Akibat Minuman Keras, Dua Kelompok Massa di Manokwari Saling Serang, Satu Orang Meninggal
Akibat minuman keras dua kelompok massa di Papua terpaksa harus bentrokan satu sama lain hingga menyebabkan seorang warga harus meregang nyawa
"Kami hanya bawa badan, sepanjang jalan, rumah-rumah hangus" kata pria bernama Siregar.
Seorang warga di Jalan Putikelek juga mengaku rumah mereka hangus dibakar.
"Kami salah apa, kenapa rumah kami dibakar," kata Mama Silvi.
Selain rumah, Supermarket Yuda dengan investasi ratusan juta rupiah juga dibakar.
Beruntung, seluruh pegawainya selamat.
"Kami pegawai Yuda selamat tapi banyak di antara kami terluka karena lompat dari lantai 2," kata salah seorang pegawai Yuda.
Dari laporan kontributor Kompas.com di Kota Wamena, John Roy Purba, melaporkan, kantor bupati Jayawijaya yang berada di Jalan Yos Sudarso juag dibakar oleh massa demonstran yang bertindak anarkistis.
"Dalam pantauan kami, seluruh bangunan kantor bupati Jayawijaya hangus dibakar massa," kata John.
5. Dua puluh satu warga tewas
Pasca-kerusuhan yang terjadi di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Senin (23/9/2019), korban jiwa terus bertambah karena saat ini proses evakuasi terhadap bangunan yang dirusak dan dibakar tengah berjalan.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes AM Kamal mengkonfirmasi bila telah ditemukan beberapa jenazah lagi di Wamena yang diduga adalah korban kerusuhan.
"Pagi ini sudah ditemukan 4 jenazah di antara puing-puing bangunan yang terbakar, jadi total 21 tewas," ujarnya di Jayapura, Selasa (24/9/2019).
6. 1.500 warga Wamena mengungsi
Candra mengatakan, kerusuhan yang terjadi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, menyebabkan banyak warga memilih mengungsi.
Salah satu titik pengungsian terbanyak adalah di Markas Kodim 1702 Jayawijaya.
"Saat ini ada 1.500 orang. Kondisi pengungsi sehat, mereka mengamankan diri," ujarnya, ketika dihubungi Kompas.com, Senin.
7. Situasi sudah kondusif
Pasca-kerusuhan yang terjadi, situasi di Kota Wamena, Kabupatem Jayawijaya, Papua, Senin malam sudah mulai kondusif.
Namun, untuk mengantuisipasi adanya aksi susulan, aparat gabungan TNI-Polri terus bersiaga.
"Aparat standby 24 jam, semua objek vital kita amankan," ujarnya.
8. Bupati Jayawijaya sebut ini sudah anarkis
Aksi unjuk rasa yang dilakukan sekelompok massa yang berujung anarkis dinilai Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua, sebagai aksi anarkis.
"Ini bukan demonstrasi lagi, ini aksi anarkis dan terjadi di mana-mana terjadi pembakaran, pelemparan," kata Jhon, Senin (23/9/2019).
Jhon mengimbau masyarakat tidak terpancing kabar hoaks tersebut.
Warga diminta bekerja sama untuk menjaga keamanan, agar situasi di Wamena dapat kembali pulih.
"Polres dan kodim sudah banyak orang, kami berupaya dengan keamanan untuk menjaga situasi yang terjadi ini supaya kondusif kembali lagi," ujarnya.
"Kami mengimbau masyarakat jangan terpengaruh dengan kejadian hari ini, jangan terpancing isu, supaya kita menjaga situasi agar secepat mungkin bisa aman," katanya.
9. Akses internet di Wamena dibatasi
Pasca-kerusuhan yang terjadi di Wamena, pemerintah membatasi akses internet.
Plt Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo, Ferdinandus Setu mengatakan Kementerian Kominfo telah meminta operator seluler yang ada di Wamena untuk melakukan pembatasan alias throttling akses data internet di Wamena.
"Pak Menteri sudah meminta operator untuk membatasi layanan data di Wamena dan sudah dilakukan oleh operator," kata Ferdinandus melalui pesan singkat kepada KompasTekno, Senin (23/9/2019) sore. (KOMPAS.com/Jhon Roy Purba, Dhias Suwandi, Rachmawati).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fakta Lengkap Kerusuhan di Wamena, 21 Warga Tewas hingga 1.500 Mengungsi"