Berita Klaten Terbaru

Geger Bangunan di Bawah Tanah yang Ditemukan di Klaten, Saluran Air Kuno atau Terowongan Misterius?

Warga digemparkan dengan penemuan tak sengaja saluran air kuno yang diduga ada sejak zaman Belanda.

Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Mardon Widiyanto
Potret saluran air kuno yang tak sengaja ditemukan di Desa Sabranglor, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, Rabu (1/9/2021). 

"Digunakan untuk irigasi pertanian warga," jelasnya.

Lokasi sumur tersebut berada di pekarangan milik warga sehingga pemerintah desa tidak bisa berbuat banyak.

"Kami tidak bisa kucurkan anggaran desa ke lahan bukan milik desa," pungkasnya.

Harapan warga

Warga Desa Jotangan menginginkan lokasi sumur tua raksasa bisa dijadikan objek wisata baru.

Meskipun begitu, keinginan warga setempat terpaksa ditunda karena dana untuk mempercantik lokasi tersebut belum ada.

Kades Jotangan Sumarna mengatakan pada awalnya, warga setempat sudah punya keinginan lokasi tersebut dijadikan objek wisata tahun 2019.

"Awalnya di dua tahun lalu ada gagasan dari warga kami untuk jadikan lokasi sumur tua itu objek wisata, namun berhenti dan di tahun ini, gagasan itu muncul kembali," kata dia.

Kemudian menuturkan, sumur tersebut pernah dibersihkan serta dipercantik bersama warganya sekitar 1,5 bulan yang lalu.

Baca juga: Update Klaster Piknik di Ampel Boyolali : 1 Orang Pembawa Virus Meninggal, Kampung Masih Lockdown

Baca juga: 4 Fakta Awak KRI Nanggala-402 Asal Sragen : Keluarga Doa Bersama,Sertu Bambang Sosok Prajurit Sejati

Namun, kegiatan itu terhenti, karena pihaknya masih berfokus pada penanganan Covid-19.

"Selain itu, sumur tersebut berada di perkarangan milik warga setempat, sehingga kami tidak bisa kucurkan anggaran desa ke lahan bukan milik desa," akunya.

Terpisah, Plt Camat Bayat, Supardiyono mengatakan masyarakat setempat sangat bersemangat mengembangkan lokasi tersebut menjadi objek wisata.

"Masyarakat setempat sebetulnya berniat bahkan semangat untuk kembangkan ini (lokasi sumur tua) menjadi objek wisata," tuturnya.

Supardiyono mengatakan masyarakat siap mendukung mempromosikan pontensi kuliner di Desa Jotangan.

Meskipun begitu, ia mengungkapkan kendala yang dialami masyarakat yaitu, masalah dana.

" Kedala masyarakat yaitu dana untuk mempercantik spot-spot yang bisa dijadikan unik dan daya tarik dibanding objek wisata lain," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved