Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Klaten Terbaru

Enam Anggota Tersangka, Perguruan Silat di Klaten Akhirnya Buka Suara, Begini Penjelasan Lengkapnya

Pimpinan salah satu perguruan silat di Kabupaten Klaten akhirnya buka suara soal kasus kematian MRS (15).

Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Mardon Widiyanto
Sejumlah tersangka kasus pesilat cilik tewas saat latihan saat diperkenalkan ke publik di Mapolres Klaten, Jumat (9/4/2021). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Pimpinan salah satu perguruan silat di Kabupaten Klaten akhirnya buka suara soal kasus kematian MRS (15).

Ketua Harian Cabang perguruan silat tersebut di Klaten, Ari mengatakan pihaknya tidak akan mengintervensi kasus tersebut.

Pihak mendukung penuh langkah yang diambil Polres Klaten untuk menuntaskan kasus.

"Kami turut berbelasungkawa atas kejadian yang menimpa salah satu murid silat kami, kami serahkan kasus ini kepolisian," ucap dia, kepada TribunSolo.com, Jum'at, (9/4/2021).

Lebih lanjut Ari menjelaskan, korban merupakan murid silat yang sangat berpotensi.\

Penampakan tongkat untuk menggebuk MRS (15) pesilat cilik warga Dukuh Klengen RT 15 RW 7, Desa Srebegan, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten sehingga membuat nyawanya melayang, Jumat (9/4/2021).
Penampakan tongkat untuk menggebuk MRS (15) pesilat cilik warga Dukuh Klengen RT 15 RW 7, Desa Srebegan, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten sehingga membuat nyawanya melayang, Jumat (9/4/2021). (Tribunsolo.com/Mardon Widiyanto)

Baca juga: Potret Tongkat Maut, yang Dipakai Pelaku untuk Gebuk Pesilat Cilik di Klaten, hingga Nyawanya Lenyap

Baca juga: Nasib Joko di Delanggu Klaten : Berkali-kali Rumahnya Ditubruk Truk & Bus, Tapi Tak Ada Niat Pindah

Hal didasari dari semangatnya korban dalam mempelajari ilmu selama ini.

"Dalam semasa hidupnya ia sangat tekun mempelajari ilmu silat," ujar dia.

Dia membuka, sebelum kejadian sebenarnya pelatih selalu menanyakan kondisi para siswa, apakah ada yang sakit atau tidak.

"Waktu itu korban menjawab sakit dibagian perut," akunya.

Ia menerangkan pada saat itu, karena kondisi korban sakit, pelatih dan teman-temannya sempat melarang bahkan beberapa kali almarhum mengikuti latihan rutin tersebut.

"Pelatih dan teman-temannya saat itu melarang korban untuk mengikuti latihan, namun korban menolak untuk istirahat karena semangatnya," terang dia.

Ari menuturkan, seusai latihan, semua murid silat tersebut makan bersama - sama dan berganti busana untuk selanjutnya pulang.

Namun ia melanjutkan, tiba -tiba korban tidak sadarkan diri.

"Setelah itu, kami langsung melakukan pertolongan pertama dan membawa korban ke RSI Klaten, namun Tuhan berkehendak lain," lanjut Ari.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved