Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Klaten Terbaru

Enam Anggota Tersangka, Perguruan Silat di Klaten Akhirnya Buka Suara, Begini Penjelasan Lengkapnya

Pimpinan salah satu perguruan silat di Kabupaten Klaten akhirnya buka suara soal kasus kematian MRS (15).

Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Mardon Widiyanto
Sejumlah tersangka kasus pesilat cilik tewas saat latihan saat diperkenalkan ke publik di Mapolres Klaten, Jumat (9/4/2021). 

Andriyansyah mengatakan juga mengamankan barang bukti lainnya seperti pakaian korban, hasil koordinasi dengan tim forensik, dan kendaraan bermotor

"Semua barang tersebut kami amankan dan kami jadikan BB," kata Adriyansyah.

Baca juga: Kesaksian Keluarga Korban Latihan Silat Maut Klaten : Sejak Ikut Silat, Malah Ada Perubahan ini

Kemudian ia menjelaskan dari hasil pemeriksaan polisi, pada saat latihan ada beberapa kontak fisik terhadap korban.

Dia mengatakan korban menerima kontak fisik pada bagian dada, dan punggung korban.

"Pada saat kontak fisik mereka menggunakan rotan," tutur Andriyansyah.

Kemudian ia mengatakan seluruh tersangka akan dijerat Pasal 80 ayat 2 dan 3 UU 35/2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman selama 15 tahun penjara.

Lantaran ancamannya seperti itu, tiga tersangka dewasa langsung ditahan.

Sedangkan untuk 3 tersangka yang masih dibawah tidak dilakukan penahanan.

"Kami akan agendakan tahapan rekontruksi bersama-sama tim jaksa penuntut umum (JPU)," paparnya. 

Harapan Keluarga

Pesilat cilik MRS (13) sudah pergi selama-lamanya, sehingga tidak akan mungkin kembali lagi.

Ya, warga Desa Srebegan, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten yang tewas seusai latihan dalam perguruan silat.

Keluarga, Dona Hendrawan (27) meminta polisi mengusut tuntas kasus yang dialami adik iparnya, sehingga keadilan semata-mata ditegakkan.

"Kami meminta polisi mengusut tuntas kasus yang menimpa adik saya, kami hanya ingin mencari keadilan," ucap dia kepada TribunSolo.com, Rabu (7/4/2021).

Lanjut, Dona juga mengatakan tujuan melanjutkan kasus tersebut bukan karena mencari kemenangan semata.

Dia mengatakan meminta polisi lanjutkan kasus tersebut dan memprosesnya agar menjadi pembelajaran juga bagi organisasi silat lainnya.

Baca juga: Bupati Klaten Prihatin dengan Kasus Tewasnya Pesilat saat Latihan: Harus Ada Evaluasi

Baca juga: Kasus Pesilat Tewas saat Latihan di Klaten Lanjut ke Jalur Hukum, Keluarga Tak Ingin Ada Korban Lain

"Kami hanya ingin semua organisasi bela diri untuk berubah lebih baik, karena banyak yang korban akibat pola organisasi yang kurang baik," harapnya.

Selain itu, Maryoto (43) paman korban mengikhlaskan atas meninggalnya korban.

"Kami sudah menerima kepergian korban, namun untuk kasus ini kami tetap meminta kasus ini berlanjut," kata dia.

Maryoto juga mengatakan pihak keluarga tetap memproses kasus ini ke jalur hukum.

Dia mengatakan pihaknya tetap lanjutkan kasus tersebut sebagai pembelajaran bagi semua perguruan silat.

"Dengan meninggalnya murid silat di latihan ini bukan kali ini saja, setahun lalu juga pernah terjadi di tempat lain," ungkap Maryoto.

"Semoga pihak Polres Klaten tetap berada di jalan yang benar dan memproses pelaku seadik-adilnya, agar kejadian ini tidak terulang kembali, karena nyawa tak seharga kacang asin," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved