Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali Terbaru

Jejak Pimpinan PKI DN Aidit di Boyolali, Konon Dieksekusi di Kawasan Simpang Lima 

Sejarah tentang peristiwa pembantaian PKI masih terus diingat sampai saat ini. 

Penulis: Tri Widodo | Editor: Ryantono Puji Santoso
TribunSolo.com/Tri Widodo
Kawasan Simpang Lima Boyolali. Konon jadi Lokasi Eksekusi Pimpinan PKI DN Aidit. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI- Sejarah tentang peristiwa pembantaian PKI masih terus diingat sampai saat ini. 

Bahkan, Boyolali juga memiliki cerita tentang jejak Pimpinan PKI, DN Aidit. 

Pimpinan PKI Dipa Nusantara Aidit harus segera melarikan diri.

Baca juga: Sejarah PKI di Boyolali, Ada Sosok Suali Dwidjo S: Pernah Jadi Bupati dan Dieksekusi Mati 

Baca juga: Sosok Kades Jenar Sragen, Pembuat Baliho yang Sebut Enak Zaman PKI & Pasang Foto Bermasker di Kepala

Dikutip dari buku Indonesia dalam Arus Sejarah, Pasca Revolusi, karya Prof Dr Aminudin, DN Aidit pun kemudian melarikan diri ke Yogyakarta setelah menyerahkan pimpinan tertinggi PKI pada 2 Oktober 1965.

Tongkat pimpinan CC PKI diserahkan ke Sudisman yang saat itu menjabat sebagai Wakil Ketua III, karena saat pada saat itu Wakil Ketua I, Loekman sedang berada di Sumatera dan Wakil ketua II PKI, Nyoto ada di Jawa Tengah.

Dengan begitu seluruh urusan PKI sepenuhnya berada di bawah kendali Sudisman.

Baca juga: Kisah Kelam di Balik Waduk Kedung Ombo, Ada Hadiah Stempel PKI Bagi Penentang Proyek Kala Itu

Syam yang saat itu menjadi ketua Biro Khusus sekaligus sebagai ketua pelaksana G-30-S sudah tak melaporkan lagi setiap perkembangan gerakannya itu kepada Aidit melainkan kepada Sudisman.

“Tatkala Aidit ditanya oleh Komodor Dono Indarto tujuannya ke Yogyakarta, ia menjawab bahwa ia diperintahkan Presiden Soekarno untuk mempersiapkan tempat tinggal, karena kemungkinan Bung Karno akan ke Yogyakarta,” seperti dikutip dari Indonesia dalam Arus Sejarah, Pasca Revolusi, karya Prof Dr Aminudin Kasdi hal 515.

Perintah Presiden Soekarno itu hanya akal-akalan Aidit saja. Termasuk memanfaatkan fasilitas berupa pesawat Dakota dari Halim-Pangkalan Udara Adisucipto.

Baca juga: Ungkap Kemarahan Tolak RUU HIP, Massa Bakar Bendera PKI Berlambang Palu Arit di Depan Gedung DPR RI

Makanya, Aidit juga menolak tawaran para perwira Auri untuk mengantarkannya menemui Sri Paku Alam.

Aidit malah meminta untuk diantarkan ke rumah Soetrisno, Ketua CDB PKI Yogyakarta. Komodor Dono Indrato pun dengan tegas menolak saran salah seorang perwira yang berniat mengantarkan Aidit dengan mobil dinas gubernur AAU.

Aidit lalu menumpang mobil Morris dan mampu mengecoh para perwira yang mengikuti dari belakang.

“Karena tidak ada yang mengetahui rumah ketua CBD PKI, Mereka (para perwira) untuk kedua kalinya salah alamat. Mula-mula ke rumah ketua partai NU, kemudian ke rumah Ketua PNI,” kata dia.

Baca juga: La Nyalla Akui Jokowi PKI Hanya Karangan, Airlangga Hartarto Sebut Masyarakat Kini Sudah Pintar

Para perwira yang akhirnya menemukan rumah Soetrisno meninggalkan begitu saja, DN Aidit di rumah tersebut.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved