Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Klaten Terbaru

Baru Tahu Kan Banyak Sumur Raksasa di Bayat Klaten? Konon Ada Sejak Kolonial Belanda, Ini Potretnya

Namun di Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, ada sumur tak biasa sehingga dikenal 'sumur raksasa' karena saking besarnya.

Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Mardon Widoyanto
Penampakan sumur raksasa sejak zaman penjajahan Kolonial Belada di Desa Jotangan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jumat (23/4/2021). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Ukuran sumur pada umumnya yang ada di tengah-tengah warga hanya berdiameter 1-2 meter dengan kedalaman 10-an meter.

Namun di Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, ada sumur tak biasa sehingga dikenal 'sumur raksasa' karena saking besarnya.

Tidak main-main, sumur yang bentuknya cukup unik memiliki diameter 15 meter dan diperkirakan kedalaman mencapai 15 meter.

Penampakan sumur raksasa di bawahnya ada aliran air sejak Kolonial Belanda di Desa Jotangan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jumat (23/4/2021).
Penampakan sumur raksasa di bawahnya ada aliran air sejak Kolonial Belanda di Desa Jotangan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jumat (23/4/2021). (TribunSolo.com/Mardon Widiyanto)

Baca juga: Di Klaten, Ada Sumur Raksasa Peninggalan Belanda, Hubungkan Rawa Jombor dengan Irigasi Pertanian

Baca juga: Polisi Ungkap, Keluarga Tolak Otopsi Balita yang Tewas Tercebur Sumur di Jebres Solo, Ini Alasannya

Lantas sumur apakah yang dimaksud?

Sumur yang berada di tengah alas tersebut berada di Desa Jotangan dan Krakitan.

Kades Jotangan, Sumarna mengungkapkan, sumur tersebut ada sejak era Kolonial Belanda yang berada di Bukit Pegat.

Dikatakan ada empat titik lokasi, 3 sumur berada di Desa Jotangan dan 1 sumur di Krakitan.

"Di dalamnya ada aliran air, seperti sungai bawah tanah," ungkap dia kepada TribunSolo.com, Jumat (23/4/2021).

Sumarna mengatakan, dirinya tidak mengetahui sejarah rinci dari keberadaan sumur tersebut.

"Ini sudah ada lama sejak zaman Belanda," ucap dia.

Hanya saja lanjut dia sejumlah sumur tersebut menghubungkan antara Rawa Jombor hingga irigasi pertanian di Cawas.

"Makanya ada aliran airnya, jadi tidak diambil dengan cara mengerek seperti sumur pada umumnya," aku dia.

Dia menambahkan, aliran sungai bawah tanah di sumur tersebut mengarah ke Desa Talang, Desa Kebon Kecamatan Bayat hingga Kecamatan Cawas.

"Digunakan untuk irigasi pertanian warga," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved