Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Wonogiri Terbaru

Terungkap, Admin Arisan Bodong yang Kelabuhi Pengusaha hingga Pegawai Bank Ternyata Orang Wonogiri

Perlahan kedok arisan bodong 'Lelang Arisan Online Salatiga' yang menimbulkan korban dari banyak daerah mulai terungkap.

Penulis: Erlangga Bima Sakti | Editor: Asep Abdullah Rowi
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Ilustrasi uang arisan online. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti 

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Perlahan kedok arisan bodong 'Lelang Arisan Online Salatiga' yang menimbulkan korban dari banyak daerah mulai terungkap.

Satu di antaranya admin atau pengelola arisan ternyata orang dari Kabupaten Wonogiri.

Dia adalah RA, seorang Ibu hamil yang kini tengah menjadi buronan polisi.

Informasi yang dihimpun,  wanita tersebut dilaporkan oleh para reseller arisan online yang dikelolanya lantaran membawa kabur uang para member dan reseller arisan. 

Diketahui pelaku kabur dari kontrakannya di Salatiga sejak 16 Agustus 2021 lalu.

Baca juga: Ibu Hamil Asal Wonogiri Jadi Buron Polisi, Kelola Arisan Fiktif Miliaran Rupiah

Baca juga: Kejadian Aneh Pasca Penemuan Terowongan Kuno di Sabrang Lor Klaten : Ada Ikan Buas & Bulus Jumbo

Pasca kaburnya pengelola itu, reseller yang mempunyai peran perantara bertransaksi itu mendapat teror dari member yang kecewa. 

Atas dasar itu, para reseller yang resah karena mendapat teror melaporkan pengelola arisan fiktif itu ke Polda Jateng pada Senin (6/9/2021). 

Kuasa hukum reseller, Mohammad Sofyan mengatakan, korban yang mengadu merupakan reseller dari Lelang Arisan Online Salatiga. 

"Korbannya ada ribuan nilai kerugian sangat fantastis hingga ratusan miliar bahkan mendekati triliunan," ujar pengacara itu kepada TribunSolo.com, pada Senin (6/9/2021).

 

Sofyan mengatakan saat ini 7 orang reseller yang melaporkan ke Polda Jateng. 

Para reseller tersebut melaporkan pengelola arisan berinsial RA yang aktif di media sosial dengan nama akun maryunikemplik.

Selain itu mereka juga melaporkan pasangan RA DL yang aktif di media sosial.

Lebih jauh, Sofyan mengatakan, modus yang digunakan pelaku menawarkan melalui media sosial.

Baca juga: 3 Tips Agar Terhindar dari Penipuan Arisan Online Bodong, Waspada dengan Keuntungan yang Diberikan

Pelaku menawarkan lelang di Medsos sebesar Rp 5 juta dan member cukup membayar Rp 3,5 juta. 

"Total kerugian jika diakumulasikan mencapai  Rp 3 miliar yang terdiri dari uang member dan pribadi reseller," imbuhnya.

Sementara itu Dirreskrimum Polda Jateng, Kombes Pol Djuhandani mengatakan Polda Jateng telah mengkoordinir untuk melakukan proses penyodikan di wilayah Wonogiri, Boyolali dan Solo.

Baca juga: Terduga Pelaku Arisan Online Fiktif Solo, Disangkakan Pasal Penggelapan dan Penipuan

"Kondisi yang dimungkinkan untuk menjadi tersangka saat ini adalah seorang wanita dalam kondisi hamil. Pelaku dari Wonogiri Proses penyedikan akan dilakukan secara profesional dan mengedepankan sisi kemanusiaan," jelas dia.

Menurutnya, korban dan kerugian saat ini sedang dihimpun. Menurutnya ada banyak Laporan Polisi (LP) yang masuk.

"Kira-kira kerugian mencapai milyaran untuk kasus Wonogiri," imbuh dia.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Wonogiri, AKP Supardi mengatakan bahwa saat ini pihaknya sedang mendalami kasus tersebut.

"Saat ini kita masih mempertajam penyelidikan," singkatnya.

Cara Pelaku Menjerat Korban

Polisi mengungkap modus para korban di Kabupaten Boyolali bisa terbius arisan online yang ternyata bodong.

KBO Sat Reskrim Polres Boyolali, Iptu Widodo mengungkapkan modus arisan online yang ditangani, semuanya menjanjikan keuntungan besar.

Jumlah uang setoran anggota arisan dijanjikan bakal dikembalikan dengan jumlah yang jauh lebih banyak.

“Tapi kenyataannya, uang setoran malah dibawa kabur oleh pengelola atau owner arisan online tersebut,” ujar dia kepada TribunSolo.com, Selasa (31/8/2021).

Baca juga: Bansos Bentuk Sembako di Solo Akan Dilenyapkan, Bakal Diganti dengan Voucher Belanja hingga E-money

Baca juga: Teka-teki Kenapa Hanya Ada Rp 500 Juta, Padahal Korban Arisan Online di Boyolali Tembus Rp 2 Miliar

Dia menyebut, modus yang digunakan owner arisan online ini pertama dengan membuat sebuah grup di media sosial.

Dengan iming-iming itu, orang akan tergiur dan bergabung dalam grup medsos yang telah dibuat tersebut.

Lalu, sang owner mengirimkan pesan secara pribadi bahkan memaksa calon member untuk bergabung.

Tak hanya orang yang yang diajak untuk bergabung, bahkan orang yang tidak dikenalnya pun diajak untuk bergabung.

“Untuk lebih meyakinkan calon membernya ini, owner Arisan online juga mengirim testimoni palsu yang sangat menggiurkan,” ucapnya.

Awalnya, sang owner memutar uang arisan satu dengan lainnya untuk menutup lobang.

Tapi akhirnya, sang owner ini kabur setelah mendapat setoran arisan dengan jumlah yang banyak.

“Modus semacam ini, atau tawaran mendapat keuntungan banyak ini sebaiknya diwaspadai. Jangan mudah tergiur,” imbuhnya.

“Saat ini kasus arisan online ini masih dalam penyelidikan. Kami masih mengumpulkan keterangan-keterangan saksi,” aku dia.

Kerugian Miliaran Rupiah

Kerugian korban Arisan dan Lelang Online di Boyolali yang dilaporkan baru sedikit.

Dari catatan para korban, kerugian diperkirakan lebih dari Rp 2 miliar, tapi Polres Boyolali baru menerima laporan kerugian sekitar Rp 539 juta.

Kasat Reskrim, AKP Eko Marudin mewakili Kapolres Boyolali, AKBP Morry Ermond mengungkapkan Polres Boyolali laporan korban arisan dan lelang Online tak hanya di Polres Boyolali saja.

Tetapi di Polsek Karanggede juga ada korban arisan online yang melapor.

Baca juga: Siap-siap, Polisi Tandai Keberadaan Bos Arisan Online Aleghoz yang Tipu Miliaran Rupiah di Sragen

Baca juga: Baru Satu Korban Arisan Online di Boyolali yang Melapor, Polisi Dorong Korban Lainnya Segera Lapor

Ada tiga korban arisan online yang melapor di Polres Boyolali dan 1 Laporan diterima Polsek Karanggede.

“ Kerugian yang dilaporkan tiga korban (Ke Polres Boyolali) ini ada yang Rp 112 juta, 100 juta dan 115,75 juta,” kata Eko, saat ditemui TribunSolo.com, digedung Sat Reskrim Polres Boyolali, Senin (30/8/2021).

Sedangkan satu laporan kerugian yang diterima di Polsek Karanggede mencapai Rp 212 juta.

“ Di Polsek Karanggede itu hanya 1 laporan, tapi korbannya ada sekitar 15 an orang,” ujar Eko.

KBO Reskrim, Iptu Widodo menambahkan pihaknya masih melakukan penyelidikan kasus dugaan penipuan ini.

Para korban telah dilakukan klarifikasi. Sedikitnya ada 8 orang korban yang dimintai keterangannya.

Selain mengklarifikasi korban, pihaknya juga telah meminta keterangan sejumlah saksi. Dari keterangan korban dan saksi ini, penyidik akan menggelar perkara kasus tersebut.

Apakah kasus ini telah memenuhi syarat formil atau meteriil untuk dinaikkan ke proses penyidikan.

“Saksi belum kita mintai keterangan. Nanti setelah gelar, baru kita akan mintai keterangan terlapornya,” jelas dia.

Lapor ke Polisi

Korban arisan dan lelang online di Boyolali akhirnya melapor ke Polres Boyolali, Jumat (27/8/2027).

Ada 6 anggota member yang datang secara bersamaan di Mapolres Boyolali, pada pukul 16.15 WIB.

Selang 15 menit kemudian, tiga member lainnya ada yang datang lagi dengan membawa map yang diduga berisi bukti-bukti.

Baca juga: Jadwal Vaksin Boyolali Hari Ini: 3 Bulan, Pemkab Boyolali Targetkan 10 Ribu Dosis Per Hari

Baca juga: Warga Boyolali Jadi Korban Arisan Online, Rugi Rp 103 Juta: Polisi Lakukan Penyelidikan

Awalnya, para member ini diarahkan oleh anggota polisi di pos penjagaan untuk  ke SPKT yang ada di samping Lobby Mapolres Boyolali.

Namun, oleh anggota Polisi, para member ini diarahkan untuk langsung ke bagian Sat Reskrim yang ada di gedung belakang.

Beberapa anggota member itu kemudian masuk ke ruangan Unit Pidana Umum.

Baca juga: Selebgram Medan Tersangkut Kasus Penipuan Arisan Online, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

R salah satu member yang sampai saat ini uang arisan dan lelang tak jelas juntrungnya mengatakan ada 5 member yang melapor ke Polres Boyolali.

Masing-masing member rata-rata mengalami kerugian Rp 10-15 juta.

"Arisan dan Lelang. Kalau total pastinya saya kurang tahu ya. Tapi kalau Rp 50 juta ya ada," ujarnya.

Sementara itu, Kapolres Boyolali, AKBP Morry Ermond melalui Kasat Reskrim Eko Marudin mengatakan akan menindak lanjuti laporan tersebut.

"Lagi didata, besok siang kami sampaikan kalau sudah komplit semua kerugiannya. Termasuk yang laporan di Polsek-polsek," imbuhnya. 

Polisi Minta Melapor

Korban Arisan dan Lelang Online di Boyolali sangat banyak.

Di WA Grup Kurniawan Arisan Online saja, jumlah anggotanya mencapai 96 orang.

Dari total jumlah tersebut, 64 anggota sudah menyatakan dirugikan.

Baca juga: Polisi Selidiki Kasus Penggelapan Uang Arisan Online Rp 4 M di Sragen: Korban & Saksi Diperiksa

Baca juga: Wanita Cantik di Sragen Diduga Bawa Kabur Uang Arisan Online Rp170 Juta, Nasabah Lapor ke Polisi

Sementara, total kerugiannya dari 64 anggota itu mencapai Rp 500 juta lebih. Sedangkan untuk program Lelang, ada 35 anggota dengan kerugian Rp 2 miliar.

Namun sampai saat ini baru satu korban yang melapor.  Untuk itu Polres Boyolali meminta agar korban arisan fiktif lainnya segera melapor. 

Kapolres Boyolali, AKBP Morry Ermond mengatakan, korban arisan fiktif di Boyolali diduga cukup banyak.

Baca juga: Ratusan Orang dari Solo Raya dan Surabaya Tertipu Investasi Arisan Online, Kerugian Rp 1 Miliar

Sehingga Polres membuka layanan pengaduan. Menilik, terduga pelaku dan tempat kejadian perkara (TKP) arisan fiktif ini berada di Salatiga.

Sedangkan korbannya juga berasal dari luar Salatiga. 

"Saya sampaikan pada masyarakat. Apabila ada yang menjadi korban terkait arisan fiktif ini, saya imbau untuk melaporkan ke Satreskrim Polres Boyolali,” beber Morry, Rabu  (25/8/2021). 

Baca juga: Potret Rumah Kontrakan Mia di Sragen: Gelapkan Uang Arisan Online Rp 1 Miliar, Sewa Rumah Biasa

“Karena memang saat ini kami sedang mendata (Jumlah korban,red) dan bekerjasama dengan Polres Salatiga terkait total kerugian dan berapa banyak yang menjadi korban," katanya.

Pihaknya pun belum mengetahui secara pasti jumlah korban beserta kerugiannya. Tak menutup kemungkinan, para korban merasa malu dan menilai kerugiannya tak terlalu besar.

“Namun, saya tetap mengimbau korban yang mengalami kerugian tersebut baik besar atau kecil nominalnya, kami harap melapor ke Satreskrim Polres Boyolali,” pungkasnya.

Member dari Ibu Rumah Tangga Sampai Pegawai

Arisan dan Lelang Online ternyata menarik perhatian banyak pihak. 

Terbukti anggota atau member dari arisan tersebut bervariasi dari pengusaha sampai pegawai bank. 

Mereka menjadi korban penipuan pelaku yang kini melarikan diri membawa uang para peserta. 

Baca juga: Polisi Selidiki Kasus Penggelapan Uang Arisan Online Rp 4 M di Sragen: Korban & Saksi Diperiksa

Baca juga: Penggelapan Arisan Online Terjadi Lagi, Kini Puluhan Warga Sragen Tertipu Ratusan Juta

Hal ini diungkapkan EZ, member dan korban lelang online tersebut. 

EZ mengatakan, tidak hanya ibu rumah tangga atau orang buta huruf saja yang jadi membernya, pegawai bank, swasta, pelaku usaha kecil turut tertarik mengikuti program lelang online ini.

"Membernya banyak, tidak hanya masyarakat biasa, para karyawan swasta, pegawai bank pun turut menjadi peserta lelang dan arisan ini," kata dia. 

Baca juga: Polisi Selidiki Kasus Dugaan Penggelapan Uang Arisan Online Miliaran Rupiah: Ada Korban di Boyolali

Dia menjelaskan, untung dari program ini memang cukup menggiurkan. Dimana anggota bisa mendapatkan Rp 10 juta dengan setoran hanya Rp 7 Juta. 

Saat ini, arisan dan Lelang Online ini terlanjur bubar. Owner Kurniawan Arisan Online tiba-tiba menghilang.

Uang setoran para member pun dibawa kabur.

Baca juga: Pengakuan Pengelola Arisan Online di Sragen, Sebut Berupaya Lunasi Iuran Anggota Total Rp 38,5 Juta 

“ Saya yang (program) lelang belum dapat. Padahal saya sudah setor 7 juta. Uang lelangan sebesar Rp 10 juta seharusnya sudah cair kemarin,” ujarnya.

R (24) member lain asal Mojosongo, Boyolali mengaku awal tanggal 16 Agustus 2021, admin Kurniawan Arisan Online memposting Lelangan Online.

Diapun minat dengan lelang uang sebesar Rp 10 juta yang cair pada 24 Agustus 2021 yang dijual dengan hanya  Rp 7 juta saja.

Seketika itu, dia langsung memilihnya dan melakukan pembayaran melalui transfer bank.

Namun sayang, nasi telah jadi bubur. Uang Rp 10 juta miliknya belum cair, arisan online ini meledak duluan.

“Yah gimana lagi, kami juga bingung mau gimana,” jelasnya.

Diapun hanya bisa berharap, owner arisan online ini bisa mengembalikan modal saja. 

Polisi Turun Tangan

Kasus arisan online yang ramai di Salatiga terus didalami polisi, apalagi ternyata ada warga Boyolali yang juga jadi korban dari pelaku tersebut.

Informasi yang dihimpun TribunSolo.com, sejumlah warga asal kota Salatiga, Demak, Semarang, Boyolali dan Purworejo diduga menjadi korban penipuan arisan online dengan sistem lelang.

Adapun bandar tersebut berada di Kota Salatiga.

Baca juga: Polisi Selidiki Kasus Dugaan Penggelapan Uang Arisan Online Miliaran Rupiah: Ada Korban di Boyolali

Bandar tersebut menjanjikan keuntungan kepada para member berkisar Rp 1 -1,3 juta.

Bandar arisan itu diduga telah meraup untung hingga ratusan juta.

Baca juga: Nahas Nasib Pria Tua di Wonogiri, Mau Nyebrang Dihantam Truk, Kepala Terluka Parah Lantas Meninggal

Baca juga: Tes SKD CPNS 2021 Dimulai 2 September 2021, Peserta Wajib Swab Antigen, Simak Syarat Lengkapnya

Penipuan bermodus lelang slot arisan itu terbongkar setelah sejumlah member mendatangi rumah kontakan pelaku di Praja Mukti Kecandran Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga.

Sebelumnya, kabar arisan bodong ini diunggah salah satu akun media sosial Polres Boyolali pada 21 Agustus lalu. Kolom komentar langsung dibanjiri netizen. Banyak warga yang mengaku ikut tertipu, namun, enggan melapor.

Polres Boyolali juga sudah menerima satu laporan korban yang dirugikan oleh Arisan Online ini. Salah satu warga Boyolali menderita kerugian sebesar Rp 103 juta akibat perubatan pelaku.

Kapolres Boyolali, AKBP Morry Ermond mengaku sudah ada warga telah melaporkan arisan bodong tersebut.

Laporan penipuan arisan bodong tersebut telah diproses oleh Satreskrim Polres Boyolali. Pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.

"Sudah kami terima laporannya dan sudah dilakukan lidik (penyelidikan,red). Rencana kita join ops dengan reskrim Salatiga untuk ungkap ini," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (23/8).

Sementara itu, Kasatreskrim Polres Boyolali AKP Eko Marudin mengatakan baru satu korban yang melapor.

Modus yang digunakan pelaku dengan menawarkan arisan online. Korban yang tergiur lantas bergabung dan telah membayar beberapa kali.

Namun, saat sampai giliran korban untuk mendapat arisan, pelaku menghilang dan tidak dapat dihubungi.

Karena kerugian cukup besar, korban lantas melapor ke Polres Boyolali.

Saat ini, Polres Boyali masih mendalami lebih lanjut, apakah pelapor merupakan salah satu korban arisan online bodong di Salatiga.

"Kami masih dalami apakah ada kaitannya dengan di Salatiga atau beda. Korban merupakan warga Boyolali, dan ternyata tempat kejadian perkara (TKP)-nya di Boyolalali. Sedangkan kerugiannya mencapai Rp 103 juta," jelasnya.

"Kami menunggu kalau ada yang lapor, kami terima dan lidik. Akan kami dalami dan dikembangkan lagi. Sampai saat ini pelaku belum tertangkap," imbuhnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved