Berita Boyolali Terbaru

Kisah Pilu dari Boyolali: Nenek Sakit Stroke dan Cucu Mengidap Hidrosefalus, Relawan Bantu Donasi 

Nasib pilu harus dijalani oleh Paini dan Muhammad David. Nenek dan Cucu tersebut harus berjuang melawan penyakit yang mereka derita di rumah.

Istimewa relawan Boyolali.
Muhammad David, Bayi di Boyolali yang mengidap penyakit Hidrosefalus atau penumpukan cairan di dalam rongga otak. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Nasib pilu harus dijalani oleh Paini dan Muhammad David.

Pasalnya, Nenek dan Cucu tersebut harus berjuang melawan penyakit yang mereka derita di rumah.

Paini (55) merupakan seorang janda yang memiliki tiga orang anak, dua perempuan dan satu laki-laki.

Baca juga: Jika Kondisi Memburuk, Pasien di Isolasi Terpusat Wonogiri Dapat Keistimewaan Bed di Rumah Sakit

Baca juga: Nasib Sri Penjual Tisu Setelah Viral : Anak Sakit Sudah Dioperasi, Banyak Orang Baik Datang Membantu

Saat ini ia tinggal bersama satu anak perempuan yang sudah menikah dan anak laki-lakinya yang masih lajang.

Mereka tinggal di sebuah rumah di Dusun Srimulyo RT 1 RW 2, Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali.

Saat ini, Paini harus berjuang melawan penyakit stroke dan kelumpuhan yang dideritanya. Dia hanya bisa terbaring lemas di rumahnya.

Dalam tiga bulan terakhir, Paini praktis tidak bisa melakukan aktivitas normal seperti biasanya lantaran penyakit itu.

Baca juga: Baru Sembuh Sakit, El Rumi Malah Coba Sensasi Makan 20 Menit di Warteg, Endingnya Tak Disangka

Tak sampai disitu, penderitaan Paini seakan bertambah.

Hal itu dikarenakan cucu dari anaknya, Wahyuni, yakni Muhammad David, juga harus mengalami nasib yang tak mengenakkan.

David adalah anak hasil dari pernikahan kedua Wahyuni.

Baca juga: Di Sragen, Bupati Sebut Ada Warga Tak Jujur saat Sakit: Takut Dibawa ke Lokasi Isolasi Terpusat

Bayi yang baru berusia kurang lebih dua bulan tersebut mengidap penyakit Hidrosefalus atau penumpukan cairan di dalam rongga otak.

Penyakit tersebut harus dihadapi David sejak dirinya lahir.

Yang lebih parah lagi, David tidak pernah dibawa ke fasilitas kesehatan yang mumpuni untuk memeriksakan kondisinya.

Baca juga: PLN Berikan Bantuan Oksigen, Rumah Sakit : Kontribusi yang Sangat Berarti Bagi Pemulihan Pasien

Hafita Fahruri (21) salah satu relawan yang tergerak hatinya untuk mengajak warga untuk berdonasi,  menuturkan bahwa keluarga Wahyuni cenderung menutup diri dari tetangganya.

"Keluarga mereka cenderung tertutup, jadi selama dua bulan lamanya, kondisi Dek David tidak ada yang tahu," jelasnya pada Minggu (15/8/2021).

Selama kurang lebih dua bulan, praktis David hanya diobati dengan cara tradisional, tidak pernah dibawa ke rumah sakit.

Namun beberapa hari terakhir, akibat aksi Hafita, kondisi Paini dan Muhammad David diketahui banyak orang.

Baca juga: Kantor Kecamatan Jebres Ditutup Sepekan: Ada Petugas yang Sakit, Tapi Nekat Masuk

Hafita memposting keadaan Paini dan David di akun instagram komunitas warga @boyolali_info.

Dari postingan tersebut, banyak warga yang tergerak untuk memberikan donasi.

Tak hanya itu, kata dia (Hafita), bayi David sudah sempat dibawa ke rumah sakit di Solo untuk memeriksa kondisinya.

Saat ini, Hafita menyampaikan bahwa semua sektoral sudah tergerak untuk membantu keluarga Paini.

"Saat ini menutut informasi TNI, Polri, Pemkab sudah bergerak, ada juga dari DPR dan DPRD," tambahnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved