Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Solo Terbaru

Ganasnya Pandemi : Sopir Ini Sampai Merana Tidur di Jalanan, Ternyata Lulusan D3 Teknik Informatika

Perjalanan hidup Ario (51), mantan sopir travel yang kehilangan pekerjaannya karena pandemi sangatlah pilu.

Penulis: Iqbal Fathurrizky | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Iqbal
Ario mantan sopir Travel sedang menumpang istirahat di Ruang Tunggu Stasiun Purwosari, Selasa (24/8/2021) 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Iqbal Faturrizky

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Perjalanan hidup Ario (51), mantan sopir travel yang kehilangan pekerjaannya karena pandemi sangatlah pilu.

Tidak hanya kehilangan pekerjaan dan kesulitan makan, namun ia juga hidup sebatang kara karena sudah bercerai lama dengan istri dan tidak mempunyai anak.

Kedua orang tua yang sudah meninggal ditambah ia adalah anak tunggal membuat pria asal Kabupaten Semarang ini tidak mempunyai tempat tinggal.

Ario dalam kesehariannya harus berjalan kaki puluhan kilometer dan juga menggunakan bus Batik Solo Trans yang masih gratis untuk mencari job menjadi supir pengganti.

Baca juga: Kisah Sedih dari Solo : Ario Dulu Hidup Cukup, Kini Pandemi Bertahan Hidup Cari Nasi Bungkus Gratis

Baca juga: Jadi Yatim Piatu karena Corona, Bupati Etik Suryani Jamin Pendidikan 31 Anak di Sukoharjo

Namun demikian, dibalik kisahnya yang pilu terdapat sesuatu yang mengagetkan.

Ario yang memutuskan untuk berkarir menjadi sopir travel di umur 30 tahun ini mengaku lulusan D3 Teknik Informatika.

Pria yang tidak mempunyai tempat tinggal dan harus tidur di emperan pasar ini mengaku pernah bekerja sebagai ahli IT di sebuah perusahaan.

"Saya dulu pernah bekerja di PT Coca Cola sebagai ahli IT, dulu memegang tanggung jawab dalam sistem operasi komputer di perusahaan," aku Ario kepada TribunSolo.com di Stasiun Purwosari Solo, Selasa (24/8/2021).

"Dulu juga sering mengotak-ngatik sistem operasi Windows dan Linux sekitar tahun 2000an pada saat itu," sambungnya.

Namun karena sering berpindah-pindah perusahaan dan juga kemampuan IT nya yang sudah ketinggalan jaman membuat ia banting stir menjadi supir seperti yang diketahui sebelumnya.

"Teknologi semakin lama semakin canggih, walaupun saya setidaknya melek teknologi namun itu saja tidak cukup, jadi saya banting stir untuk menjadi supir," kata Ario.

Banting stir menjadi supir, ia mengaku pilihan yang sedikit disesali karena merasa keberuntungannya hanya sekejap mata saja.

Baca juga: Senyapnya Penghapusan Coretan di Solo yang Kritik Pemerintah : Tak Ada Warga yang Mengetahuinya

Baca juga: Curi Uang Jutaan Rupiah Milik Tetangga, 2 Pemuda Sragen Dibekuk Polisi, Salah Satu Masih Bau Kencur

Pernah berpenghasilan besar hingga 500 ribu sekali sebagai sopir nampaknya tidak bertahan lama.

Perusahaannya yang bangkrut diawal pandemi karena pariwisata sedang terpuruk, membuat Ario kebingungan untuk mencari rezeki ke mana lagi.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved