Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Sragen Terbaru

Satgas Covid-19 Sragen Bakal Lakukan Tes Antigen Dadakan di Tempat Keramaian: Sasaran Anak Muda

Satgas Covid-19 Kabupaten Sragen bakal melakukan razia di tempat umum, untuk mengambil sample dengan tes antigen dengan sasaran anak muda

Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Agil Trisetiawan
TribunSolo.com/Septiana Ayu
Ilustrasi: tes swab antigen di pusat keramaian di Kabupaten Sragen. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Satgas Covid-19 bakal menyasar anak muda untuk dilakukan tes swab antigen secara acak.

Pasalnya, para kaum milenial ini memiliki potensi terpapar virus Covid-19 dengan status Orang Tanpa Gejala (OTG).

Menurut Kapolres Sragen, AKBP Yuswanto Ardi, razia tes swab antigen ini akan dilakukan secara acak ditempat keramaian yang ada di wilayah Kabupaten Sragen.

"Kita ketahui bahwa saat ini banyak sekali warga masyarakat yang tanpa gejala yang merasa badannya fit, terutama dari golongan anak muda, ini yang akan kita jaring," katanya, Sabtu (12/6/2021).

Baca juga: Menantu di Sragen Dipolisikan Mertua, Curi Uang Yayasan MTA Rp 70 Juta: Dipakai Judi Online

Baca juga: Kronologi Pria Cirebon Jauh-jauh ke Sragen untuk Mencuri Rokok, Sempat Mau Curi Sarang Burung Walet

Baca juga: Muncul Klaster Lamaran di Sragen, Warga Dilarang Melakukan Isolasi Mandiri di Rumah

Baca juga: Bapak di Sragen Rekam dan Foto Anak Perempuannya saat Mandi, Ponakannya Juga Jadi Korban Disetubuhi

Operasi yustisi ini akan dilakukan secara random, untuk mengambil sample.

Diharapkan, dengan operasi ini penyebaran virus covid-19 di Kabupaten Sragen dapat dikendalikan.

Sebab, kasus covid-19 di Kabupaten Sragen masih terus bertambah.

"Kita berharap kemungkinan menularkan yang rentan ini makin kecil dan berkurang, dengan hasil tingkat fatalitas kematian juga menurun," harapnya.

Klaster Lamaran di Sragen

Warga Sragen yang terkonfirmasi positif Covid-19 dilarang menjalankan isolasi mandiri di rumah. 

Semua kegiatan penyembuhan pasien terpapar Covid-19 dipusatkan di Technopark Sragen

"Keuntungan dipusatkannya penanganan Covid-19 di Technopark agar memudahkan dalam melakukan kontrol kesehatan serta pasti terjaga keamanannya agar penularan tidak semakin meluas," jelas Kapolres Sragen, AKBP Yuswanto Ardi, Kamis (10/6/2021). 

Baca juga: Padamkan Kebakaran Dua Rumah di Jaten, Mobil Damkar Harus Memutar: Gegara Palang Jalan Dikunci

Baca juga: Sosok Angelo Alessio: Pelatih Baru Persija Jakarta, Pernah jadi Asisten Conte, Kini Bawa Mimpi Besar

Kata Ardi, hal ini tak lepas dari munculnya klaster lamaran di Desa Brangkal, Kecamatan Gemolong, Sragen

"Ada 2 RT yang mengikuti tes swab massal pada Jumat (11/6/2021)," terangnya. 

"Kami akan melakukan swab test massal di wilayah Gemolong, ada 2 RT yang disinyalir akan terjadi klaster," imbuhnya. 

Selain itu, Polres Sragen juga akan menyiagakan personelnya untuk melakukan membantu mobilitas pasien covid-19 ke Technopark. 

"Kita akan siagakan, tapi sifatnya stand by, karena dari masyarakat sendiri sudah tumbuh kesadarannya, berkenan melakukan isolasi mandiri di Technopark," katanya. 

Ada yang Ikut Mandikan Jenazah

Belasan warga Desa Brangkal, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen dinyatakan positif Corona yang berasal dari klater lamaran.

Bahkan sebagain di antaranya, dipergoki sempat ikut dalam membawa pulang paksa jenazah Covid-19 di RS Kasih Ibu Solo hingga memandikan jenazah.

Dari informasi yang dihimpun TribuSolo.com, belasan orang itu diketahui kontak erat dengan warga berinsial PW (51) yang meninggal karena Corona pada 2 Juni lalu.

Adapun belasan orang dan PW merupakan satu rombongan saat lamaran ke Wonogiri.

Baca juga: Intip Daftar Harga Menu BTS Meal di McDonalds hingga Buat Antrean Ojol Mengular, Apa Istimewanya?

Baca juga: Aneh bin Ajaib, Lakukan Hal Ini Cemplon Sosok PKL Asal Klaten Bergelimang Uang, 2 Jam Dagangan Ludes

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen, Hargiyanto membenarkan jika belasan warga yang bermukim di Desa Brangkal, Kecamatan Gemolong positif Covid-19.

"Iya benar, 12 warga Desa Brangkal dinyatakan positif Covid-19," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Rabu (9/6/2021).

Dari 12 warga, 1 di antaranya bergejala dan kini telah dirawat di rumah sakit rujukan covid-19.

"Untuk 1 warga ada yang bergejala, sedangkan sisanya OTG isolasi mandiri di Technopark," tambahnya.

Nekat Bawa Pulang Jenazah

Sebelumnya, warga Desa Brangkal, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen nekat membawa pulang jenazah pasien Covid-19 dari RS Kasih Ibu Solo. 

Buntunya, kini belasan warga di Desa tersebut harus jalani tes Swab PCR, pada Jumat (4/6/2021) pagi. 

Kepala Desa Brangkal, Suratmin mengatakan, 14 orang yang kontak erat dengan jenazah sudah dilakukan swab pada pukul 08.00 WIB tadi. 

Baca juga: Acara Tahlilan Munculkan Klaster Covid-19 di Cilincing: 22 Warga Positif Corona, Termasuk Balita

Baca juga: Kasus Corona Sukoharjo Bertambah, Hari Ini Tercatat 5 Orang Positif: Dinkes Ingatkan Prokes

"Sudah, sudah semua, yang kontak erat sebanyak 14 orang sudah di swab puskesmas tadi pagi," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Jumat (4/6/2021). 

Mengetahui jenazah yang dibawa pulang terkonfirmasi corona, tetangga dan warga lainnya tidak berani mendekat dan mengurus jenazah. 

"Kalau tetangga nggak ada yang berani mendekat, namun prosesi pemakaman tetap menggunakan protokol kesehatan oleh relawan, semua pakai APD," tambahnya. 

Baca juga: Razia Swab Antigen Dadakan di Alun-Alun Kidul Semalam, Gibran Sebut Gerak Cepat Antisipasi Corona

Sembari menunggu hasil swab keluar dalam kurun waktu 2 hingga 3 hari, satgas desa meminta yang kontak erat melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing. 

"Sambil menunggu hasilnya keluar, kami dari satgas mengimbau untuk isolasi mandiri di rumah masing-masing," pintanya.

Selanjutnya, satgas desa menunggu instruksi dari satgas Kecamatan dan Kabupaten, jika hasil swab PCR ke-14 warga menunjukkan hasil positif covid-19. 

"Selanjutnya, ya kita menunggu satgas atasan saya, kalau hasilnya positif dan harus dibawa ke technopark ya silahkan, tapi kami tetap memantau," pungkasnya.

Beredar Pesan di WA

Sebuah pesan berantai tersebar di aplikasi WhatsApp (WA), terkait penolakan pemakaman jenazah sesuai prosedur Covid-19. 

Dalam pesan tersebut menyebutkan, jika anggota keluarga pasien menolak jenazah dimakamkan dengan prosedur Covid-19.

Padahal, jenazah tersebut dinyatakan meninggal positif corona di Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo.

Baca juga: Kasus Corona di Boyolali Bertambah: Ruang Isolasi RS Hampir Penuh, Bupati Said Sebut Terkendali

Baca juga: Kasus Corona Sukoharjo Bertambah, Hari Ini Tercatat 5 Orang Positif: Dinkes Ingatkan Prokes

Berikut isi pesannya:

Mohon bantuan bagi tman2 driver ambulans gratis, bila ada permintaan antar jenazah dari SU Kasih Ibu ke wilayah Kecmatan Gemolong, mohon konfirmasi ke RS apakah jenazah terdiagnosis Covid atau bukan. Laporan pihak RS Keluarga ada yang menolak protokol pemusalarahan jenazah C-19 dan meminta bantuan ambulan gratis untuk membawa. Jangan sampai berurusan dengan kepolisian karena sudah diberikan peringatan. Nuwun

Saat dikonfirmasi, Manajer Humas RS Kasih Ibu, Solo, dr. Divan Fernandes melalui pesan whatsapp membenarkan peristiwa tersebut. 

"Iya benar. Kemarin dari Sragen sempat ada yang menolak dimakamkan dengan prtokol kesehatan," kata dia, Kamis (3/6/2021).

Divan mengatakan, keluarga pasien tersebut bahkan nekat membawa pulang anggota keluarganya yang meninggal itu. 

Baca juga: Razia Swab Antigen Dadakan di Alun-Alun Kidul Semalam, Gibran Sebut Gerak Cepat Antisipasi Corona

"Karena menolak melalui prosedur protokol kesehatan, (jenazah) dibawa sendiri oleh keluarganya," ujarnya. 

Jenazah tersebut diketahui seorang wanita berusia 55 tahun warga Gemolong, Sragen.

Wanita tersebut memang terkonfirmasi positif Covid-19, sehingga harus dimakamkan menggunakan protokol yang telah diatur.

"Tapi info yang saya dapat terakhir, akhirnya almarhum tetap dimakamkan dengan protokol pemakanan jenazah," pungkasnya.

Klaster Pelemgadung Sembuh

Sebanyak 15 pasien Covid-19 dari klaster Desa Pelemgadung, Kecamatan Karangmalang, kini telah kembali pulang ke rumah. 

Mereka selama dinyatakan positif melakukan isolasi mandiri di Technopark Sragen

Kepala Puskesmas Karangmalang, dr. Harris Almacca mengatakan, pasien tersebut telah selesai menjalani isolasi mandiri. 

Baca juga: Kronologi Klaster Desa Pelemgadung Sragen, Satu Warga Meninggal karena Covid-19: Puskesmas Tracing

Baca juga: Razia Swab Antigen Dadakan di Alun-Alun Kidul Semalam, Gibran Sebut Gerak Cepat Antisipasi Corona

"Selesai isolasi pada tanggal 27 Mei lalu, semua sudah kembali pulang, tracing juga sudah ditutup," katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (1/6/2021). 

Warga sekitar, setelah ada kasus klaster tersebut meminta untuk diprioritaskan pemberian vaksin. 

"ya kita usahakan, sekarang masih pendataan," tambahnya. 

Baca juga: Muncul Klaster Desa Pelemgadung Sragen: 19 Orang Positif Corona, 4 Meninggal Dunia

"Pelaksanaannya masih belum tahu, masih menghitung vaksin yang tersedia juga," ujarnya. 

Meski begitu, vaksinasi masih diprioritaskan untuk lansia. 

"Seperti kesepakatan pada rapat lintas sektor, kita musti sosialisasi sebelum pelaksanaan vaksin, agar antusias tetap terjaga," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved