Berita Solo Terbaru

Soal Ancaman PDIP Terkait Kader yang Terlibat Deklarasi Capres 2024, Ganjar: Enggak Ngurusin Itu

DPP PDI Perjuangan mengingatkan kadernya agar tidak terlibat dalam deklarasi Calon Presiden 2024 sebelum ada pengumuman dari partai. 

Penulis: Fristin Intan Sulistyowati | Editor: Ryantono Puji Santoso
TribunSolo.com/Fristin Intan Sulistyowati
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Selasa (21/9/2021). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Fristin Intan Sulistyowati

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - DPP PDI Perjuangan mengingatkan kadernya agar tidak terlibat dalam deklarasi Calon Presiden 2024 sebelum ada pengumuman dari partai. 

Kader yang melanggar akan terkena sanksi. 

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menanggapi santai.

Baca juga: Reaksi Airlangga Hartarto, Kaget saat Ditanya Menjadi Capres 2024: Bekerja Dulu

Baca juga: Gerindra Sepakat Bakal Usung Prabowo jadi Capres 2024, Siapa Cawapresnya?

Ditemui TribunSolo.com dalam peninjuan UMKM Bank Jawa Tengah di Kota Solo, Selasa (21/9/2021).

Ganjar tidak mempersoalkan sanksi dan masih fokus dengan tugasnya sebagai Gubernur Jawa Tengah.

"Enggak ngurusin itu, tugas saya sama Gibran cuma satu sekarang ngurusin pandemi. Pandemi beres ngurusi dodolan (Jualan) latih meraka (UMKM). Tugasku cuma itu enggak ngurusin yang lain," ungkap Ganjar.

Baca juga: Pengamat Politik Ingatkan Ganjar Pranowo, Impian Jadi Capres Bisa Tamat Gara-gara Serangan PDIP

Menanggapi terkait usungan calon presiden dan wakil presiden 2024, Ganjar mengikuti arahan dari Ketua Umum PDIP.

"Urusan-urusan yang lain sudah dijelaskan, Capres dan Cawapres  sudah ditentukan oleh Bu Mega," ungkapnya.

Selain itu, Ganjar Pranowo juga mengatakan, saat ini UMKM memiliki tantangan baru dengan rencana ekspor pasar Eropa dan Jepang.

"Berbeda dari tahun lalu, langsung pameran. Tapi sekarang untuk distribusi produk memiliki kendala di kontainer jadi kita harus memperhatikan semuanya terlebih dulu," ungkapnya. 

Reaksi Soal Capres 2024

Pemilihan calon presiden dan calon wakil presiden masih tiga tahun lagi.

Namun demikian, sejumlah partai politik sudah mulai memanaskan mesin politiknya di daerah-daerah.

Pasalnya, Presiden Joko Widodo sudah tidak mungkin untuk mencalonkan diri sebagai capres pada 2024 mendatang.

Tak terkecuali untuk Partai Golongan Karya (Golkar).

Partai Golkar menggelar konsolidasi dengan fraksi partai berlambang pohon beringin itu serta ormas dan organisasi sayap se-Jawa Tengah di Hotel Alana Solo, Jumat (18/6/2021).

Baca juga: Dengar Curhatan Difabel Soal Kartu Pra Kerja, Menteri Airlangga : Modelnya Sedang Kita Siapkan

Baca juga: Baliho Puan Maharani Bermunculan di Jatim, Mulai Tes Ombak untuk Maju Pilpres 2024?

Ketua DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto pada hari ini melakukan kunjungan kerja ke Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten.

Airlangga tiba di Kecamatan Jatinom sekitar pukul 10.00 WIB.

Kala ditanya apakah dirinya akan maju sebagai capres pada 2024 mendatang, Airlangga menjawabnya dengan guyon.

"Ora takon, ojo mikir, nyambut gawe sek (tidak tanya, tidak memikirkan, dan bekerja dahulu)," tuturnya seusai acara pemberian kendaraan pengangkut sampah, Sabtu (19/6/2021).

Kartu Pra Kerja

Menko Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto merespon masukan difabel soal pelatihan program Pra Kerja secara optimal.

Sahabat Tuli, misalnya, mereka harus bekerja keras untuk memahami maksud gerak bibir narasumber.

Selain itu, mereka harus mengunduh aplikasi penerjemah.

Itupun masih menghadapi tantangan.

Aplikasi kadang tidak bisa mengikuti kecepatan bicara narasumber.

Baca juga: Rekor Tertinggi Selama Pandemi, Covid-19 di Karanganyar Tembus 810 Kasus dalam Kurun Waktu 2 Bulan

Baca juga: Kisah Anisa Penjual Tunarungu Asal Magelang : Ikut Pra Kerja Jokowi Tapi Download Aplikasi Khusus

Akhirnya, membuat pemahaman mereka tersendat-sendat.

Adanya semacam subtitle menjadi salah satu yang diharapkan ada selama pelatihan online.

Menko Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto merespon keluh kesah tersebut.

"Jadi tadi kita melihat luar biasa disabilitas menyesuaikan antara instruksi lisan dengan menerjemahkan menjadi bahasa tulis," kata dia, Jumat (18/6/2021).

"Sehingga ini menjadi suatu catatan bagi program sehingga ke depan ada beberapa program yang kita coba supaya friendly Difabel," tambahnya.

Airlangga mengatakan model ramah Disabilitas saat ini tengah diramu tim Pra Kerja.

"Nanti modelnya akan kita siapkan," ujarnya.

Kisah Penerima

Keterbatasan pendengaran tidak membuat Anisa Kusumawardani berpangku tangan dengan orang di sekitarnya.

Sahabat Tuli asal Magelang tersebut memilih bekerja sebagai pustakawan di SD Negeri Salam 1.

Itu dilakukan sejak lulus kuliah dan sudah berjalan lebih kurang 2 tahun.

Kerja kerasnya itu demi membantu ekonomi keluarga.

Tak berhenti di situ, Anisa kemudian berkeinginan untuk melakukan penghasilan sampingan dengan membuka usaha.

Reseller busana muslim yang tercetus di pikirannya.

Ia kemudian mencari-cari informasi soal modal usaha.

Itu dilakukannya, salah satunya melalui media sosial instagram.

Baca juga: Hanya di Colomadu Karanganyar, Rumah Dipasangi Stiker Merah Putih : Tandanya Masih Isolasi Mandiri

Baca juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 17 Telah Ditutup, Catat Pengumuman & Cara Mengecek Lolosnya

Tahun 2020, didapatinya informasi tentang program Pra Kerja yang dicetuskan Presiden Jokowi.

Dimana para pendaftar mendapat insentif Rp 2,4 juta sebagai modal usaha.

Ikutlah ia mendaftar. Anisa harus menguras keringatnya.

"Saya tertarik ingin menambah pengetahuan dan membangun ekonomi keluarga," kata Anisa kepada TribunSolo.com saat acara dialog Menko Perekonimian Airlangga dengan Penerima Kartu Prakerja di Alila Hotel Solo, Jumat (18/6/2021).

Ia menyisihkan waktunya setelah bekerja untuk mendaftar belum juga masalah jaringan yang kadang ada kadang tenggelam.

Itupun tidak sekali jadi. Tiga kali Anisa harus mendapat penolakan. Namun, itu tidak menggoyahkan niatnya.

Dicobalah pendaftaran pra kerja gelombang ke-empat dan mimpi Anisa untuk mendapat modal usaha tercapai.

Empat pelatihan diikutinya di antaranya, cara berjualan melalui media sosial, cara membuat kopi, cara untuk membuat foto produk, dan tutorial make up dasar.

"Sore hari setelah pulang kerja, saya langsung cari spot internet yang bagus supaya bisa ikut pelatihan," kata Anisa.

Pelatihan itu memberikan tantangan bagi Anisa. Ia harus mencari cara agar dirinya bisa memahami penjelasan pembicara.

"Awalnya agak kebingungan, kemudian menggunakan aplikasi mengubah suara jadi teks supaya bisa memahami," tutur dia.

"Selain itu juga membaca gerak bibir," tambahnya.

Baca juga: Curhatan Warga Boyolali Terdampak Tol Solo-Jogja : Proyek Berjalan, Tapi Kini Belum Dapat Ganti Rugi

Baca juga: Hercules Remote Made In Boyolali Bikin Kagum : Dibuat 2 Pria Lulusan SMA, Dibanderol Rp 5 Juta

Meski begitu, Anisa tetap menghadapi tantangan.

Penjelasan yang terlalu cepat narasumber menjadi satu diantaranya.

"Penjelasan terlalu cepat, aplikasi kadang tidak bisa mengimbangi. Harus lihat prosesnya secara visual," ucapnya.

Bila dirinya kebingungan dengan penjelasan. Anisa memanfaatkan fitur chat yang ada di aplikasi.

"Untuk bisa lebih memahami, biasanya coba untuk praktik sendiri," ujarnya.

Anisa berharap ke depan ada fasilitas subtitle supaya Sahabat Tuli bisa optimal dalam pelatihan.

"Sebenarnya lebih baik ada substitle. Semisal tidak ada penerjemah bahasa isyarat, masih bisa mengikuti dengan melihat langsung di monitor," ucapnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved