Berita Sragen Terbaru
Sisi Lain di Tanah Keraton Ing Alaga Sragen : Konon Muncul Ular Naga, Sapi-sapi Tak Berani Mendekat
Di balik tanah bekas reruntuhan Keraton Ing Alaga di Desa Kandangsapi, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen, tersimpan cerita aneh.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Asep Abdullah Rowi
Warjito yang tinggal tak jauh dengan tanah keraton, kemudian bertemu dengan peziarah yang berasal dari Yogyakarta.
"Peziarah dari Jogja itu berpesan, kalau bertemu dengan makhluk itu, jangan takut, dia adalah teman ayah saya, yang saat berziarah ke sini tertinggal," jelasnya.
"Dia baik, nggak nakal," tambahnya singkat.
Baca juga: Kisah Buruh Boyolali Kebingungan Anaknya Kelainan Jantung,Setiap Kali Berobat Bisa Habis Rp 600 Ribu
Menurut Warjito, di sekitar tanah keraton masih ada sendang, yang pada zaman dahulu digunakan sebagai pemandian raja.
Di Dukuh Tawang, terdapat 3 sendang, yang dulu saat bulan Sura dalam penanggalan Jawa, banyak digunakan peziarah untuk mandi.
Jejak Pangeran Mangkubumi
Tidak hanya Surakarta dan Yogyakarta saja, ternyata Kabupaten Sragen dulunya juga pernah ada bangunan keraton.
Informasi yang dihimpun TribunSolo.com, jika keraton di Sragen disebut sebagai Keraton Ing Alaga.
Keraron tersebut yang didirikan oleh Pangeran Mangkubumi atau yang saat ini dikenal sebagai Sri Sultan Hamengku Buwono I saat bergerilya melawan penjajah Belanda.
Keraton Ing Alaga terletak di Dukuh Tawang, Desa Kandangsapi, Kecamatan Jenar.
Dulunya, keraton tersebut berdiri diatas lahan seluas kurang lebih 5 hektar, di mana kini warga desa setempat menyebutnya sebagai tanah keraton.
Baca juga: Wisata Religi Boyolali : Makam Syech Maulana Ibrahim di Kaki Gunung Merbabu
Baca juga: Di Daerah Sragen ini, Warga Percaya Dengarkan Lagu Sinden Bisa Bikin Terjebak di Dunia Lain
Saat ini, tanah keraton di Dukuh Tawang sudah berubah menjadi lahan pertanian dan membentuk cekungan, karena pernah digunakan sebagai tambang galian C.
Sudah tidak ditemukan bekas bangunan keraton di sana, namun sesekali petani dan warga sekitar menemukan bata raksasa berwarna merah yang diyakini bangunan keraton.
Perangkat Desa Kandangsapi, Komar mengatakan keraton tersebut diperkirakan didirikan pada sekitar tahun 1745, ketika Pangeran Mangkubumi keluar dari Kerajaan Surakarta untuk melawan penjajah Belanda.
"Dalam perjalanannya, Pangeran Mangkubumi terlebih dahulu singgah di Pandak Karangnongko, di sana cikal bakal berdirinya Kabupaten Sragen," ujarnya kepada TribunSolo.com, Rabu (15/9/2021).