Berita Solo Terbaru
Di Solo, Ini Alasan Anjing Tidak Disembelih Tapi Dipukul Sebelum Jadi Sate : Bisa Mengubah Rasa
Di Solo, Ini Alasan Mengapa Anjing Dipukul Tidak Disembelih, Sebelum Jadi Sate : Demi Cita Rasa
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Aji Bramastra
"Jurnalis Bromortani pada 25 Agustus 1881 menulis menganai peredaran arak yang disertai dengan daging anjing sebagai santapan legal yang dikendalikan oleh orang Tionghoa dan Eropa," jelasnya.
Sehingga tidak heran, apabila konsumsi daging anjing sangat mendarah daging turun temurun karena target konsumennya sangat jelas.
"Makanan itu sangat laris karena suburnya budaya mabuk-mabukan yang menjadi teman santapan daging anjing dan budaya mabuk-mabukkan yang banyak dilakukan oleh kaum non muslim dan muslim abangan," ungkapnya.
Dirinya bahkan menyebut, bahwa Solo saat ini menjadi kota peredaran daging anjing terbesar kedua setelah Jakarta.
"Dalam urusan menyantap daging anjing Solo terbesar setelah Jakarta," ujarnya.
Resmi Dilarang
Surat larangan penjualan daging maupun olahan anjing, ular, biawak, dll diterbitkan Satpol PP Sukoharjo.
Kepala Dinas Perdagangan Koperasi (Disdagkop) UKM Sukoharjo, Sutarmo mengatakan, pihaknya mendukung langkah yang diambil Satpol PP itu.
Pasalnya, daging anjing, ular, biawak bukan merupakan makanan layak konsumsi.
Baca juga: BREAKING NEWS: Kuliner Daging Anjing Resmi Dilarang di Sukoharjo, Nekat Jualan Lapak akan Dibongkar
Baca juga: Sukoharjo Larang Penjualan Daging Anjing Mentah Maupun Olahan, Nekat Izin Dagang Dicabut
"Ya bisa diganti dengan daging yang halal, seperti daging ayam, bebek, mentok, sapi, kambing," katanya, Jumat (16/4/2021).
"Kalau jualan daging ayam, sapi, dan kambing banyak saingannya, bisa jualan rica-rica mentok," imbuhnya.
Dia mengatakan, pihaknya siap melakukan pembinaan terhadap pedagang olahan daging anjing, ular, biawak, dll.
Menanggapi surat yang dikeluarkan Satpol PP, Sutarmo mengatakan hal itu menjadi kewenangan Satpol PP.
"Kalau masalah penindakan itu jadi ranahnya Satpol PP, tapi kami siap melakukan pembinaan pedagang," ujarnya.
Baca juga: 31 Gereja di Klaten Dijaga Ratusan Personel Gabungan, Turunkan 3 Anjing Pelacak
Menanggapi hal itu, salah satu pedagang Sate Gukguk di Grogol, Cris mengatakan, tak semudah itu mengganti menu dagangannya.