Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Karanganyar Terbaru

Terungkap Satu Demi Satu, Ada Memar di Dada, Mulut Ridwan Sempat Keluarkan Darah Setelah Dibunuh

Polisi menuntaskan penyelidikan atas tewasnya Ridwan (19) pesilat PSHT Karanganyar di tangan rekan-rekannya.

Penulis: Muhammad Irfan Al Amin | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Muhammad Irfan Al Amin
Polisi menunju makam Ridwan pesilat PSHT yang akan dibongkar guna keperluan autopsi di Dusun Brongkol, Desa Kwangsan, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar, Kamis (27/5/2021). 

"Saya hanya mengenal Yudi sebagai tetangga saya yang juga ikut menyembunyikan jenazah sebelum dibuang," jelasnya.

Kini di tengah kebun pisang tersebut telah diberi garis polisi.

Saat ini kepolisian telah mengamankan 4 orang tersangka terkait pembunuhan Ridwan tersebut.

Usut punya usut, kebun itu berada di belakang rumah milik seorang pelaku yaitu Yudi.

Baca juga: Kasus Pembunuhan Pesilat Ridwan, Ketua PSHT Karanganyar : Berharap Hukuman Setimpal Bagi Pelaku

Baca juga: Sosok Ridwan, Pria yang Dibunuh & Dibuang di Kolong Jembatan Karanganyar : 4 Tahun Jadi Pesilat PSHT

Dari keterangan ayah Yudi, P (50), dirinya tidak tahu menahu bahwa area rumahnya digunakan sebagai lokasi pembunuhan.

Bahkan dirinya tak mengetahu ada keributan.

"Saya tidak tahu sama sekali kalau ada pembunuhan," katanya.

Satu keluarganya juga tidak ada yang mengetahui detail peristiwa itu.

"Kami sekeluarga tertidur lelap, dan baru tahu kasus ini saat anak saya akan ditangkap," ujarnya.

"Seperti disirep (diguna-guna), biasanya di sini itu ramai, saya tahu apa-apa," aku dia.

Dirinya mengisahkan, anaknya ditangkap pada Jumat (21/5/2021) dini hari.

"Tidak ada masalah, kalau memang salah harus bertanggungjawab," jelasnya.

Saat ini polisi telah mengamankan 4 tersangka, dan ada satu tersangka utama yang menjadi aktor pembunuhan yaitu Arga.

Adapun Yudi dan 2 tersangka lainnya hanya menjadi pembantu dari menyediakan lokasi hingga ikut membuang mayat ke sungai.

Ridwan 4 Tahun Jadi Pesilat

Pemuda bernama Ridwan (19) yang tewas dibunuh bukan kecelakaan adalah pesilat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).

Dia ditemukan tak bernyawa di kolong jembatan Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar beberapa waktu lalu.

Menurut Andi Wibowo selaku kakak ipar Ridwan, adiknya memang selama ini menjadi pesilat di PSHT Rayon Jumapolo berdasarkan tempat tinggal.

Diketahui adiknya sudah sekitar 4 tahun mengelutinya.

"Sudah lama, jadi warga di sana," jelas dia kepada TribunSolo.com pada Sabtu (22/5/2021).

Adapun soal polisi mengamankan 4 orang tersangka yang semuanya merupakan kawan satu organisasi Ridwan, pihaknya berharap ada keadilan.

Kondisi pemuda tewas dan motor Honda Scoopy miliknya di bawah jembatan perbatasan antara Karanganyar dan Polokarto, Sukoharjo tepatnya di Desa Tugu, Kecamatan Jumantono, Senin (17/5/2021).
Kondisi pemuda tewas dan motor Honda Scoopy miliknya di bawah jembatan perbatasan antara Karanganyar dan Polokarto, Sukoharjo tepatnya di Desa Tugu, Kecamatan Jumantono, Senin (17/5/2021). (TribunSolo.com/Istimewa)

Baca juga: BREAKING NEWS : Kantor BPN Klaten Terbakar Malam Ini, Bagaimana Nasib Sertifikat Tanah Warga?

Baca juga: Bukan Karena Kecelakaan Lalu Lintas, ABG Asal Jumantono Karanganyar Ternyata Tewas Dibunuh

Dirinya dan keluarga tidak ada yang mengenal dekat dengan para pelaku.

"Kami tidak ada yang kenal dengan pelaku," katanya.

"Saya sempat menyaksikan pelaku sedang diinterogasi oleh petugas, namun saya tidak mengenalinya," ungkap dia.

Andi menuturkan bahwa adiknya merupakan tipikal anak yang pendiam dan tidak pernah membawa masalah pribadi ke rumah.

"Adik saya itu pendiam, bahkan saya hafal siapa saja temannya," terangnya.

"Sehingga dia hilang saya mencarinya ke teman sekeliling rumah," jelasnya membeberkan.

Makam Ridwan di Dusun Brongkol, Desa Kwangsan, Kecamatan Jumapolo Karanganyar.
Makam Ridwan di Dusun Brongkol, Desa Kwangsan, Kecamatan Jumapolo Karanganyar. (TribunSolo.com/Muhammad Irfan)

Dari keterangan polisi, para pelaku berasal dari Desa Sedayu, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar.

"Tetangga kecamatan," jelasnya.

"Sepengamatan saya dia tidak pernah punya teman sejauh itu, sehingga saya tidak tahu motif apa yang dilakukan oleh para pembunuh tersebut," ujarnya.

Dirinya berharap para pelaku bisa dihukum maksimal sesuai dengan aturan yang berlaku karena sudah berani menghilangkan nyawa orang dengan keji.

"Saya harap mereka bisa dihukum setimpal, karena saya duga ini berencana," terangnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved