Berita Sukoharjo Terbaru
Petani Protes Dam Colo Ditutup Bulan Depan, Dinas Pertanian Sukoharjo: Cari Potensi Sumber Air Lain
Penutupan pintu air di Dam Colo yang ada di Desa Pengkol, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo akan dilakukan bulam depan.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Penutupan pintu air di Dam Colo yang ada di Desa Pengkol, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo akan dilakukan bulan depan.
Hal ini mempengaruhi kondisi pertanian di Kabupaten Sukoharjo karena sebanyak 73 persen lahan persawahan di Sukoharjo bergantung pada aliran air Dam Colo.
Total lahan pertanian di sepanjang saluran Colo Timur seluas 7.000 hektare.
Baca juga: Lowongan Kerja Solo: Dibutuhkan Admin Lulusan SMK Jurusan Pertanian, Penempatan Kerja di Karanganyar
Baca juga: Sudah Pandemi, Ribuan Sawah Petani Terendam Banjir,Tapi Dinas Pertanian Klaten Klaim Tak Gagal Panen
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo, Bagas Windaryatno mengatakan Dam Colo ditutup pada 11 Oktober 2021 hingga 10 November 2021.
"Penutupan ini dilakukan dengan berbagai pertimbangan, termasuk kontruksi bangunan dan debit air di Waduk Gajah Mungkur (WGM), termasuk pertanian," katanya, Jumat (10/9/2021).
Terkait dengan terancamnya puso saat Musim Tanam (MT) III, Bagas mengimbau agar petani mencari sumber air lain.
Baca juga: Air Irigasi dan Pupuk Bersubsidi Masih Menjadi Kendala Pertanian di Sukoharjo
Petani bisa mengoptimalkan sumur dalam untuk mengairi sawah saat pintu Dam Colo ditutup.
"Mereka mencari sumber air lain dengan membuat sumur bor dan menggunakan pompa air untuk mengairi lahan pertanian," jelasnya.
"Itu sudah dilakukan petani selama bertahun-tahun," imbuhnya.
Penutupan Dam Colo Timur ini sebenarnya dilakukan setiap tahun, terutama saat musim kemarau.
Biasanya penutupan Dam Colo ini dilakukan pada bulan Oktober.
Petani Butuh Air
Sejumlah paguyuban petani di Sukoharjo protes terkait penutupan pintu air Dam Colo di Desa Pengkol, Kecamatan Nguter, Sukoharjo.
Rencananya, penutupan ini akan mulai dilakukan pada 11 Oktober 2021 mendatang.
Penutupan dilakukan selama 30 hari, dan baru akan dibuka kembali pada 10 November 2021.
Baca juga: Berkah Porang, Petani Milenial di Wonogiri Bisa Buka Lapangan Pekerjaan untuk Warga Sekitar
Baca juga: Belajar dari Petani Sukoharjo, Kendalikan Hama Tikus dengan Burung Hantu Jenis Tyto Alba
Ketua Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Jigong Sarjanto mengatakan, rapat bersama Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), dan Jasa Tirta merupakan rapat yang sia-sia.
"Pada awal Agustus lalu, kami dapat kabar kalau ada penggelontoran (pembuangan) air dari Waduk Gajuh Mungkur (WGM) ke Bengawan Solo," katanya, Jumat (10/9/2021).
"Tapi yang kita sayangkan, itu tidak koordinasi dengan petani," ujarnya.
Baca juga: Petani Tembakau Selo Boyolali Merugi, Tembakau Siap Panen Terdampak Hujan Abu: Laku Murah
Kepala Desa (Kades) Pranan, Polokarto itu menuturkan, dari pengamatannya, tidak ada rehap di saluran irigasi.
Sehingga air bisa digunakan petani untuk Masa Tanam (MT) III.
"MT III di Colo Timur baru dimulai pada Agustus dan September, sehingga di bulan Oktober masih butuh banyak air," ujarnya.
"Tapi kok air dibuang habis-habisan, itu yang kita sayangkan," imbuhnya.
Baca juga: Dampak Hujan Abu Merapi, Petani di Desa Tlogolele Boyolali Terpaksa Tunda Panen
Pada rapat tanggal 2 September kemarin, air di WGM sudah habis. Sehingga rapat dinilai tidak ada manfaatnya bagi petani.
Perwakilan P3A memutuskan untuk walk out.
Namun, dari hasil rapat itu memberikan keputusan jika penutupan Dam Colo mundur selama 10 hari.
Sehingga Sarjanto khawatir, lahan pertanian MT III di Dam Colo Timur akan puso jika tidak mendapatkan air.
"Kalau tidak ada hujan, atau pertolongan air, 15 ribu hektare lahan pertanian hingga di Sragen akam puso," pungkasnya. (*)