Berita Sragen Terbaru
Sekolah Tatap Muka di Sragen, Anggota DPR RI: Tak Masalah Anak Belum Divaksin, Guru Lebih Hati-hati
Kabupaten Sragen mulai menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) mulai Senin (6/9/2021) esok.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Ryantono Puji Santoso
Program Sekolah Penggerak telah dimulai pada semester awal tahun 2021 di Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Purbalingga.
Baca juga: PLN Peduli Berikan Bantuan Edukasi Sekolah Sungai Siluk Yogyakarta
Baca juga: Potret Sekolah Tatap Muka di SD Warga Solo, Setiap Meja Pakai Sekat: Siswa Antusias
Pada paruh kedua 2021, Kabupaten Sragen dan Kabupaten Klaten yang ditunjuk menjalankan program Sekolah Penggerak tersebut di wilayah Solo Raya.
Untuk melihat sejauh mana persiapan sekolah, Komisi X DPR RI melakukan koordinasi dengan Pemkab Sragen, pada Jumat (3/9/2021).
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Agustina Wilujeng Pramesti mengatakan di Sragen akan ditunjuk sebanyak 11 sekolah.
Baca juga: SDN 1 Karanganom Klaten Uji Coba Sekolah Tatap Muka: Digelar Terbatas, Dibagi 4 Kelas
"Kalau di Sragen akan ada 11 sekolah, dari tingkat TK, SD, dan SMP, ini baru akan dimulai," katanya kepada TribunSolo.com, Jumat (3/9/2021).
Belum ada data pasti, sekolah mana saja yang akan ditunjuk Pemprov Jawa Tengah melaksanakan program Sekolah Penggerak.
Menurutnya, saat ini guru-guru di sekolah penggerak di Sragen telah selesai menjalani pembinaan teknis selama 8 hari.
Baca juga: Suasana Sekolah Tatap Muka di Boyolali: Pembelajaran Dibagi 2 Sesi, Ada Jarak saat Duduk di Kelas
Sekolah penggerak sendiri merupakan salah satu program dari merdeka belajar, yang kedepannya akan memberikan keleluasaan sekolah dan mengedepankan kreativitas guru.
"Yang perlu disiapkan adalah guru-gurunya, guru harus membuat metode belajar baru, supaya metode belajar bisa up to date, dan tidak melulu itu itu saja," paparnya.
Sekolah tidak lagi berpatokan pada buku dan kamus, namun bisa dipadukan dengan kecanggihan teknologi.
"Karena saat ini sudah canggih, jadi belajar bisa menggunakan handphone, bagaimana mengenali daun, tidak usah buka buku dan kamus, cukup dengan handphone, bisa tahu semuanya," ujar Agustina.
Dengan menggunakan metode mengajar baru yang lebih kreatif, membuat siswa berfikir secara terbuka, dengan harapan siswa tidak merasa bosan. (*)