Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Wonogiri Terbaru

Berkah Hujan Empat Hari Terakhir di Paranggupito Wonogiri: Tolong Warga yang Kesulitan Air

Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah daerah di Wonogiri diguyur hujan deras, salah satunya di wilayah Kecamatan Paranggupito.

SHUTTERSTOCK
Ilustrasi hujan 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah daerah di Wonogiri diguyur hujan deras, salah satunya di wilayah Kecamatan Paranggupito.

Hujan deras yang mengguyur wilayah di Wonogiri selatan ini, terjadi selama empat hari terakhir.

Hujan tersebut lantas membawa berkah bagi sejumlah keluarga disana. Memang, dalam situasi tertentu, pasokan air bersih di wilayah Paranggupito ini memang sulit.

Baca juga: Hujan Gol di Perdelapan Final Olimpiade Tokyo 2020: Spanyol, Brasil, Jepang, dan Meksiko Lolos

Baca juga: Merapi Bergemuruh Kembali, Musuk Boyolali Diguyur Hujan Abu Vulkanik, Tapi Warga Tak Pergi Mengungsi

Kejadian tersebut disampaikan oleh Warno, Pelaksana tugas (Plt) Camat Paranggupito.

Dia mengaku bahwa beberapa warganya sudah mengalami kesulitan air bersih. Bahkan diantaranya, sudah ada warga yang membeli air bersih dari tangki.

"Bulan Juni kemarin, beberapa laporan sudah masuk terkait warga yang kesulitan air bersih," jelas Warno, Selasa (3/8/2021).

Dirinya mengaku hujan deras yang mengguyur wilayahnya selama beberapa hari kemarin membantu mengatasi masalah kesulitan air bersih disana.

Baca juga: Viral Kisah Wanita Dijemput Pacar saat Kehujanan: Saya dan Motor Diangkut Sekalian Naik Pick Up

"Lha kebetulan ada hujan empat hari empat malam, sehingga kebutuhan air bisa tertolong," ungkapnya.

Warno mengatakan, bahwa di setiap rumah disana (Paranggupito) yang sering mengalami kekeringan, mempunyai bak tampungan untuk air hujan.

Bak tersebut digunakan untuk menampung air hujan. Air hujan dilewatkan talang untuk kemudian masuk ke dalam bak penampungan. Air tersebut digunakan untuk cadangan ketika memasuki musim kemarau.

Penjelasan Soal Hujan di Musim Kemarau

Beberapa hari terakhir, wilayah Solo Raya masih diguyur hujan, meski sudah memasuki musim kemarau.

Hujan intensitas rendah hingga tinggi masih sering kali terjadi, dan terkadang disertai angin kencang dan petir.

Koordinator Observasi dan Informasi BMKG Ahmad Yani Semarang, Sugiyarto mengatakan, cuaca ekstrem masih akan terjadi di Solo Raya, yang diperkirakan terjadi hingga pertengahan Juli mendatang.

Baca juga: Kisah Keresahan Petani Tembakau Boyolali di Kala Intensitas Hujan Tinggi : Hasil Panen Rawan Rusak

Baca juga: Bak Hujan di Tengah Kemarau, Sragen Dapat 10 Ribu Vaksin di Tengah Label Zona Merah & Corona Meroket

"Untuk saat ini, potensi terjadi cuaca ekstrem masih besar (terjadi), hampir terjadi di beberapa wilayah di Jawa Tengah, khususnya Solo Raya," jelasnya kepada TribunSolo.com, Selasa (29/6/2021).

Cuaca ekstrem yang diprediksi masih akan terjadi, yakni potensi hujan lebat, dengan disertai angin dan petir.

Adanya cuaca ekstrem di Solo Raya, juga mendapat pengaruh dari fenomena global yang saat ini terjadi.

"Ada peningkatan temperatur di wilayah kutub utara, hal itu menyebabkan transfer panas yang ada menuju equator, sehingga suhu permukaan laut di sekitar Jawa Tengah masih tetap tinggi," jelasnya.

Baca juga: Pasutri di Ogan Ilir 7 Tahun Tinggal di Kandang Ayam: Kalau Hujan Bukan Bocor Lagi, tapi Air Jatuh

"Siklonal yang terjadi di wilayah barat daya Sumatera masih kuat, sehingga menyebabkan massa udara berkumpul di wilayah Jawa," tambahya.

Dengan begitu, maka awan akan terbentuk dengan mudah.

"Apabila terkena sinar matahari yang sebentar saja, penguapan akan mudah terjadi, sehingga potensi tumbuhnya awan dan hujan cukup tinggi," paparnya.

Untuk itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem, yang dapat terjadi kapan saja. 

Kabut Tebal di Solo

Pemandagan di Kota Solo pagi ini diselimuti kabut tebal, Selasa (29/6/2021). 

Sebuah pemandangan yang sedikit berbeda jika dibandingkan dengan hari-hari biasanya. 

Kabut yang turun menyebabkan jarak pandang di jalan raya semakin pendek. 

Baca juga: Sebelum Merapi Semburkan Awan Panas, Warga Klaten Lihat Kabut Tebal dan Suara Gemuruh

Baca juga: Lagi Asyik Pesta Miras, 17 Pemuda Ini Kalang Kabut saat Digerebek Petugas Kepolisian

Koordinator Observasi dan Informasi BMKG Ahmad Yani Semarang, Giyarto mengatakan, fenomena tersebut merupakan hal yang biasa terjadi. 

"(Fenomena) kabut ini normal saja sebenarnya, umum terjadi menjelang matahari terbit, dan akan menghilang setelah matahari terbit," katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (29/6/2021). 

Ia menjelaskan, terjadinya kabut karena ada proses pertemuan udara panas dan udara dingin dari malam hari. 

Baca juga: Berkabut & Hujan, Evakuasi Pendaki Tewas di Puncak Gunung Lawu Jalan Terus, Begini Kondisi Lapangan

Kabut tebal juga disebabkan karena beberapa hari terakhir, Kota Solo lebih sering turun hujan

"Apalagi Solo yang beberapa hari belakangan banyak diguyur hujan, ini menyebabkan temperatur di Solo cukup rendah," jelasnya. 

"Sehingga penguapan yang terjadi pada malam hari, bertemu dengan panasnya matahari, menyebabkan terjadinya kabut," pungkasnya.

Kabut di Karanganyar

Kabut dan hujan gerimis mengguyur wilayah Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar saat memasuki momen libur panjang akhir pekan ini.

Turunnya kabut membuat jarak pandang juga menjadi terganggu dan hanya kisaran 5 meter.

Menurut Camat Karanganyar, Rusdiyanto, kabut tebal ini sudah berlangsung beberapa hari. 

"Kabut ini sudah beberapa hari, dan biasanya diikuti hujan tipis," katanya kepada TribunSolo pada Jumat (12/2/2021). 

"Tapi hari ini paling tebal," imbuhnya. 

Info Kondisi Lalu Lintas Menuju Tawangmangu : Long Weekend, Jalanan Ramai Kendaraan Plat Luar Kota

Wisata Merana karena Pandemi Corona, Banyak Hotel di Tawangmangu Digadaikan Demi Bisa Bernapas

Dalam pantauan TribunSolo.com, kabut lebih banyak menutupi dari Pasar Tawangmangu ke timur. 

Adapun area wisata yang banyak tertutupi kabut seperti area makan Pujasera Bundaran HI hingga pos pendakian Cemoro Kandang. 

"Biasanya semakin ke atas kabutnya semakin pekat," jelasnya.

Kondisi Lalu Lintas

Sebelumnya, Masa libur panjang kembali dinikmati warga masyarakat pada pekan ini.

Masa tersebut diawali dengan libur hari raya Imlek pada 12 Februari 2021.

Warga diprediksi memanfaatkan masa libur panjang itu untuk mengunjungi sejumlah objek wisata.

Kawasan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar menjadi satu diantara yang menjadi jujukan.

Wisata Merana karena Pandemi Corona, Banyak Hotel di Tawangmangu Digadaikan Demi Bisa Bernapas

Kesaksian Warga Tawangmangu, Ada Pak Parkir Rela Pasang Badan, saat Motor Emak-emak Alami Rem Blong

Dari pantauan TribunSolo.com, kawasan tersebut terpantau ramai.

Sejumlah kemacetan terlihat di beberapa ruas jalan, seperti di depan Pasar Tawangmangu dan di area Pujasera dekat Bundaran HI Tawangmangu. 

Munculnya keramaian ini disebabkan oleh libur panjang tahun baru Imlek yang bersambung dengan akhir pekan. 

Terlihat pula banyak kendaraan dengan nomor polisi dari luar kota yang ikut naik ke Tawangmangu. 

Meskipun di Tawangmangu tidak ada perayaan khusus untuk Imlek namun antusias masyarakat cukup tinggi dengan wisata alamnya. 

Sebelumnya juga telah dikeluarkan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia 4/2021 tentang Pembatasan Kegiatan Bepergian Ke Luar Daerah Bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara Selama Libur Tahun Baru Imlek 2572 Kongzili Dalam Masa Pandemi Covid-19.

Namun surat itu masih belum menyurutkan keinginan warga untuk berwisata di Tawangmangu.

Wisata Merana Karena Pandemi

Sementara itu, merebaknya fenomena hotel dijual di internet juga nyaris berpengaruh kepada hotel-hotel yang ada di Tawangmangu.

Hal itu diakibatkan pandemi Covid-19 yang membuat orang tidak bisa leluasa keluar rumah hingga berlibur seperti biasanya.

Ditambah lagi beberapa kebijakan seperti PSBB, PPKM dan Jateng di Rumah Saja yang semakin menyurutkan jumlah wisatawan untuk menginap.

Menurut Pembina Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Karanganyar, Karwadi, bahwasanya hotel di Tawangmangu lebih berusaha bertahan dibandingkan menjualnya.

Tawangmangu Sepi, Tapi Alun-alun Karanganyar Tetap Ramai

Awas Kecele, Sejumlah Tempat Wisata di Tawangmangu Pilih Tutup Akhir Pekan Ini

"Sebagian dari kami sudah berhutang ke bank untuk biaya operasional," ungkapnya kepada TribunSolo pada Selasa (9/2/2021).

"Bahkan meski tidak dijual tapi asetnya sudah digadaikan untuk jadi pinjaman," imbuhnya.

Oleh karena itu dirinya merasa salut dengan sejumlah pengusaha hotel yang tetap berusaha menghidupi karyawannya dan tidak melakukan PHK.

"Kami ucapkan terimakasih yang sudah berusaha bertahan meski terus diterjang pandemi Covid-19," ujarnya.

Kini dirinya berharap pandemi Covid-19 bisa segera diatasi dengan segala proses kebijakan pemerintah.

"Ini masih hotel berbintang yang terdata di kami, belum villa dan hotel melati yang juga pasang surut cukup berat," tuturnya.

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved