Berita Klaten Terbaru
Riwayat Rowo Jombor, Dibangun Sejak Kolonial Belanda di Atas Perkampungan, Difungsikan Irigasi
Rowo Jombor, Klaten memiliki riwayat yang panjang sejak zaman kolonial Belanda.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Rowo Jombor, Klaten memiliki riwayat yang panjang sejak zaman kolonial Belanda.
Pada jaman dahulu, lokasi Rowo Jombor di Kabupaten Klaten merupakan sebuah perkampungan.
Pada era kolonial Belanda, perkampungan itu diubah menjadi sebuah tempat penampungan air untuk irigasi sawah dan perkebunan milik hindia belanda.
Baca juga: Komentar Warga Soal Proyek Revitalisasi Rowo Jombor Klaten: Sempat Mundur, Baru Mulai September
Baca juga: Mulai dari Nol Lagi, Pemilik Warung Apung Merana Dipindah ke Darat karena Revitalisasi Rawa Jombor
Warga Dukuh Drajat, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Muh (60) menceritakan keberadaan Rowo Jombor telah ada sebelum tahun 1940, tepatnya saat Indonesia masih bernama Hindia Belanda.
"Danau ini sudah ada sejak era kolonialisme Belanda, sebelum tahun 1940an, dulunya perkampungan," kata Muh, kepada TribunSolo.com, Rabu (6/10/2021).
Muh menceritakan pada waktu itu jalan yang mengelilingi Rowo Jombor itu hanya jalan setapak.
Baca juga: Nasib Warung Apung Rawa Jombor Klaten: Bakal Dibongkar & Dijadikan Foodcourt Darat, Pedagang Curhat
Pada era 1965an, atau pada saat peristiwa Gerakan Satu Oktober (Gestok), danau buatan kolonial tersebut baru dibuatkan tanggul.
"Dulu disini hanya jalan setapak, talut danau tersebut baru dibangun pas Gestok," ujar Muh.
Sebagai informasi, Rowo Jombor ini berbentuk segi tidak beraturan, dengan panjang 7,5 kilometer.
Baca juga: Asal-usul Warung Apung di Rawa Jombor Klaten : Berdiri Setelah Soeharto Lengser, Kini Akan Diratakan
Selain itu, kedalaman danau tersebut mencapai kedalaman 4,5 meter serta menampung air sebanyak 4 juta meter kubik.
Tujuan utama dari membangun Rowo Jombor ini untuk menampung air dari sungai-sungai di sekitar serta untuk mengendalikan banjir serta persediaan air irigasi.
Namun saat ini, danau ini dimanfaatkan untuk keperluan lain seperti pariwisata dan perikanan.
Kini, Rowo Jombor akan dilakukan Revitalisasi.
Dengan anggaran Rp 20 miliar dari Pemerintah Pusat, Rowo Jombor akan dikembalikan fungsinya di awal, yaitu sebagai penampung air untuk irigasi sawah dan kebun.
Proyek Dimulai September
Proyek revitalisasi Rowo Jombor di Kabupaten Klaten sudah mulai dikerjakan.
Meskipun begitu, salah satu warga Dukuh Drajat, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Muh (60) mengaku tidak mempersalahkan pembangunan tersebut.
Menurutnya, proyek tersebut tidak mengganggu aktivitasnya sebagai Nelayan.
Baca juga: Nasib Pemilik Warung Apung di Rawa Jombor Klaten : Mau Dipindah,Ada yang Disegel karena Langgar PPKM
Baca juga: Mulai dari Nol Lagi, Pemilik Warung Apung Merana Dipindah ke Darat karena Revitalisasi Rawa Jombor
"Saya sebagai nelayan tak masalah jika revitalisasi Rowo Jombor jadi atau tidak dilaksanakan, tidak menganggu aktivitas saya," kata Muh kepada TribunSolo.com, Rabu (6/10/2021).
Muh mengaku mendapat informasi awal, bahwa pelaksanaan proyek tersebut akan dijadwalkan mulai bulan Juli 2021.
Namun, pelaksanaaan proyek tersebut baru dimulai 2 bulan kemudian.
Baca juga: Asal-usul Warung Apung di Rawa Jombor Klaten : Berdiri Setelah Soeharto Lengser, Kini Akan Diratakan
"Katannya Juli 2021 akan dilaksanakan, namun diundur-diundur, pelaksanaaannya dimulai September 2021," ujar Muh.
Sampai saat ini, petani karamba di sekitar Rowo Jombor masih beraktivitas seperti biasa.
Dia mengaku akan mengikuti kebijakan pemerintah terkait proyek tersebut.
"Saya pasrah saja, ikuti dengan kebijakan pemerintah saja," pungkasnya.
Siapkan Rp 20 Miliar
Puluhan miliar rupiah akan digelontorkan untuk revitalisasi Rowo Jombor, Kabupaten Klaten.
Pemerintah Kabupaten Klaten meminta pelaksanaan revitalisasi Rowo Jombor agar segera dilaksanakan.
Bupati Klaten, Sri Mulyani mengatakan pengajuan dana dari pemerintah pusat untuk revitalisasi sudah sejak 2017.
Baca juga: Nasib Pemilik Warung Apung di Rawa Jombor Klaten : Mau Dipindah,Ada yang Disegel karena Langgar PPKM
Baca juga: Penataan Rawa Jombor di Depan Mata, Warung Apung Pasti Dibongkar, Pemilik Diberi Waktu untuk Pindah
"Alhamdulillah, Rowo Jombor ini perjuangan saya ke pusat dan membutuhkan waktu yang panjang, yaitu mulai dari saya menjabat Plt Bupati 2017," kata Mulyani kepada TribunSolo.com, Selasa (5/10/2021).
Mulyani mengatakan, saat mengajukan, awalnya pemerintah pusat akan mengucurkan Rp 105 miliar, untuk revitalisasi Rowo Jombor.
Namun karena pandemi, dana tersebut kena refocusing.
Baca juga: Fantastis! Uang Rp 50 Miliar untuk Penataan Rawa Jombor Klaten, Seperti Apa Bentuknya Nanti?
"Dana tersebut direfocusing menjadi Rp 50 miliar dan direfocusing lagi jadi Rp 20 miliar," ucap Mulyani .
Ia mengatakan, dana tersebut akan digunakan juga untuk membangun pelabuhan.
Nantinya dana tersebut akan digunakan untuk mengangkat sedimen dalam danau purba tersebut, dan penataan untuk joging.
"Sampai sekarang kami belum tau sudah dikerjakan atau belum, itu kewenangan pusat," ujar Mulyani.
Ia meminta pengerjaan revitalisasi Rowo Jombor itu agar segera dijalankan.
"Harapan kami minta rencana tersebut dijalankan, sehingga masyarakat tidak merasa diberi harapan palsu," harapnya. (*)