakan, kasus ini diharapkan menjadi yang terakhir di wilayahnya.

Apalagi dalam kasus ini korban FAR (15) adalah warga Dukuh Jamur RT 01 RW 08, Desa Trangsan, Kecamatan Gatak.

Update Corona Solo 10 Juli 2020 : Kasus Kembali Menggeliat, Pasutri Asal Mojosongo Solo Positif

Buntut Ustad di Ponpes Wonogiri Positif Corona, Kini 6 Orang Kontak Erat Juga Terpapar Corona

"Harapan kami pelaku tidak mengulangi lagi dan lebih berhati-hati dan waspada bila mengadakan latihan," papar dia, Jumat (11/7/2020).

Dia juga berharap bagi keluarga korban bisa lebih sabar dan diberikan kekuatan oleh Tuhan dalam menerima cobaan ini.

"Bagi keluarga korban lebih sabar tawakal dan menerima takdir dari Allah SWT dan selalu diberi kekuatan, dan masalah ini segera tuntas," papar dia.

Diketahui, Tragedi pesilat cilik tewas saat latihan di Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Sukoharjo menemui titik terang.

Petugas kepolisian sudah mengamankan orang yang diduga terlibat dalam kasus tewasnya pesilat cilik berinisial FAR (15) warga Dukuh Jamur RT 01 RW 08, Desa Trangsan, Kecamatan Gatak tersebut.

Polisi menangkap 9 orang tersebut tanpa perlawanan.

Walaupun ada satu yang mencoba kabur saat didatangi petugas, tetapi berhasil digagalkan.

"Tidak ada yang melawan, mereka kami amankan," papar dia.

Setelah dilakukan penangkapan pada Jumat (10/7/2020) para pelaku dibawa ke Mapolres Sukoharjo.

Mereka akan diperiksa lebih lanjut atas kejadian tersebut.

AKP Nanung menambahkan, para pelaku ini dijerat Pasal 76c UU 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak dan pasal 359 KUHP menghilangkan nyawa orang lain.

"Ancaman hukuman 15 tahun penjara," jelas dia.

Update Corona Klaten 10 Juli 2020: Tak Ada Penambahan Kasus Positif

Orangtua Bawa ke Ranah Hukum

Meninggalnya FAR (15) warga Dukuh Jamur RT 01 RW 08, Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Sukoharjo membawa duka mendalam bagi keluarga.

FAR yang baru saja diterima di SMK Muhammadiyah Kartasura itu meninggal dunia saat mengikuti latihan silat di SD Negeri 1 Trangsan.

Menurut Paman FAR, Sutejo (49), pihak keluarga telah membawa kasus ini ke ranah hukum.

"Sudah dilaporkan ke Mapolsek Gatak," katanya saat ditemui di rumah duka, Minggu (5/7/2020).

"Dilaporkan oleh orang tuanya semalam," imbuhnya.

Rayakan Ultah dengan Pesta Seks, 37 Pasangan di Bawah Umur Diamankan Beserta Kondom dan Obat Kuat

Dia mengatakan, pelaporan tersebut untuk mengungkap kasus dibalik meninggalnya korban.

Mengingat keluarga menemukan kejanggalan atas kematian korban.

sekitar pukul 21.30 WIB, keponakannya itu dilaporkan jatuh, dan pada pukul 22.00 WIB korban dibawa ke Puskesmas Gatak.

"Kata petugas yang jaga di Puskesmas Gatak, saat dibawa kesana (FAR) sudah meninggal dunia," jelasnya.

Korban kemudian dilarikan ke RSUD dr. Moewardi Solo untuk dilakulan otopsi.

"Yang saya tau lukanya ada di mulut dan di rahang, ada luka lecet disana," ungkap dia. 

"Lalu ada pendarahan," jelasnya.

Punya Efek Buruk Kesehatan, Simak 7 Makanan yang Perlu Dihindari saat Sarapan, Termasuk Sereal

Untuk luka dalam, Setejo belum bisa memastikan, lantaran hasil otopsi belum keluar.

Dengan berbagai kejanggalan itu, keluarga berharap pihak kepolisian bisa mengusut penyebab kematian korban.

"Jika nanti ada unsur kesengajaan, nanti biar pihak kepolisian yang meneruskan proses hukumnya," katanya.

Setelah dari RSUD dr. Moewardi Solo, korban kemudian dibawa kerumah duka untuk di salatkan.

Selanjutnya, jenazah korban di kebumikan di TPU Jamur yang tak jauh dari rumahnya sekitar pukul 14.15 WIB. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved